The Thief

2.8K 241 145
                                    

"Ngapain kau kesini?"

Gusion menatap tajam si pengganggu permanen dalam hubungannya dan Lesley-- Claude. Masih berdiri di ambang pintu dan Gusion akan memastikan langkah cowok itu hanya sampai di sana saja.

"Bukan urusanmu." balas Claude dengan alis terangkat.

"Jelas urusanku." Gusion melipat lengannya di depan dada. "Ini daerah teritoriku."

"Ha?" Claude tertawa sinis. "Apa kau sejenis anjing yang menandai daerah kekuasaannya?"

"Ya." sahut Gusion sengit. "Dan seluruh rumah ini sudah kukencingi."

"Ya Tuhan." desah Lesley, mendadak merasa pusing melihat Gusion dan Claude yang saling menukar tatapan tajam. Tampak tidak ingin kalah pada satu sama lain. Sementara di halaman keluarga Vance, Harley sedang asyik main bersama monyet milik Claude.

"Lihat, Kak!" Harley mengeluarkan lingkaran api (?). "Ayo, monyet! Loncat!"

Melihat aksi ekstrem yang akan diajarkan Harley pada monyetnya, Claude terbelalak kaget. "Dexter!" teriaknya panik, segera berlari untuk menyelamatkan monyet kesayangannya.

Gusion menarik lengan Lesley pelan agar lebih dekat dengannya.

"Suruh dia pulang." bisik cowok itu, memerintah. Lesley memandang Gusion tidak setuju. "Atau aku yang akan mengusirnya. Dengan kasar."

Cewek pirang itu melipat lengannya, memandang Gusion sebal.

"Jaga sikapmu, Tuan Paxley." kata Lesley, membuat dahi Gusion mengerut tidak suka. "Lagipula nggak apa-apa kan kalau Claude berkunjung kesini?"

"Ley--"

Lesley memberi isyarat agar Gusion tutup mulut. "Sopan pada Claude, atau kamu nggak boleh dekat-dekat aku lagi."

Gusion cemberut, terpaksa menuruti perintah cewek itu.

Definisi yang tepat untuk menggambarkan Claude dalam tiga kata menurut Gusion; pengganggu, sok ganteng, dan tidak tahu diri. Gusion menyipitkan mata, memandang tidak suka pada cowok yang sekarang ikut makan malam bersama mereka. Dibaikin ngelunjak-- begitu kira-kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan Claude. Salah memang Gusion bersikap baik pada cowok itu. Ia jadi betah berlama-lama bahkan numpang makan di sana. Dasar tidak tahu diri, umpat Gusion dalam hati. Tidak sadar dia sendiri juga numpang makan di situ.

"Masakanmu benar-benar enak, Lesley." puji Claude, tersenyum sambil memandangi Lesley. "Kamu sudah cocok jadi seorang ibu." lanjutnya, "ibu dari anak-anakku." Claude menyeringai saat melihat cewek rambut pirang itu sedikit tersipu.

Gusion berdeham. "Itu," ia berkata pada Lesley yang duduk di sebelahnya, "adalah perkataan seorang buaya." ia memandang Claude tajam. "hati-hati. Jangan sampai terjatuh dalam perangkapnya."

"Diam kau, biawak!"

"Anoa!"

"Musang!"

"Trenggiling!"

"Kucing!"

Keduanya menatap galak Harley yang ikut-ikutan.

"Kenapa?!" tanya bocah shota itu tidak santai. "Kucing kan lucu!"

BRAAAAKKK

Ketiga cowok itu terlonjak kaget. Dahi Lesley berkedut kesal. Rasanya ia ingin menjitaki ketiganya.

"Beresin mejanya." perintah cewek itu. Datar dan dingin.

Ketiganya langsung berdiri, cepat-cepat membereskan meja makan bekas mereka makan malam tanpa membantah.

Attention [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang