Stalker

3.8K 269 263
                                    

Pagi itu Gusion tidak langsung pergi menuju kelasnya XII MIPA 1, ia justru pergi memutar ke kelas XII MIPA 3 di mana Miya langsung menghampirinya saat mereka beradu pandang.

"Lele katanya sakit?" tanya cewek itu khawatir.

Gusion mengangguk. "Kakinya terkilir dan dia demam sedikit." cowok itu mengeluarkan sebundel makalah dan menyerahkannya pada Miya, "nitip makalah Biologi punya Lesley."

"Oke." Miya memeluk makalah itu. "Kata Paman, Lesley semalam kejebak di perpus. Kok bisa?"

"Aku juga heran kenapa Ibu Aurora nggak periksa-periksa dulu sebelum kunci pintu." Gusion menghela napas. "Paman Vance kayaknya marah banget. Tadinya beliau mau datang ke sekolah, minta pertanggung jawaban Ibu Aurora tapi Lesley melarang. Katanya ini juga salah dia sendiri karena ceroboh."

Miya sudah dengar cerita itu. Ayah Lesley menelfon adiknya, alias Ibunya Miya, semalam. Beliau terdengar sangat marah. Ia bahkan sempat ingin menuntut sekolah segala. Syukurlah Lesley bisa menenangkan Ayahnya dan tidak memperpanjang masalah ini.

"Ya udah. Aku balik ke kelas dulu." pamit Gusion. Langkah cowok itu terhenti ketika Miya memanggil namanya lagi. "Kenapa? Mau titip salam buat Alucard?"

Pipi Miya bersemu sedikit. "Bukan." cewek rambut putih itu menatap Gusion serius. "Aku mau nanya satu hal sama kamu."

"Apaan?"

"Kau ini sebenarnya gimana sama Lesley? Masih sayang apa nggak?" Miya sejujurnya sudah tidak tahan lagi dengan sikap Gusion. "Asal kau tau aja, Lesley dihukum juga gara-gara kau, Gusion. Gara-gara ucapanmu di tempat karaoke dia jadi sedih dan lupa ngerjain tugasnya." Miya menghela napas. "Bukan sekali ini saja kata-katamu nyakitin sepupuku. Kau nyadar nggak, sih?"

Gusion bersandar di tembok, menghindari mata Miya. "Yeah. Aku tau, kok."

"Terus?"

Cowok rambut cokelat itu menyipitkan mata. Sedikit kesal karena Miya justru lebih demanding daripada pacar-- mantan pacarnya sendiri.

"Aku serius soal ingin balikan dengan dia." jelas Gusion cepat. "Tapi kau lihat gimana reaksinya, kan?" Gusion mendengus. "Aku merasa nggak diinginkan lagi."

Miya justru tertawa sinis mendengar kalimat Gusion. "Kau pikir setelah dipermalukan di depan umum dan disakiti berkali-kali, Lesley bakal langsung menerimamu saat kau bilang mau kembali heh Gusion?"

Gusion tidak bereaksi.

"Kau pikir sepupuku itu apa?" cewek itu berusaha keras mengendalikan emosinya. "Kau putusin dia saat kau kesal lalu kau ingin dia kembali saat kau mulai rindu?"

"Aku memang brengsek, aku tau itu." Gusion mengacak rambutnya frustasi. "Tapi aku bersumpah, Mi. Aku sayang Lesley. Aku ingin dia kembali padaku." raut cowok itu kemudian berubah kalut. "Tapi aku merasa dia nggak menginginkanku lagi. Aku bisa mengerti kenapa. Aku ngerti kalau dia membenciku setelah semua yang kulakukan." Gusion menghela napas panjang. "Beritahu aku. Apa dia kencan dengan Claude?"

Sudah lebih dari enam tahun Miya mengenal Gusion Paxley baru kali ini cowok itu terlihat menyedihkan di mata Miya. Cowok ganteng, populer, pintar, jago basket dan berasal dari keluarga berada itu jelas tidak punya alasan untuk tidak percaya diri. Selama ini bahkan Miya merasa Gusion cenderung sombong dan egois.

Tapi kali ini Miya menyaksikan sendiri bagaimana Gusion terlihat cemas dan tidak percaya diri.

"Menurutmu gimana?" tanya Miya balik. Sengaja mempermainkan perasaan Gusion, sedikit.

"Yang aku tau Claude menyukai Lesley." Miya bisa melihat otot leher Gusion menegang.

Sama seperti Lesley, sikap dingin Gusion membuat para cewek yang menyukainya kesulitan untuk mendekati cowok itu. Sampai saat di mana Gusion bertemu dengan sepupunya yang penyendiri, cewek yang hanya memikirkan soal orang tua dan adiknya, yang membuat Gusion akhirnya mencair. Miya selalu melihat cinta yang begitu besar dari cowok itu untuk sepupunya. Meski untuk beberapa saat sorot cinta itu sempat hilang namun sekarang Miya merasa bisa melihatnya lagi.

Attention [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang