12. pt 1

95 10 6
                                    

Terakhir, sunblock! Aku tidak mau kulitku terbakar oleh teriknya matahari di Korea Selatan pada siang hari.

Akan kuberitahu schedule-ku hari ini: kerja kelompok di McDonald's dekat rumah Seokjin.

Emm, jangan tanyakan kenapa lokasinya didekat rumah Seokjin. Tentu saja karena dia (Seokjin) yang memutuskan.

Geunde, aku senang sekali. Karena setelah mengetahui lokasi McDonald's tersebut dekat ke rumah Jimin. Aku bisa mengunjunginya nanti. (Tapi)

Kusisipkan beberapa lembar uang di ransel berwarna hitam dan memasukkan handy book dan kotak pensil. Taklupa kumasukkan laptop untuk berjaga-jaga kalau Yoongi tidak menepati janjinya untuk membawa laptop.

Sekilas, aku mengamati wajahku melalui cermin rias dikamarku.

"Makeup-ku apa tebal sekali?" Kuusap sekilas pipiku dengan gusar, melihat warna kontras ditimbulkan antara bagian yang tertutupi bedak dan tidak.

"Eoh. Sejak kapan makeup-ku jadi semakin tebal?" Aku menuju kamar mandi dan membilas wajahku dengan sebum untuk menghapus makeup.

"Nana! Ada yang mencarimu dibawah"

"Mwo? Appa billang apa?" (Apa?)

"Ada yang mencarimu! Teman sekelas!"

Kubilas wajahku dengan air dan segera mengeringkannya dengan handuk kecil. Langsung aku berjalan dengan cepat keluar kamar dan menunduk kebawah untuk melihat seseorang yang mencariku.

"KANG HYUNA?"

Yang dipanggil menengadah. Ia menampilkan senyuman lebarnya. Aku melambaikan tanganku cepat, menyuruhnya menaiki tangga dan menemuiku. Ia menuruti.

"Ya, kapan kau kembali? Bukannya besok?"

Hyuna langsung memelukku dan melompat-lompat dengan heboh. Akupun mengikutinya. Kami seperti setahun tidak bertemu saja.

"Kata Yoongi kalian akan diajari Jin-oppa. Aku tidak mau melewatkannya!"

Hyuna terlihat bahagia.

"Eh, kau suka Seokjin?"

Wajah Hyuna memerah. Ia tidak dapat menutupinya.

"Kau bilang padaku dulu kau menyukai Taehyung"

Aku sedikit kecewa. Dia membohongiku? Aku jadi teringat Taehyung yang agak senang ketika aku beritahu kalau Hyuna menyukainya. Setauku juga, mereka pernah saling berbalas pesan.

Padahal aku berharap padanya, agar dia dapat mengubah sifat Taehyung yang suka gonta-ganti pacar.

Atau mereka sudah tidak komunikasi lagi? Atau Taehyung mencampakkannya? Anak itu benar-benar akan kuberi santapan malam nanti kalau ia melakukan hal buruk kepada sahabatku.

"Eng.."

Tatapan Hyuna menjadi tidak nyaman. Ia sedikit mengendurkan pelukannya.

Wah, Taehyung, jinjja.

Untung kau sedang diluar hari ini.

"Setengah jam lagi. Ayo kita pergi!" Ucapku dengan semangat. Aku merasa bersalah juga.

"Ay--kau tidak berias?"

Oh, astaga! Aku baru ingat kalau aku habis saja mencuci wajahku.

Hyuna tersenyum lalu seperti lemilik rumah, ia membawaku kedalam kamar kembali lalu mendudukkanku dikursi depan meja rias.

Two Lines of Park Jimin (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang