Kali kali pake baku ah, pengen nyoba di ff ini 😂
Makasih yang udh kasih saran :) sarannya sangat berfungsi 😂Jungkook duduk berhadapan dengan seorang yeoja. Yeoja yang memang sangat dekat dengannya. Ia tak menyangka bahwa i akan menikah dengan wanita lain, yeoja itu menangis sehari sebelum Jungkook mengajak jalan Jennie pergi, yang awalnya ingin keramayana, kherja lhembur baghai khuda.
Memang awalnya orang tua Jungkook tang menyetujui pernikahan ini. Mama Jungkook tak mau anaknya menjadi penerus perusahaan milik ayah Jennie. Karena yang Mama Jungkook mau adalah Jungkook menjadi artis, dan memang sudah terwujud.
Jungkookpun juga tak mau menikah dengan Jennie yang notabenenya adalah pacar dari sahabatnya. Jungkook tak mau menghancurkan hubungan mereka. Awalnya Yoongi, dan sekarang dia.
Dan pada akhirnya orang tua Jennie berjanji tidak akan menjadikan Jungkook menjadi pengurus perusahaan. Dan akhirnya orang tua Jungkook menyetujui itu.
Namun, mereka tak tahu, wanita pujaan Jungkook tak ingin Jungkook menikah dengan sahabatnya sendiri. Walau tak ada yang tahu hubungan mereka. Sangat tertutup sampai sampai sahabatnya tak mengetahui itu.
"Mianhae, aku tak tahu harus bagaimana, aku mencintaimu sungguh" Jungkook memegang tangan mungil milik yeoja yang mempunyai poni imut dan berambut agak pendek.
(Cie kepo kalian, pasti tau nih -author)
"A-aku tak mengapa jika kau menikah dengan Jennie. Dia adalah sahabat terbaikku, dia akan menjagamu dengan baik, tenang saja, aku akan selalu ada didekatmu, selalu mendukungmu dari belakang layar, dan selalu berusaha memudarkan rasa ini" perempuan itu meneguk minuman yang ada didepan mereka.
"Maaf aku haus sekali haha" seperti terdengar garing. Jungkook berdiri dan duduk disamping Lisa. Ya, namanya Lalisa Manoban. Perempuan yang ia cintai— maksudku sangat ia cintai sampai sampai tak rela jika ia harus menikah dengan wanita lain selain Lisa.
"Lisa, aku akan berusaha membatalkan pernikahan ini, dan akan kembali disisimu, tenang saja, Jennie juga masih mencintai Taehyung. Tak mungkin ia meninggalkan kekasihnya sendiri" Jungkook memeluk Lisa.
"Aku mencintaimu, Jungkook"
***
Jennie mengepalkan tangannya, walau ia mendengar celotehan ibunya yang sangat menyakitkan. Jennie benci saat saat ia akan mengalami kesulitan seperti ini.
"Eomma, jika aku menikah dengan Jungkook, saat itu juga aku akan pergi dari rumah ini dan—.." Jennie terdiam. "Aku akan bunuh diri"
"Nak, maksud ibu baik untukmu—.."
"Tidak! Itu tidak baik! Jungkook sudah memiliki pasangannya sendiri, walau aku tak tahu siapa itu, akupun juga punya bu, tolong hargai perasaanku, untuk apa kalian menikahkanku dengan dia, walau dia dan aku pun tak saling mencintai" Jennie menahan air matanya.
"Ibu... ibu hanya mau kau menikah dengan lelaki baik seperti Jungkook" jawab ibu sambil menenangkan Jennie. "Lalu ibu pikir Taehyung tidak baik untukku? Seperti itu?" Tanyanya dengan tatapan dingin.
"Bukan, hanya saja... ibu tak yakin" Jennie membuang nafas kasar. "Jadi seperti itu?" Tanyanya lagi. "Terserah ibu sekarang, ibu mau anaknya hidup bahagia kan? Namun ibu malah menyuruhku sengsara dengan menikah dengan Jungkook" Jennie langsung pergi dari ruang tamu kekamarnya.
"Aku benci ini, sungguh"
***
Aku memeluk wanita yang paling kusayangi setelah ibuku. Aku mengelus pelan punggungnya, lalu memberi kecupan singkat didahinya.
Kulihat wajah sembabnya yang kuyakini ia habis menangis. Kuusap wajahnya, lau kulihat ia secara perinci. Kemudian aku tersenyum padanya, namun ia tak membalasnya. Ia terlihat sangat menyedihkan. Ia seperti kehilangan sesuatu.
"Ada apa denganmu, Jennie? Hari ini hari terakhir kita bertemu dan menyudahi hubungan ini, seharusnya kau tak boleh sedih, kita harus saling bahagia" Aku mengajaknya duduk sembari berkata seperti itu. Wajahnya seakan akan tak mau meninggalkanku, begitu pula dengan tingkahnya.
"A-aku tak percaya ini akan terjadi, aku tak mau meninggalkanmu" ia memeluk erat badanku. "Aku tak akan meninggalkanmu, walau kau berada disisi Jungkook" jawabku untuk membuatnya tenang.
"Aku tak mau jika kalian tersakiti" seseorang datang membawa perempuan yang mungkin sangat dikenal Jennie. "Jungkook? Lisa?" Aku kaget mereka berada diprivate garden hari ini. "Kalian?" Saut Jennie yang tadinya membelakangi Jungkook dan Lisa.
"Ini pasanganku, maaf akulah yang tak ingin semua orang tahu bahwa aku ada hubungan dengan sahabatmu ini" jelas Jungkook kepada Jennie yang masih kaget melihat ini.
"Lisa?" Jennie kaget, kulihat wajahnya benar benar kaget. Lalu dengan segera Lisa menghampiri Jennie dan memeluknya erat. "Mianhae, seharusnya aku bilang tetapi kelinci itu tak memperbolehkannya" jawabnya sambil tertawa.
"Dasar!"
Akhirnya kita berempat memikirkan bagaimana caranya agar membatalkan pernikahan bodoh ini. Namun handphone milik Jennie berbunyi.
Eomma is calling...
"Hallo?" Jawab Jennie masih dengan wajah yang biasa saja walau tadinya mereka sempat bertengkar. "Ayah.. hiks... ayah kumat lagi" Jennie hampir saja menjatuhkan badannya kalau saja Taehyung tak ada disampingnya.
"Eomma, jangan bercanda, ayah kan sudah sembuh" bantah Jennie. Aku hanya memegang tangannya erat agar ia tak gemetar, percakapan itu terdengar sekilas karena Jennie memelukku. Kulihat Jungkook dan Lisa sangat khawatir.
"Aku akan segera kesana!" Jennie mematikan handphonennya lalu mereka berempat segera kerumah sakit yang mereka tuju.
Tak lama mereka sampai, Jennie sudah berlari duluan keruang operasi. Aku tak tahu harus berbuat apa jadi aku tetap mengejarnya. Jungkook dan Lisa juga berlari dibelakangku.
"Eomma!!" Jennie memeluk ibunya. Kulihat mereka sedih, namun tatapan ibunya padaku sangat tak enak. Namun saat Jungkook datang, ibu tersenyum, tak lama Lisa datang lalu memegang tangan Jungkook membuat Ibu mengerutkan keningnya.
"Jungkook? Kukira kau kesini bersama Jennie seorang" Ibu melepas pelukan Jennie. "Tidak, aku bersama pacarku" jelas Jungkook. "Jadi kalian—.. berkumpul bersama?" Tanya Ibu.
"Ne" jawab Jennie. Taehyung langsung memelukku. "Tenang, ayahmu pasti baik baik saja" Jennie membalas pelukanku sambil menyembunyikan wajahnya yang sembab itu.
Ternyata, ayah Jennie mempunyai penyakit yang mematikan. Aku dan Jennie pun tak tahu itu, hanya ibu yang tahu semuanya. Penyakit itu sering kambuh dulu, namun satu tahun yang lalu, penyakit itu sudah sembuh. Namun kembali lagi.
"Permisi ibu, adakah yang bernama Jennie disini?" Tanya seorang dokter setengah baya. "Iya saya sendiri" Jennie langsung maju.
***
"Ayah..." aku berjalan mendekati ayah yang kusayangi. "Ayah ada apa memanggilku?" Tanyaku. Kuusap tangannya, kulihat ia mengeluarkan air mata. "Ayah jangan menangis, ada apa yah?" Tanuaku lagi. Aku mengambil tisu dan mengelap air mata Ayah.
"Nak, jika kau tak mau menikah dengan Jungkook, ayah setuju. Ayah tahu kau mencintai Taehyung sangat tulus" jelas Ayah sambil memegang tanganku. Aku hanya diam terpaku.
"Ayah mungkin akan tidak ada—.."
"Tidak! Ayah harus tetap ada, aku tak mau ayah pergi" aku menundukkan kepala. "Jika kau mencintai Taehyung, menikahlah dengannya"
"Hah?!" Aku tersentak. Tak mungkin kan ayahku tiba tiba memberi ijin seperti ini."Ayah hanya ingin anak ayah bahagia walau mungkin ayah sudah tak ada"
-bersambung
Suka yang non baku or baku?
Jadi gimana? Seneng ga tae sama jennie? 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
My True Love in Sky Seoul ✔️
Ficção Adolescenteaduh baca aja lah, ga ush pke sinopsis! Ribet!