Tatapan judes Freya menyambut Lesley ketika ia masuk ke ruang ganti cheerleader sore itu.
"Apa?" tanya Lesley malas. Sudah biasa menghadapi Freya macam begini.
"Mantanmu itu penyusup." Freya menunjuk ke arah loker Lesley yang terbuka. "Dia masuk ruang ganti cheerleader diam-diam cuma untuk naruh hadiah buatmu."
Dahi Lesley mengerut, menghampiri lokernya yang seharusnya tertutup tapi sekarang terbuka lebar. Memang sih dia tidak menaruh barang yang penting di sana. Hanya barang-barang sepele seperti peralatan mandi, handuk kecil dan lotion.
"Menyusup itu ilegal, kamu tahu?" Freya menjerit dramatis.
"Siapa yang berani buka loker aku?" Lesley menatap tajam berkeliling. Membungkam Freya, membuat Odette tertawa kaku, Miya mendesah lelah dan sisa anggota cheers lainnya pura-pura mengerjakan hal lain. Lesley melihat Layla ngumpet di pojokan.
"Layla!"
"Sori, Ley. Abisan tadi kebuka dikit terus Freya kepo jadi aku buka, deh." sahut Layla cemberut.
Lesley memandang Freya sebal.
"Tetap saja yang salah mantanmu!" Freya tidak mau mengalah.
Tidak menghiraukan teman-temannya yang gaje, Lesley mengeluarkan dua benda yang katanya diletakkan di sana oleh mantan Lesley si penyusup. Sebuah cokelat dan bunga mawar. Ada kartu ucapannya.
Manis dan cantik. Seperti kamu.
- G"Cheesy banget, njir." komentar Miya, disusul gumaman setuju dari cewek lainnya. Lesley baru sadar seluruh tim cheerleader yang kepo mengintip di balik punggungnya dan ikut membaca pesan itu. Wajah cewek itu bersemu sedikit. Segera memasukkan cokelat dan bunganya kembali ke dalam loker lalu membanting pintunya keras.
"Ganti baju! Latihan sekarang!" perintah Lesley galak. Seperti anak buah, mereka langsung menuruti perintah Lesley. Termasuk Miya, sang ketua yang harusnya memberi perintah. Cewek rambut putih itu beberapa detik kemudian baru tersadar.
"Eh, songong. Ketuanya kan aku!"
Lesley hanya nyengir dan buru-buru ganti pakaian sebelum kena jitak sepupunya itu.
***
Tepat pukul 5 sore latihan klub selesai. Tim cheerleader sudah cukup puas dengan latihan formasi mereka yang baru. Tinggal menyempurnakan sedikit lagi sebelum mereka tampil di perempat final, mendampingi tim basket Dawn High School melawan tim basket Valor High School.
"Aku masih mikir kalau sebaiknya Ley aja yang tetap di formasi paling atas." Odette terlihat tidak tenang. "Jujur aku masih takut kalau lihat ke bawah."
"Nggak apa-apa, Dette. Percaya sama kita-kita. Kamu nggak akan jatuh." Lesley berusaha menenangkan.
"Iya. Lagian cuma sementara aja sampai Lele sembuh." timpal Hanabi enteng lalu menenggak minumannya.
Miya mengangguk. "Yaudah, girls. Sampai sini dulu latihan hari ini. Besok kita coba pakai musik."
Para cewek cheerleader itu kemudian bangkit berdiri, bubar setelah mendapat izin dari ketua mereka. Tim basket juga sudah selesai melakukan latihan mereka dan diizinkan pulang oleh Pak Roger. Lesley melihat Gusion berjalan ke arahnya.
"Sudah kamu terima?"
Lesley tahu apa yang Gusion maksud tapi cewek itu justru memasang tampang polos.
"Apanya?"
"Hadiahnya?" Gusion terdengar bingung. "Cokelat sama bunga?" Gusion yakin sudah menaruhnya di loker Lesley. Atau mungkin ia salah taruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention [COMPLETED]
Ficção AdolescenteCewek itu merepotkan-- atau begitulah menurut Gusion Paxley. Tapi dia membuat pengecualian untuk satu cewek yang benar-benar ia sayangi; Lesley Vance. Mereka telah menjadi sepasang kekasih selama lima tahun dan sejujurnya Gusion merasa Lesley mulai...