Sajadah Cinta #13

89 22 0
                                    

Tentang sebuah pilihan

😎😎😎
****

Satu minggu berlalu sejak kejadian saling memaafkan antara ayah dan anak itu. Geral dan Adiwijaya, keduanya sama-sama mencoba mengerti satu sama lain, tapi terlepas dari hal itu kadang masih ada keadaan canggung yang menyelimuti keduanya.

Tapi tak masalah, karena Adiwijaya benar-benar sudah berubah. Laki-laki paruh baya itu tidak lagi sungkan untuk menekan egonya, karena baginya sekarang keluarga adalah harta yang paling berharga.

Hubungan keduanya bisa dibilang baik dan...... Bahagia.

Tapi jauh dari itu semua keduanya masih merasakan ketidaksempurnaan. Walau Selama seminggu ini hanya Adiwijaya yang memperlihatkan perasaan sedihnya, karena merindukan putera pertamanya.

"Papa nggak jadi ke Jepang?"

Mereka sedang menikmati sarapan pagi ini. Adiwijaya sudah siap dengan setelan kantornya.

"Nggak. Om Leon sudah mengurus semuanya."

Geral mengangguk mengerti, kembali melanjutkan memakan sarapannya.

Dretttt Dretttt

Malam ini jam 7 di tempat biasa.

Geral lebih memilih mengabaikan pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Yang dia lakukan hanya membaca tanpa berniat untuk membalas.

"Kamu di rumah aja?"

"Iya pah. Sepertinya sih gitu."

"Kalo mau pergi pakai aja mobil kamu. Kasian dia, kalah saing terus sama motor kamu itu."

Geral terkekeh, "iya."

Keduanya melanjutkan sarapan dalam keheningan sampai Adiwijaya pamit untuk berangkat ke kantor.

"Telpon papa kalo ada apa-apa" Adiwijaya berucap pada Geral yang masih duduk di kursi meja makan, sampai akhirnya berlalu dari sana ketika mendapat anggukan dari anaknya itu.

***

Mata cowok itu berkilat marah sesaat setelah mengetahui bahwa sebagian dari saham Wijaya Corp sudah dialihkan atas nama saudaranya, juga sebagian atas namanya tentu saja.

Cih

Bahkan untuk mengakui orang itu sebagai saudara saja rasanya sangat memuakan. Untuk orang yang sudah biasa hidup sendiri atau bisa dikatakan dengan mandiri, Jerryan bahkan tidak membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup.

Sombong?

Ya, mungkin itu lah yang orang-orang gambarkan mengenai sosok Jerryan Dominic. Putera pertama Adiwijaya, dan juga kalian tau lah, saudara kembar Geral.

Namun tidak banyak yang tau bagaimana sisi lain seorang Jerryan, kecuali orang-orang terdekatnya. Termasuk teman-teman dan almarhummah Vina, mamanya.

"Anak sialan itu pasti sudah berbuat sesuatu pada orang tua itu." papa, sambungnya dalam hati.

Iris hitam kelamnya semakin menajam, manik matanya menatap lurus pemandangan kota dari balik dinding kaca apartemennya. Pemandangan kota dengan matahari yang baru saja tampak.

Lagi-lagi perasaan itu kembali muncul. Perasaan sakit ketika baginya segala hal telah direnggut darinya, termasuk kebahagiaan masa remajanya.

Sajadah Cinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang