Sajadah Cinta #10

105 23 0
                                    

"–Dan dari kamu aku belajar bahwa hidup itu bukan hanya tentang aku, kamu, atau kita. Tapi hidup itu tentang kita bersama, tentang mereka juga, tentang kepedulian yang tidak mengenal batas. Seperti kamu yang peduli pada mereka semua"
– Gavin Geraldi

😎😎😎
****

Zahwa dan Geral baru saja turun dari mobil. Cewek itu menenteng beberapa paper bag yang berisi pakaian untuk anak-anak panti.

Baru saja hendak masuk ke halaman panti, Zahwa sudah dikagetkan dengan kedatangan seorang anak laki-laki kira-kira berusia 6 tahun. Anak laki-laki itu langsung memeluk erat Zahwa dan menyembunyikan wajahnya di perut Zahwa.

Zahwa balas memeluk sambil mengelus puncak kepala anak laki-laki di pelukannya. Anak laki-laki itu mengangkat wajahnya, menatap wajah Zahwa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Rindu!" gumamnya, lantas kembali mempererat pelukannya pada pinggang Zahwa.

Zahwa seketika terharu mendengar bahwa anak laki-laki ini merindukannya. Tangannya terus bergerak mengusap lembut puncak kepala anak laki-laki yang memeluknya erat.

"Adam kapan dateng?" tanya Zahwa.

Anak itu perlahan melepaskan pelukannya. Menatap Zahwa yang jauh lebih tinggi darinya.

"Belum lama kak. Adam sama mama, papa."

"Wah berarti kak Zahwa harus kenalan dong sama mama papa Adam. Adik kakak yang satu ini pasti seneng banget kan dapet keluarga baru. Pipinya tambah chubby aja, kalah nih kak Zahwa." Zahwa terkekeh membuat Adam juga ikut terkekeh. Sementara Geral masih diam sambil memperhatikan interaksi antara Zahwa dan Adam.

"Ayo kak!" Adam menarik tangan Zahwa memasuki halaman panti, sementara Geral mengekor di belakang mereka.

"Pelan-pelan Adam, nanti kamu jatuh." Zahwa memperingati, bukan karena takut dirinya jatuh karena tarikan Adam. Hanya saja takut Adam salah melangkah lalu jatuh akibat jalannya yang terlalu cepat.

Adam membawa Zahwa ke ruang tamu, disana ada sepasang suami isteri dan juga Bunda Bianca yang sedang berbincang-bincang. Mereka sedikit dikejutkan dengan kedatangan Adam yang sambil menarik Zahwa.

"Adam pelan-pelan sayang!" tegur wanita yang Zahwa duga sebagai ibu angkat Adam. Wanita itu tersenyum sembari meminta maaf pada Zahwa karena kelakuan Adam.

"Mama, papa, kenalin ini kakak yang paling Adam sayang," ucap bocah kecil itu dengan tatapan senangnya.

"Namanya kak Zahwa mah, cantik kan?" ucapnya pada wanita di depannya, Adam memeluk Zahwa dari samping membuat sebelah pipinya menempel pada pinggang Zahwa.

"Iya cantik. Kak Zahwa pasti baik banget ya sama Adam." Mendengar perkataan lembut wanita di depannya membuat Zahwa tidak tahan untuk tidak meneteskan air matanya. Cewek itu gampang sekali terharu, apa lagi kalau menyangkut masalah adik-adiknya di panti.

"Loh kamu kenapa nangis nak?" tanya laki-laki yang duduk di samping wanita tadi.

Zahwa menggeleng dan menghapus air matanya yang sempat menetes.

Bunda Bianca tersenyum hangat pada Zahwa, kemudian beralih pada Adam yang masih setia memeluk Zahwa dari samping.

"Zahwa memang seperti itu bu, pak. Suka terharu kalau ada adik-adiknya yang punya keluarga baru. Dan Adam ini salah satu yang paling dekat sama Zahwa, ya ibu bisa liat lah gimana Adam sekarang. Lengket banget sama kakaknya" Bianca sedikit terkekeh.

Sajadah Cinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang