#14

1.1K 125 0
                                    

Entah sejak kapan musim telah berganti. Kini awan gelap tampak menghiasi angkasa. Mendung, seperti perasaan Jihoon saat ini. Hatinya murung. Besok adalah saat dimana reuni akan diadakan dan ia sungguh-sungguh malas jika harus bertemu dengan Seungcheol. Padahal sebelumnya ia sudah sering bertemu lelaki bermata bulat itu.


Hanya saja, Jihoon belum siap untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan aneh yang dilontarkan teman-temannya semasa SMA. Mereka mungkin saja akan mempertanyakan hubungannya dengan Seungcheol. Mengingat keduanya telah menjalin kasih sejak tahun pertama SMA. Pasangan Seungcheol-Jihoon pun sangat populer pada masanya karena interaksi manis yang sering mereka tunjukkan. Sayang sekali, hubungan mereka harus kandas saat upacara kelulusan.

Ya, Jihoon masih mengingatnya dengan jelas. Saat dimana Seungcheol tersenyum lebar, berjalan ke arahnya dengan membawakannya sebucket besar berisi rangkaian mawar merah dan putih seusai upacara kelulusan. Jihoon menerima bunga itu dengan senang hati. Ia menarik tubuh Seungcheol yang lebih besar dari dirinya, memeluknya erat sebelum melepaskannya setelah beberapa saat. Seharusnya hari itu ia merasa bahagia karena masa SMA telah usai. Namun yang Jihoon rasakan justru sebaliknya. Senyum cerah yang semula ia tujukan pada Seungcheol seketika luntur kala lelaki itu mengatakan bahwa dirinya akan segera pergi meninggalkan Seoul.




"Aku akan pergi ke Kanada."

Sedih? Sangat. Jihoon merasa dipermainkan. Bucket bunga yang ia genggam sontak lepas begitu saja seiring dengan pelupuknya basah oleh airmata. Melihat itu Seungcheol menjadi panik. Tangannya bergerak untuk meraih kedua tangan Jihoon. Menggenggamnya erat seraya menatap Jihoon penuh arti.

"Aku akan berkuliah di sana. Dan kita bisa melalukan hubungan jarak jauh. Kau tidak perlu takut aku akan meninggalkanmu karena aku hanya mencintaimu."

Bohong. Bagaimana bisa kau mengatakan itu di saat kau akan pergi meninggalkanku?


"Kita bisa tetap berhubungan. Aku tidak akan melepaskanmu, Jihoon."


Namun Jihoon sudah terlanjur sakit hati. Perasaannya tercabik. Ia tak siap dan tak akan pernah siap. Sekalipun Seungcheol mengucapkan beribu kata cinta, semua itu tak akan menjadi berarti karena raganya tak akan ada di sisi.

Jihoon tersenyum miris. Pipinya telah basah oleh airmata.



"Tidak. Aku tak bisa melakukannya. Sekalipun kita saling mencintai, LDR bukanlah hal yang mudah."

Jihoon mengambil jeda sejenak, menarik nafas dalam kemudian mengeluarkannya perlahan.

"Lebih baik kita akhiri semua ini. Berbahagialah, Seungcheol."

Lalu Jihoon pergi. Meninggalkan sang mantan kekasih yang hanya mematung di tempatnya. Merasakan nyeri perlahan merasuki dada kirinya.




















Tbc.


Yep, little flashback from their graduation day, hari broke up jicheol.

[✔] Night and Rain ☆ JicheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang