9

2.6K 244 13
                                    

Lily terlonjak kaget ketika mendengar suara hewan dari kejauhan. Ia masih berada di hutan dan kini hari sudah mulai gelap. Sekelilingnya mulai remang-remang. Lily mengusap wajahnya yang basah dan berdiri perlahan. Lily mulai menyadari ia tak tahu posisinya kini di mana. Tak tahu bagaimana ia harus mencari jalan keluar dari hutan. Ia hanya berlari tanpa melihat arah. Dan kini ia tersesat dalam hutan. Tak tahu ke arah mana ia harus berjalan.

Udara mulai dingin dan ia merasa menggigil kedinginan. Lily menggosok-gosok tangan. Berharap bisa menghalau serangan dingin. Gaunnya terlalu tipis untuk malam hari. Perlahan Lily melangkah dalam keremangan. Hanya cahaya bulan yang membantu penglihatannya. Itu pun terkadang terhalang oleh dedaunan yang lebat. Lily terpaksa berjalan seraya meraba. Mencegah dirinya terbentur pohon.

Ia terus berjalan. Tanpa ia sadari bahwa kakinya melangkah menjauhi jalan keluar dari hutan. Semakin memasuki hutan makin jauh dan berputar tanpa arah. Hari semakin gelap. Begitu gelap hingga ia tak bisa melihat tangannya sendiri. Udara pun semakin dingin membuatnya gemetar kedinginan. Lily tak berani melangkah. Bagaimana jika ia terjatuh ke dalam jurang atau lubang, batinnya. Akan semakin sulit keluar dalam hutan sunyi ini. Lily pun memilih duduk di bawah sebatang pohon yang berhasil ia dekati dengan meraba. Duduk dan menarik napas.

Lily melipat dan memeluk lutut. Mencoba rehat sambil menunggu pagi tiba. Tapi menunggu sungguh melelahkan. Ia juga semakin kedinginan. Tangan dan kakinya serasa membeku karena udara dingin. Merasa tak tahan ia kembali berdiri. Terjatuh karena kakinya yang lemas. Lalu Lily kembali mencoba beranjak bangun dengan gerakan pelan. Ia berhasil berdiri seraya berpegangan pada pohon.

Lily menatap sekelilingnya dengan napas sesak. Kegelapan itu begitu menakutkan baginya. Ia berharap pagi segera tiba sehingga ia bisa mencari jalan keluar. Lily juga takut terhadap hewan hutan liar. Lily tak tahu sudah berapa lama ia duduk sambil memeluk lutut. Giginya mulai gemeletuk kedinginan. Tangan kakinya terasa membeku hingga ia tak sadarkan diri.

———

"Matanya bergerak."

"Sepertinya ia mulai siuman."

"Ibu, siapa dia? Kenapa ia sendirian di sini?"

"Sssttt....jangan berisik, nak."

"Hei dia siuman!"

Manik hijau itu membuka dan mengerjap beberapa kali sebelum ia terbiasa dengan cahaya matahari. Tubuhnya terasa nyaman. Ia bisa merasakan sesuatu yang hangat dan lembut membungkus tubuhnya. Manik itu menatap sesuatu di atas yang melindunginya berwarna coklat dan mencium aroma apek. Lalu ia beralih dan melihat seorang wanita dengan rambut hitam dan gaun coklat sederhana. Di sampingnya terdapat seorang anak perempuan menatapnya dengan mata lebar.

"Siapa namamu, sayang?"tanya wanita itu.

"A..di mana ini?"

"Kau berada di tenda kami. Kami menemukanmu pingsan di hutan. Tubuhmu begitu dingin."

"Oh...."

"Minumlah ini, akan membuatmu hangat."ujar wanita itu seraya membantunya duduk dan minum. Lalu ia membaringkannya kembali. "Kau baik saja? Apa kau ingat namamu?"

"Aku.......namaku Leah...."

"Ah Leah. Aku Ruth dan ini putriku, Lucy."

Lily mengangguk tersenyum. Ia teringat apa yang telah terjadi. Ia melarikan diri hingga tersesat di hutan. Kedinginan dan pingsan. Dan karena tak ingin identitasnya diketahui orang lain, ia memutuskan untuk memakai nama Leah kembali. Ia mencoba bangun dan terhuyung saat duduk karena pening

"Pelan-pelan, Leah."ujar Ruth dengan sigap membantunya.

"Terima kasih."sahut Lily. "Bagaimana kau bisa menemukan aku?"

Princess Lily (Princess Series #2) (TAMAT) proses cetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang