"Posisi anda salah, tuan putri. Punggung anda harus tegak dan dongakkan kepala!"
"Tidak! Jangan taruh siku anda pada meja!"
"Lakukan dengan lebih gemulai, tuan putri..."
"Jangan tersenyum terlalu lebar! Itu membuat anda terlihat aneh!"
Lily menarik napas lega ketika ia sudah berada di kamar dan menghempaskan diri ke atas tempat tidurnya. Beginilah kehidupannya sekarang. Sejak kembali ke istana, ia mengikuti pelajaran untuk menjadi seorang putri. Ia mempelajari tata krama dalam segala hal, sejarah kerajaan, menari, merajut dan masih banyak lagi. Ia tak menyangka kehidupan sebagai putri sungguh melelahkan. Hari-harinya kini sungguh sibuk dan ia selalu merasa lelah menjelang malam. Terkadang Lily merasa rindu akan kehidupannya dulu di desa Tadre di mana tidak ada banyak aturan seperti sekarang.
Tapi Lily merasa bersyukur bisa kembali kepada orang tuanya. Raja John dan Ratu Julia sangat menyayanginya. Meski mereka sibuk, tapi ayah ibunya selalu meluangkan waktu bersama. Di saat itu ayah dan ibunya selalu menceritakan mengenai masa kecil Lily. Berharap putrinya bisa teringat kembali. Obat yang diberikan Tom telah membuatnya lupa ingatan. Dan perlahan seiring pulihnya kesehatan Lily, ia pun mulai teringat sedikit demi sedikit.
Sejak hari hukuman, Lily jarang bertemu dengan Thomas dan Jacob. Ke dua pria itu sibuk melakukan tugas yang diberikan oleh sang raja. Jacob sangat senang akan pekerjaan barunya. Setelah hari hukuman itu, Jacob pulang ke desanya untuk memberikan kabar baik pada ibu serta para penduduk. Semua orang terkejut mengetahui Leah si gadis pendiam ternyata adalah putri Lily. Mereka memaki akan perbuatan Tom dan Gyda yang kejam. Bersumpah akan menangkap ke dua penjahat itu jika kembali. Di sisi lain para penduduk desa bersyukur Lily sudah kembali dengan selamat.
Sementara itu Thomas masih melakukan penyelidikan mengenai penculikan Lily. Belum tertangkapnya Tom dan Gyda membuat ia memutuskan untuk memperketat penjagaan di istana. Bahkan ia menyuruh anak buahnya untuk selalu mengawasi Lily. Ia tak sanggup jika kehilangan Lily lagi. Setiap hari Thomas selalu ingin menemui Lily, rindu akan gadis itu. Tapi baik Thomas maupun Lily memiliki kesibukan. Meski mereka tinggal dalam satu istana tapi mereka tak pernah bertemu.
"Bagaimana kemajuan pelajaran menari anda?"
"Oh Sadie, langkahku masih kacau."keluh Lily seraya menutup wajah dengan malu. Pagi itu ia memakai gaun berwarna krem lembut dan Sadie menyanggul rambutnya. Kini ia dekat dan akrab dengan Sadie. Meski usia Sadie lebih tua darinya tapi mereka sudah seperti seperti saudara sendiri.
"Anda harus lebih banyak berlatih, tuan putri."
"Sadie, jangan panggil aku seformal itu."
"Aku tak bisa, tuan putri."Ujar Sadie. "Jangan cemberut, tuan putri, nanti anda akan menerima teguran."
Lily tertawa. Sadie senang melihat keadaan Lily yang sekarang tampak lebih bahagia. Saat pertama tiba, Lily terlihat pucat dan pendiam. Matanya selalu melebar setiap melihat sesuatu yang baru atau aneh baginya. Badannya pun kurus, sangat kurus menurut Sadie. Tapi kini badannya lebih berisi. Pipinya pun tidak pucat. Lily juga sering tersenyum, membuatnya terlihat cantik
"Nah anda sudah siap untuk sarapan..."
"Dan melanjutkan pelajaran sulit itu lagi..."keluh Lily.
"Semangatlah, tuan putri. Ini demi kebaikan anda juga."
"Ya aku tahu...."sahut Lily seraya beranjak bangun dan keluar kamar menuju ruang makan untuk sarapan bersama orang tuanya
Di sana ayah dan ibunya sudah duduk lebih dulu. Ia pun melangkah mendekat dan membungkuk pada mereka. "Selamat pagi, Ayah, Ibu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Lily (Princess Series #2) (TAMAT) proses cetak
FantasyLanjutan dari cerita The Lost Princess Kehidupan Lily sebagai putri telah dimulai. Begitu banyak yang harus ia lakukan dan pelajari demi menjadi seorang putri hingga suatu saat ia mendapat kabar yang mengejutkan. Bahwa ia akan menikah dengan seorang...