Sajadah Cinta #05

104 27 0
                                    

Jerryan Dominic
- ketua The Black -

😎😎😎
****

Dering ponsel Geral kembali terdengar untuk yang ketiga kalinya, selama itu pun cowok itu tetap mengabaikan panggilan-panggilan yang masuk ke ponselnya. Geral hanya diam sambil sesekali menertawakan kelakuan Arbi dan Nanta yang menurutnya cukup menggelikan dan unfaedah.

Rumah Arbi sepi, orang tuanya sibuk bekerja di luar kota. Sementara Ara pamit pergi bersama kedua sahabatnya, Zahwa dan Fika. Jadilah sekarang hanya ada mereka bertiga dengan ditemani layar televisi yang menyala dan stick PS di tangan mereka.

"Gila Ar, curang mulu lo!" protes Nanta.

"Kaki lo berat kebo!" Nanta memukul kaki Arbi yang dengan sengaja menindih kedua paha Nanta.

Bukannya merasa bersalah atau apa, Arbi malah nyengir tanpa dosa. Dan detik selanjutnya dia bersorak senang karena menang lagi, dengan curang tentu saja. Hahahaha...

"Asalkan ku bahaaaaaaaaa-giiii-aaaaaaa..." Arbi menatap Nanta dengan cengiran khasnya, yang menurut Nanta cute-cute minta ditabok.

"Ye.. Si kebo malah nyanyi." Nanta melempar stick PS di tangannya kearah Geral dan tepat sasaran. Benda itu mendarat dengan mulus di atas paha Geral yang sedang selonjoran di samping Arbi.

"Angkat noh!" Nanta menunjuk ponsel Geral dengan dagunya, "berisik, ini yang ketiga kalinya hp lo bunyi. Angkat! Siapa tau penting."

"Nggak penting sama sekali" ucap Geral datar. Cowok itu sama sekali tidak tertarik untuk melirik apa lagi melihat ponselnya.

"Memang siapa?" tanya Nanta.

"Adiwijaya" ucap Geral. Dia tau pasti siapa yang akan menghubunginya, laki-laki itu pasti akan meminta izin untuk kembali ke jepang hari ini.

Tadi pagi Adiwijaya sudah memberitahukan Geral perihal keberangkatannya ke Jepang, karena cabang perusahaan disana sedang mengalami sedikit masalah, jadi mau tidak mau Adiwijaya harus turun tangan langsung.

Di pikiran Geral tentu saja itu hanya alasan yang dibuat laki-laki itu agar hidup berjauhan dengannya, alasannya selalu saja sama "ini demi Geral". Memangnya apa yang demi Geral?

Geral selalu sendiri di rumah, itu sebabnya dia akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah mamanya, menceritakan banyak hal yang dia alami, mengatakan keluh kesahnya, bahkan walau hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun, sampai dia tertidur pun Geral tidak sadar.

Geral hanya percaya pada mamanya, hanya mamanya yang mengerti tentang perasaan Geral, hanya mamanya yang tau apa yang harus dilakukan Geral. Meski sekarang Geral sedikit banyaknya sudah bisa berbagi dengan kedua sahabatnya, Arbi dan Nanta, tapi tetap saja rasanya berbeda saat menceritakan semuanya dengan mamanya.

Andai mama, perempuan yang paling berharga dalam hidup Geral masih disini.

Andai mamanya masih bisa menjawab semua keluh-kesah Geral.

Andai mamanya masih bisa mendengar setiap cerita tentang keseharian Geral.

Semuanya pasti akan jauh lebih baik. Geral tidak harus merasakan rasanya,

Hampa,
Kelam,
Menyedihkan.

Tapi sayang, semua itu hanya berupa kalimat, Andai, Andai, dan Andai.

Arbi yang duduk di sebelah Geral menepuk pundak cowok itu, raut wajahnya berubah serius.

"Gue tau semuanya berat buat lo Ger, tapi coba lo liat dari sisi pandang orang lain, jangan terlalu membenci sesuatu hanya karena itu yang kita lihat. Seenggaknya lo dengerin dulu penjelasan dari om Adi, masalah cari tau kebenarannya nanti lo bisa minta bantuan sama kita Ger, kita selalu siap buat lo. Kita sahabat, kalo lo lupa. Dan sahabat itu sudah seperti saudara buat lo kan?, dan begitu juga buat kita."

Sajadah Cinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang