Enough is Enough

8.7K 387 170
                                    

From : Lesley 20.45 pm

Sayang, kamu masih di rumah Alucard? Memangnya tugasmu sudah dikerjakan? Kalau belum, jangan pulang malam-malam!

From : Lesley 21.10 pm

Di sana kalian sedang apa? Sudah makan malam belum?

From : Lesley 21.30 pm

Sudah jam setengah sepuluh, sayang. Tadi aku telfon ke rumahmu kata Mamamu kamu masih belum pulang :(
Kenapa sih kamu nggak balas pesan aku?

From : Lesley 21.40 pm
Aku nggak bisa tidur kalau kamu belum pulang ke rumah :(
Kapan kamu pulaaaaanggg???

Gusion memandang senewen sederet pesan yang ia terima dari kekasihnya. Ia memang sengaja mengabaikan pesan itu karena merasa Lesley terlalu cerewet dan itu membuatnya emosi. Gusion tau jika ia membalas pesan cewek itu maka kata-kata kasarlah yang akan ia kirimkan. Dan bertengkar dengan Lesley adalah hal yang paling ia tidak sukai. Walaupun cerewet, dia sangat sayang cewek itu.

"Berisik amat ponselmu." protes Alucard, mata masih terfokus pada layar televisi, menampilkan game yang sedang mereka mainkan.

"Paling itu Lesley." Clint tertawa. Gusion memijat pelipisnya, mendadak merasa pusing.

Zilong berseru senang saat berhasil menang melawan Alucard. Alucard melempar konsol gamenya kesal.

"Kasih tau kalau kau lagi di sini." Hayabusa menyarankan.

"Sudah." sahut Gusion malas. "Dia maunya aku pulang."

"Yaelah baru jam segini." Lancelot melirik jam di ponselnya.

Gusion hampir menyahut saat tiba-tiba ponselnya berbunyi lagi. Kali ini memutar nada dering yang menandakan ada panggilan masuk. Kelima temannya sontak mentertawakan Gusion karena mereka tau siapa yang menelfonnya. Dan memang benar, Lesley yang menelfonnya.

"Kurasa kalau terus diabaikan lama-lama dia bakalan kesini." Clint tergelak. Alucard justru terlihat sedikit kesal.

"Lain kali minta izin Lesley dulu lah baru kau main kesini." sindir Alucard. "Suara ponselmu bikin telingaku sakit."

Reaksi teman-temannya semakin membakar emosi yang sedari tadi Gusion tahan. Ia menolak panggilan Lesley kemudian mematikan ponselnya. Gelak tawa yang tadinya terdengar memenuhi ruangan seketika berubah senyap. Mereka sadar Gusion benar-benar marah sekarang.

"Mau kemana?" tanya Zilong ketika Gusion meraih ransel dan kunci motornya.

"Pulang!" sahutnya sewot. "Mending tidur sekalian." Gusion berjalan cepat menuju pintu keluar, saking emosinya ia bahkan tidak berpamitan lagi pada Ibu Alucard yang sedang duduk di ruang keluarga, menatap bingung remaja cowok yang tampak begitu kesal sampai ada efek asap keluar dari kepalanya.

Gusion memakai helm dan segera menyalakan motor sportnya. Sedikit terbawa emosi, ia memutar-mutar gas hingga menimbulkan suara meraung-raung sebelum melesat cepat menuju rumahnya.

Dalam hati, cowok itu mengutuk dirinya sendiri. Memang benar. Cewek itu merepotkan.

Harusnya ia tidak pernah pacaran.

***

Paginya saat Gusion menyalakan kembali ponselnya ia melihat ada 65 panggilan tak terjawab dan 84 pesan dari Lesley. Ia benar-benar tidak mengerti dengan cewek itu. Seingat Gusion, Lesley yang dulu tidak seperti ini. Entah mengapa sekarang ia berubah menjadi sangat cerewet. Tidak bisa sedikitpun tidak mendapat kabar dari Gusion dan hal itu lama-kelamaan membuat Gusion kesal.

Attention [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang