#13

1K 121 2
                                    

"Jeonghan."

"Hmm?"

Seungcheol membuang nafasnya kasar, lagi. Raut wajahnya tampak sendu dan penuh kebimbangan.

"Apakah ini akan berhasil?," tanyanya membuat sepasang kekasih di hadapannya mengernyitkan dahi bingung.

"Apa maksudmu, Cheol?"

Itu Jisoo yang bersuara. Jeonghan hanya diam, menyimak, sambil sesekali menyesap vanilla latte di hadapannya.

Sudah hampir 30 menit mereka —Seungcheol, Jeonghan, dan Jisoo— terduduk di cafe biasa. Tak banyak yang mereka bicarakan. Hanya sesekali menimpali keluhan Seungcheol yang tidak jelas.


"Aku takut Jihoon akan menolakku lagi kali ini," keluh Seungcheol.

Jisoo dan Jeonghan mengangguk paham. Mereka tau Seungcheol pasti mengalami masa sulit setelah perpisahannya dengan Jihoon. Bahkan lelaki bermata bulat itu tak berhenti merengek pada Jisoo dan Jeonghan setelah Jihoon menamparnya di pertemuan pertama mereka. Pasangan kekasih itu juga tau bahwa Seungcheol telah menyesal. Menyesal karena telah meninggalkan Jihoon. Membuat hubungan mereka rumit karena tak pernah ada kejelasan. Jihoon pasti kecewa. Dan Seungcheol takut kekecewaan itu belum pudar.


Jisoo menghela nafas.

"Kau harus percaya diri. Yakinkan hatimu kalau Jihoon akan memberimu kesempatan kedua," hibur Jisoo.

"Ya. Aku yakin Jihoon masih menyayangimu. Hanya saja, kau tau sendiri kan bagaimana sifatnya? Ia terlalu kaku untuk sekedar mengungkapkan perasaan," timpal Jeonghan.

Seketika Seungcheol merasa sedikit lebih baik. Ia tersenyum sekilas.

"Terimakasih. Kalau tidak ada kalian yang meyakinkanku, mungkin aku takkan pernah berada di sini."

"Aigoo, jangan ikut-ikutan kaku seperti Jihoon. Kita kan sahabat, jadi wajar kalau saling membantu."

"Yep, that's true."








Tbc.

[✔] Night and Rain ☆ JicheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang