Warning! hati-hati typo
Happy reading ❤
...
"Haechan pakai Hoodiemu,"
"baik,"
"Haechan perhatian makanan yang kau makan,"
"okay,"
"Pakai lotion nyamuk jika banyak nyamuk,"
"baik..."
"Jangan banyak tingkah, jangan gegabah,"
"baik, ayah.."
"ayah? Dasar anak nakal! Beritahu aku jika ada sesuatu yang mendesak!"
"baiklah, ayah yang cerewet"
"Ingat?!"
Haechan mengangguk dengan wajah yang datar, Mark yang sedari tadi terus mengoceh saat Haechan akan masuk ke dalam bus yang akan membawanya ke tempat perkemahan. Entah apa yang merasuki tubuh Mark sehingga orang tua itu begitu cerewet dan menyebalkan seperti ibu-ibu pada umumnya.
"Yayaya, appa aku masuk dulu ya!" Haechan mengencangkan gendongan tasnya di bahu miliknya, senyum yang di buat-buat ia terjunkan dengan bebas ke arah Mark.
"Yak!! Kau pikir aku sudah tua hah? Cepat masuk!"
"Aww!" Mark menjitak kepala Haechan saat anaknya itu akan masuk ke dalam bus, Haechan mengusap kepalanya nyeri, lalu berbalik arah dan melambaikan tangan ke arah Mark sebelum dirinya masuk ke dalam bus dan Mark pergi dari lapangan sekolahnya.
"Apa lihat-lihat," Haechan menghela nafasnya pelan saat tau bahwa dirinya menjadi bahan tontonan oleh teman-temannya. Tapi Haechan tidak peduli, ia terus berjalan dari satu kursi ke kursi lain mencari Jeno, karna dirinya mendapat kursi di sebelah Jeno. Kenapa Jeno tidak bersama Renjun? Karna yang mengatur tempat duduk adalah wali kelas jadi Jeno dan Haechan bisa duduk bersamaan, karna Renjun tidak berada di kelas yang sama dengan Haechan dan Jeno.
"Ternyata benar itu ayah angkatmu," Jeno melirik lirik ke arah luar jendela melihat mobil Mark yang sudah menjauh.
"Jeno aku ingin di sebelah jendela." Haechan dengan nada yang sedikit merajuk membuat Jeno mengalah, dan memindahkan posisinya membiarkan Haechan duduk disebelah jendela.