Terdeteksinya halu. Harap bijak dalam membaca. Sorry for typo(s). And happy reading
-
Mark Lee, seorang pengusaha muda yang yah bisa dibilang cukup kaya dalam umurnya yang terbilang masih kepala dua. Harta yang berlimpah, jabatan yang tinggi, membuat Mark terkadang lupa akan daratan. Tapi satu hal yang Mark tidak pernah rasakan. Yaitu kasih sayang dari seseorang, wataknya yang keras dan semena mena membuat Mark disegani banyak orang di sekitarnya. Dan sekarang Mark sangat membutuhkan apa itu yang namanya 'kasih sayang.'
-
"Aku tidak mau Jeno!" Haechan menyentak tangan Jeno yang sedari tadi berusaha menariknya.
Jeno memutarkan bola matanya sebal.
"Haechan, kau tau?! peringkatmu itu 200 dari 203 siswa yang ada di sekolah!" Seru Jeno tidak mau kalah dengan bocah berkulit tan.
"Tapi aku tetap tidak mau belajar!" Jeno kembali menarik tangan Haechan secara paksa, agar Haechan mau mengikutinya ke perpustakaan untuk belajar.
"Kau harus belajar chan-ah! Jangan makan terus!" Jeno masih tetap dengan pendiriannya, membuat Haechan mau belajar dan memperbaiki nilainya.
"Setidaknya aku bukan peringkat terakhir!!" Haechan mencoba menarik tangannya, menjauh dari si mata sipit menyebalkan yang sayangnya menyandang sebagai sahabat karibnya.
Tapi sayangnya tenaga Jeno lebih kuat. Dan alhasil Haechan hanya bisa pasrah dibawa oleh Jeno yang termasuk ke deretan anak pintar menuju ke perpustakaan.
"Tapi nanti antarkan aku pulang ke panti!" Haechan menunjuk jarinya ke depan wajah Jeno dengan tatapan beringasnya.
"Baiklah, baiklah tuan manis" Haechan hanya tersenyum bodoh melihat sahabatnya mengiyakan permintaannya, hitung-hitungan irit ongkos agar uangnya bisa ia tabung atau dibelikan sesuatu yang ia mau.
-
Mark mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja kerja kacanya yang bening. Entah memikirkan apa, yang pasti Mark sedang bingung bagaimana ia mengisi kekosongan rumahnya yang cukup luas agar sedikit ramai.
"Apa aku harus mengadopsi seorang anak?" Mark mulai bermonolog.
"Atau babyboy mungkin," Mark sedikit mengeluarkan seringainya. Ia berpikir mengadopsi seorang anak laki-laki dan sekaligus menjadikannya seorang hmm, babyboy mungkin.
Mark mengeluarkan ponsel pintarnya, mengetik beberapa digit nomer yang akan dihubunginya.
"Halo,"
Mark berucap setelah sambungannya terhubung oleh seseorang diseberang sana.
"......."
"Apa kau tau, panti asuhan di dekat sini?"
"......."
"Tolong antarkan aku kesana"
"......."
"Bilang pada managermu, aku yang menyuruhmu untuk mengantarku"