Terdeteksi halu! Harap bijak dalam membaca. And happy reading!
-
Mobil yang berisi Mark dan Haechan sudah tiba di depan pekarangan rumah Mark. Mark melihat wajah Haechan yang masih tertidur dengan dengkuran halusnya. Sangat teduh, dan bisa membuat hati Mark menghangat. Ia tidak pernah merasakan sensasi seperti ini sebelumnya.
Hati dingin Mark seakan runtuh melihat Haechan yang tertidur dengan nyaman, tidak tega untuk membangunkan, Mark akhirnya menggendong Haechan ke dalam rumahnya yang cukup besar untuk ditempati sendiri dan menyuruh supir dadakannya untuk kembali ke kantor. Tidak ada maid di rumah Mark. Mark biasanya membersihkan rumahnya sendiri, karna tidak ingin barang-barang berharganya di sentuh orang lain.
Mark berjalan memasuki rumahnya dengan perlahan agar tidak membangunkan Haechan yang berada di pelukannya. Mark menidurkan Haechan di atas kasur king size di kamar yang sudah ia sediakan sebelumnya. Mark menatap kembali wajah damai Haechan ketika tertidur, pikiran-pikiran kotornya tentang Haechan lenyap begitu saja melihat wajah Haechan yang menghangatkan hatinya. Sesekali Mark mengusap surai kecoklatan milik Haechan yang menimbulkan aroma vanila, dan Mark menyukai itu.
-
Haechan mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam Indra penglihatannya. Hal yang pertama Haechan lihat adalah langit-langit kamar putih gading dengan sedikit pahatan awan. Haechan yakin kini dirinya bukan berada di panti lagi, karna tadi dirinya dibawa oleh orangtua asuhnya untuk menempati rumah barunya.
Krukk krukk...
Haechan terbangun karena perutnya yang lapar. Saat melihat ke arah jam, Haechan cukup kaget karena sekarang sudah jam 12 malam, dan ia tidak yakin jika Mark masih terbangun. Haechan keluar dari kamarnya yang berada di sebelah kamar Mark, dan melihat keadaan sekitar. Rumah Mark tidak tingkat, jadi haechan bisa dengan mudah keluar dari kamarnya mencari dapur agar ia bisa makan.
"Terbangun dari mimpi buruk, manis?" Haechan menoleh ke sumber suara, dan melihat Mark yang kini melipat korannya dan menaruhnya di atas meja makan. Ternyata Mark belum tertidur.
Mark berjalan mendekati Haechan yang tidak sadar masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Ada apa? Apa ada yang menggangu tidurmu?" Rasanya jantung Haechan ingin copot melihat Mark dengan jelas tepat di depan wajahnya.
"Ehm itu, aku lapar," Mark menampakan senyumannya, jarang sekali Mark tersenyum seperti ini mengingat watak Mark yang semena-mena.
"Duduk dulu, aku akan membuatkan makanan untukmu." Haechan yang mendengar titah dari Mark hanya menurut saja, lalu duduk di kursi meja makan yang kosong dan lumayan luas. Mark mulai menyalakan kompornya. Dari bahan dan alat yang Mark keluarkan, sepertinya Mark akan memasak nasi goreng kimchi, semoga saja rasanya enak dan tidak aneh.
Tidak perlu menunggu lama, masakan Mark sudah terhidang dengan jelas di hadapan Haechan.
"Makanlah, kau belum makan sedari siang bukan?" Haechan yang sedari tadi menatap masakan Mark, langsung menarik piringnya agar lebih mendekat lalu memasukan satu suapan kemulutnya.
Mark menatap Haechan harap-harap cemas. Karna jujur saja, ini untuk pertama kalinya Mark memasak. Dan Mark masih ragu dengan rasa masakan buatannya. Seketika Haechan berhenti mengunyah, mencoba mencerna masakan Mark yang terasa di mulutnya.