Waktu berlalu dengan cepat dan tanpa terasa pesta semakin dekat. Aura kegembiraan menyambut pesta pun makin terasa di istana. Tiap sudut kerajaan mulai dihias. Para pelayan selalu terlihat mondar mandir membawa peralatan untuk membersihkan. Para prajurit semakin ketat menjaga istana terutama saat para tamu datang nanti.
Di pagi hari, hari besar bagi Lily karena akan muncul di depan para undangan tamu, Lily sudah bangun dan mulai bersiap. Ia merasa gugup. Ya, karena hari ini ia akan muncul di hadapan para tamu. Ia tahu semua bangsawan dan tamu kerajaan akan datang menghadiri pesta pertamanya. Melihat dirinya dan hal itu membuatnya cemas. Bagaimana jika ia berbuat salah dan membuat orang tuanya malu?
Lily lebih banyak diam saat Sadie membantunya bersiap. Ia membiarkan Sadie menyiapkan air mandi yang wangi karena rendaman bunga, menggosok punggung dan mencuci rambutnya. Begitu pula saat duduk di meja rias. Sadie mengerti majikannya gugup dan memilih diam. Ia sedang menyanggul rambutnya ketika pintu diketuk. Sadie membuka pintunya dan Lily mendongak ketika mendengar suara gemerisik. Matanya melebar melihat gaun yang akan ia pakai untuk pesta nanti. Gaun berwarna putih gading dengan hiasan renda dan detail rumit menghiasi bagian dada serta lengan. Lily menahan napas melihat gaun indah itu
"Indah sekali...."gumam Lily saat Sadie mengantungkan gaun di lemari
"Ya sangat indah. Apa anda tahu? Gaun ini dirancang oleh temanmu dari desa Tadre."
Lily menoleh menatap Sadie. "Mrs. Flynn?! Pasti ia yang membuatnya!"
Sadie tersenyum melihat Lily kembali semangat. Ia lalu membantu memakaikan gaun pada Lily. Gaun itu sangat cantik dan pas di badan Lily. Membuat sang gadis makin anggun dan cantik. Ia lalu menyematkan beberapa bunga pada sanggul Lily dan tersenyum puas.
"Anda benar-benar terlihat menakjubkan! Semua tamu pasti akan terpesona melihat tuan putri, terutama para pria..."
Lily merasa wajahnya panas dan ia kembali merasakan ketegangan. Ia menarik napas.
"Anda pasti bisa, tuan putri. Mari..."
Lily tersenyum lalu berjalan keluar kamar. Menemukan seorang prajurit yang akan mengawalnya ke tempat pesta. Hari ini penjagaan lebih ketat dari biasanya. Lily yakin ayahnya memerintah para prajurit untuk selalu mengawasi dirinya. Lily melangkah bersama Sadie dan seorang prajurit hingga tiba di ruangan tahta yang bersebelahan dengan aula pesta. Di sana ayah dan ibunya sudah duduk menunggu dirinya.
"Ayah...ibu...maaf sudah membuat kalian menunggu..."ujar Lily
Raja dan ratu menatap Lily dengan mata berkaca-kaca. Putrinya begitu cantik dan anggun. Ratu Julia mengusap air mata, hatinya bahagia karena putrinya sudah dewasa. Di sisi lain ia merasa sedih karena tak ada di samping Lily selama ini. Tidak mendampingi sang putri saat tumbuh dewasa. Raja John bangun dari kursi dan mendekati Lily diikuti istrinya.
"Lily, anakku...kau sangat cantik..."gumam Raja John dengan nada bergetar. Lily tersenyum kecil sementara ibunya kembali mengusap air mata yang membasahi wajahnya.
"Ibu, jangan menangis..."ujar Lily
"Ya kita tak boleh sedih hari ini. Hari ini adalah hari bahagia bagi kita."sahut Raja John. Ia menghapus air mata dari pipi Ratu Julia. "Ayo jangan menangis. Nanti dandananmu bisa rusak..."
Ratu Julia tertawa lirih dan tersenyum. Ia memegang tangan Lily. "Kau sudah siap?"
"Ya bu."sahut Lily perlahan
Raja John dan Ratu Julia memegang tangan Lily. Bersama mereka mendekati pintu yang menghubungkan ke ruangan pesta. Lily menelan ludah. Jantungnya kembali berdebar kencang. Ia bisa mendengar suara bising dari balik pintu. Lily mengangguk ketika ayah menatapnya. Raja John pun membuka pintu. Memperlihatkan semua tamu yang sudah hadir. Sontak semua tamu menghentikan apapun yang mereka lakukan dan menoleh ke arah pintu saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Lily (Princess Series #2) (TAMAT) proses cetak
FantasíaLanjutan dari cerita The Lost Princess Kehidupan Lily sebagai putri telah dimulai. Begitu banyak yang harus ia lakukan dan pelajari demi menjadi seorang putri hingga suatu saat ia mendapat kabar yang mengejutkan. Bahwa ia akan menikah dengan seorang...