"Black Wolf itu organisasi yang sangat licik," Natalia berbisik serius. "Mereka bahkan sekarang mengirim orang yang seumuran denganmu untuk menjalankan misi."
"Tunggu dulu," Gusion mengernyit, "Maksud Mrs, misi mengambil peta dari keluarga Vance?"
Natalia mengangguk. "Orang itu bisa jadi siapa saja. Bisa saja teman sekelasmu, Gusion."
Perkataan Mrs. Natalia mengganggu pikiran Gusion hingga kesulitan konsentrasi di kelas. Rumus-rumus yang dituliskan Pak Estes di papan tulis mendadak tampak seperti huruf yunani kuno atau semacam itu. Gusion mengerutkan alis. Dia tidak mungkin tiba-tiba mengidap disleksia, kan?
"Kenapa oi?" Alucard, teman sebangkunya, mulai merasa senewen melihat ekspresi Gusion yang sejak tadi berubah-ubah dan bikin mata sepet.
"Itu si Estes nulis apaan, sih." bisik Gusion songong.
"Nggak tau. Bahasa Thailand kali." sahut Alucard asal. "Biasanya juga kau paling jago itung-itungan. Apalagi kalau itung-itungan utang."
"Elah." Gusion mulai mencatat rumus yang dituliskan Pak Estes buat nanti dipahamin di rumah. "Kalau di sekolah kita ada penjahat, menurut kau siapa?"
"Penjahat apaan dulu? Kalau penjahat kelamin ya jelaslah si Clint."
Gusion reflek tertawa keras. Para murid yang tadinya fokus dengan buku mereka masing-masing langsung menatap ke arah Gusion, membuat cowok itu segera menutup mulut. Pak Estes berdeham.
"Apa yang lucu, Paxley?"
"Nggak ada, Pak. Maaf."
Untunglah Pak Estes orangnya selow jadi Gusion tidak terkena hukuman. Pak guru berambut panjang itu kembali menuliskan materinya di papan.
Alucard nyengir. "Lagian ngapain kau nanyain pertanyaan absurd kaya gitu?"
"Ini serius." Gusion menatap Alucard tajam. "Cewekku dalam bahaya."
"Lesley?" cowok pirang itu menatap Gusion malas. "Mantan kali."
Gusion mengabaikan kalimat terakhir Alucard. "Black Wolf mengincar keluarga Vance."
Mendengar nama Black Wolf, Alucard langsung mengerti mengapa Gusion bilang ini masalah serius.
"Nanti kita diskusiin lagi pas istirahat." putus Alucard. Gusion mengangguk setuju.
"Black Wolf?" Hayabusa mengulang tidak percaya. "Kenapa bisa Lesley berurusan sama mereka?"
Black Wolf bukan organisasi sembarangan. Mereka organisasi penjahat kejam di Land of Dawn dan terkenal sulit ditangkap. Bahkan oleh pasukan elit kepolisian dan assassin professional sekalipun. Mereka terkenal sadis dan tidak segan membunuh siapapun termasuk wanita dan anak kecil. Mendengar nama Black Wolf saja bisa membuat siapapun merinding.
"Orangtuanya anggota S.W.A.T, ingat?" jawab Gusion, memutar-mutar bola basket di tangannya. Mereka sengaja memilih lapangan indoor basket sebagai tempat diskusi karena selain sepi, Alucard sebagai ketua klub punya akses kunci tempat itu. "Mamanya meninggal di misi terakhir. Misi penyerangan langsung ke markas Black Wolf. Guruku di klub bela diri seorang Assassin profesional yang kebetulan terlibat dalam misi tersebut. Dia mengatakan padaku kalau Black Wolf sedang mengincar peta, dan kemungkinan disimpan di rumah keluarga Vance."
"Oh. Aku ingat." seru Zilong, "waktu itu kau bilang sempat ada yang menyusup ke rumah Lesley dan membongkar brankas, kan?"
Gusion mengangguk. "Untungnya mereka nggak mendapat apa yang mereka inginkan."
"Sebeneranya peta apa sih yang mereka mau ambil?" tanya Clint lalu menenggak minuman soda miliknya.
"Peta ke markas besar Black Wolf, kayaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention [COMPLETED]
Teen FictionCewek itu merepotkan-- atau begitulah menurut Gusion Paxley. Tapi dia membuat pengecualian untuk satu cewek yang benar-benar ia sayangi; Lesley Vance. Mereka telah menjadi sepasang kekasih selama lima tahun dan sejujurnya Gusion merasa Lesley mulai...