Jealousy

4.3K 311 146
                                    

Harley menggerakan jarinya dengan sangat cepat di atas keyboard. Jika ada hal yang paling dikuasai Harley, maka itu adalah teknologi terutama soal komputer dan hacking. Lesley tidak tau dari siapa adiknya yang baru tiga belas tahun ini belajar, tapi yang jelas kemampuan Harley memberi keuntungan bagi mereka.

"Yo. Aku berhasil, Kak."

"Pintar." Lesley mencubit pipi Harley. Harley berteriak protes dan cemberut. Lesley tertawa. "Nanti kakak beliin es krim."

"Ya sudah. Aku maunya parfait! Yang besar!"

Lesley mengabaikan Harley. Matanya fokus pada layar komputer yang menampilkan situs yang berhasil Harley bobol; situs Church of Light, organisasi assassin terkenal yang sering bekerja sama dengan S.W.A.T Mythical Glory; pasukan elite kepolisian Land of Dawn di mana Ayah dan Ibu Lesley bekerja.

"Cari data Natalia."

"Oke." Harley kemudian menggerakkan jari-jarinya di atas keyboard dengan cepat lagi. Tampilan di layar komputer berganti-ganti hingga akhirnya menampilkan profil seorang wanita cantik rambut putih.

"Natalia Phantom..." dahi Lesley mengerut karena informasi personalnya hanya sampai situ saja. Selebihnya hanya data-data misi yang berhasil ia selesaikan. Dilihat dari begitu banyak misi yang ia berhasil kerjakan Natalia ini pasti assassin professional.

Orang tua Lesley tidak banyak bercerita tentang pekerjaan mereka. Yang Lesley tau hanyalah mereka anggota kepolisian elite yang melindungi Land of Dawn dari ancaman kejahatan. Kejahatan skala tinggi yang artinya sangat berbahaya. Dalam satu misi di mana Ayah dan Ibu Lesley berada dalam tim terpisah, misi Ibu Lesley karena suatu sebab, yang sampai sekarang belum diketahui, menjadi kacau. Seluruh anggota tim terbunuh. Kecuali Natalia.

Lesley benar-benar tidak terima karena pemerintah menutup kasus kematian Ibunya begitu saja. Mereka menganggap cukup dengan memberi kenaikan pangkat pada mendiang ibunya maka kesedihan keluarga Vance terobati. Tidak. Tidak begitu. Jelas tidak begitu. Lesley dan Harley ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya. Mereka ingin tahu siapa yang membunuh Ibu mereka. Sikap Ayah yang tampak berpihak pada pemerintahpun membuat Lesley kesal. Untuk itu ia dan Harley berusaha mencari informasi sendiri.

"Beberapa detik lagi sebelum aku ketauan." ujar Harley santai dan tiba-tiba layar komputer nge-glitch dan mereka tidak bisa lagi melihat situs Assassin paling top di Land of Dawn. "Sori Kak cuma bisa segitu aja. Aku harus ganti IP sekarang."

"Ya. Nggak apa-apa." Lesley mengacak rambut Harley. "Seenggaknya aku sudah lihat wajah Natalia seperti apa."


***

Ibu Pharsa menatap kecewa murid cewek berambut pirang di hadapannya. Entah mengapa akhir-akhir ini yang biasanya nilai anak ini, meskipun cuma rata-rata, mendadak terjun bebas. Padahal sebentar lagi ujian kelulusan akan diadakan.

"F." Ibu Pharsa menyodorkan selembar kertas ujian Fisika. "Lalu F lagi." selembar lagi. Murid cewek itu hanya nyengir kaku. "Sebenarnya ada apa, Lesley Vance?" Ibu Pharsa kelihatan marah tapi juga khawatir. "Ibu benar-benar kecewa."

Entah apa yang harus dikatakan Lesley. Dia memang tidak belajar akhir-akhir ini karena terlalu fokus pada tes seleksi Akademi Kepolisian Land of Dawn, juga mempelajari kasus ibunya. Dua hal itu menjadi prioritas untuk Lesley saat ini demi mengungkap kematian Ibunya.

"Aku minta maaf, Bu. Aku janji akan belajar lebih giat."

"Tidak akan ada waktu." Ibu Pharsa memotong dengan tegas. "Tinggal sebentar lagi sampai ujian kelulusan. Memangnya kamu mau tidak lulus."

Lesley menelan ludah, menggeleng.

Ibu Pharsa menghela napas. "Ibu rasa kamu butuh bantuan, Lesley. Kamu butuh belajar dengan murid yang bisa membimbing kamu."

Attention [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang