Dua jam sebelumnya...
Sougo duduk, dia menghirup wangi green tea yang dihidangkan oleh Yukina. Gadis kecil itulah yang menemaninya mengobrol sejak toko di buka. Karena masih berstatus maiko, Yukina belum bisa melayani tamu yang datang, jadi disinilah dia duduk bersama wanita tinggi itu.
Yukino terus menengadah melihat Sougo. Awalnya Sougo tidak terlalu memperdulikannya, namun tatapan gadis itu semakin lama semakin mengganggunya. Akhirnya dia angkat bicara,"Kau mau menanyakan apa..?"
Gadis kecil itu kelabakan, wajahnya memerah. "Tidak... onee-san sangat cantik. Ma-makanya spontan..." suaranya makin mengecil.
Sebagai 100% pria normal, macho, plus keren, dipanggil cantik sangat melukai harga dirinya sebagai bishounen paling dikenal sepanjang sejarah jepang. Tapi, mengingat ini misi, dia hanya bisa menyunggingkan senyuman gemerlapannya.
"Makasih..." tuturnya seperlunya.
Yukino menyunggingkan senyuman, ah, tiba-tiba dia teringat sesuatu, "Ohya, apa hubungan onee-san dengan Kagura-neechan ? Kalian terlihat sangat akrab.."
"Gadis china ? Dia budakku " jawabnya langsung. "Hei, jangan marah, memang itu kenyataanya".
Mendengar jawaban itu, Yukino terkejut. "Bu-budakmu ? Kagura-neechan ? Bu-budak apa ?"
"Hm...untuk pertanyaan itu, aku gak akan jawab. Lekas besar, lalu aku akan memberitahumu..." ucapnya dengan mengerlingkan matanya kepada gadis kecil itu.
Yukino mengangguk keras, wajahnya memerah lagi. Dia memang masih bocah, namun lama tinggal di Yoshiwara, membuatnya tidak buta dengan hal semacam itu. Dia mengerti namun tidak menyuarakannya. Satu hal yang pasti olehnya, Kagura dan Okina, memiliki hubungan rahasia. Benar-benar rahaaaasia....
Usai minum tehnya, Sougo pamit keluar, dan dia disambut oleh pemandangan yang membuat darahnya tanpa sadar mendidih.
Mata Kagura terbelalak, biru bertemu merah, dia menyadari Sougo melihatnya, dalam pelukan salah seorang pelanggan.
"Sampai nanti, Kagura-chan. Besok aku akan datang lagi..cup" pelanggan itu hendak mencium bibir Kagura, namun Kagura cepat menghindar dan hanya mengenai pipinya.
Dalam pelukan yang terlepas perlahan, Kagura meremas kimononya. Dadanya terasa perih, sulit untuk bernafas, nafasnya tercekat merasakan tatapan Sougo di belakangnya. Dia merasa berdosa tanpa sebab yang jelas. Alhasil, dia hanya bisa melambaikan tangan pada pelanggan yang menjauh.
Suasana hening, keduanya tidak bergerak. Seperti ada dinding pembatas antara mereka dengan dunia sekelilingnya, tamu yang datang dan pergi tidaklah jadi perhatian keduanya. Bahkan ketika ada tamu lagi yang menghampiri Kagura, gadis berambut vermillion itu tidak memerdulikannya.
"Yo, China, kau populer juga. Padahal kau masih maiko, namun tangkapanmu lumayan juga " ucap Sougo sarkastik. Dia mengabaikan rasa sakit yang menghujam dadanya. Terluka oleh perkataannya sendiri.
Kagura terdiam mematung. Batinnya berteriak, ingin membalas kata-kata pemuda itu. Namun, sesuatu menahannya. Wajah Sougo yang terhias make-up tidak bisa menyembunyikan ekspresi sakit itu.
"Baiklah...aku pergi saja. Selamat bersenang-senang China. Aku harap kau tidak lupa dengan tujuan kita..." Sougo berlalu. Hanya satu yang dia inginkan sekarang. Sake.
.............
"Sa-sadist, sadarlah!" Kagura mencium bau sake dari nafas pemuda yang kini berada diatas tubuhnya dengan tangannya menahan kedua pergelangan tangan gadis itu di atas kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Lip and The Sadist
Fanfiction[COMPLETED] Kagura menggerutu kesal, terperangkap bersama ketua tim satu shinsenggumi saja sudah lebih dari cukup, sekarang dia harus menyamar menjadi Geisha untuk menangkap buronan yang melarikan diri. "Panggil aku Okina disini, China.." ucap Sougo...