4

3K 263 3
                                    

"Tuan putri, mari masuk."gumam Sadie saat Jacob sudah hilang dari pandangan mereka

Lily pun mengangguk dan melangkah masuk kembali ke kamarnya. Sementara Sadie menutup pintu, Lily duduk di sofa. "Apa kau tahu apa yang terjadi di luar? Apa Thomas berhasil menemukan penyusup?"

"Saya tak tahu. Thomas hanya memintaku memanggil Jacob dan menjaga anda."

"Oh....baiklah...."sahut Lily

"Tuan putri, apa anda mau saya bantu untuk berganti pakaian?"

"Ya baiklah. Kurasa aku tak akan kembali ke pesta setelah kejadian tadi...."gumam Lily beranjak dari sofa dan berdiri dekat ranjang mulai membuka gaun pestanya. Merasa tak rela ia harus melepas gaun indahnya secepat ini.

Sadie mendekat dan mulai membantu membuka gaun serta korsetnya. Ia melakukan semua dalam diam. Membuat Lily merasa heran. Biasanya mereka selalu bercakap-cakap. Lily semakin merasa aneh menyadari jari tangan Sadie yang gemetar melepaskan tali korsetnya

"Sadie, kau baik saja?"tanya Lily menoleh ke belakang, melihat Sadie yang tampak gugup.

Sadie mendongak menatap Lily lalu menunduk kembali, melanjutkan pekerjaannya. "Ya, tuan putri."

"Tapi....kenapa kau tampak tegang dan gemetar?"

"Aku...aku baik saja. Pakailah gaun ini, tuan putri, sebelum anda kedinginan....."gumam Sadie

Lily bisa menangkap nada gugup dalam perkataan pelayannya. Lalu ia menatap bingung akan gaun yang dipegang Sadie. Seharusnya ia memakai gaun tidur. Tapi gaun yang ada di tangan Sadie adalah gaun sederhana untuk bersantai. Lily mengenyit bingung. Ada apa dengan Sadie, tanyanya dalam hati.

"Sadie, seharusnya kau mengambil gaun tidurku..."

"Oh maaf aku...."ujar Sadie melihat gaun yang ia sodorkan pada sang putri dan tampak pucat. "Maafkan kesalahanku. Tapi anda lebih baik pakai ini dulu sementara aku ambilkan gaun tidur anda. Jangan sampai tuan putri kedinginan...."

"Sadie, ada apa denganmu?"tanya Lily heran seraya berbalik badan dan memakai gaunnya dengan bantuan Sadie. Malam ini tidak dingin tapi kenapa Sadie seakan takut ia kedinginan.

"Tu...tuan putri....maafkan aku..."gumam Sadie dengan nada seakan mau menangis dan suara bergetar.

Lily merasakan jari tangan Sadie dingin. Ia baru saja hendak menoleh ketika sebuah kain menutup mulutnya dari belakang dan tangan lain menahan bahunya. Lily menjerit tertahan dari balik kain dan mencoba melepaskan diri. Tangan Sadie yang gemetar menahan lebih erat.

Lily terkejut dan bergerak panik. Apa yang dilakukan Sadie, batinnya kalut. Ia harus melawan dan melepaskan diri lalu berteriak minta tolong. Hanya itu yang ada dalam pikirannya. Lily pun mencoba melawan dengan mencengkeram kain di mulut dan menariknya. Sadie menahan lebih erat lagi. Lily mencoba meraih rambut atau apapun yang ada di belakangnya. Lalu ia mengayunkan kaki ke belakang, membuat Sadie terhuyung jatuh. Memberi kesempatan bagi Lily untuk melepaskan diri. Ia menepiskan tangan Sadie dan menghindar

"Apa yang kaulakukan?!"pekik Lily yang masih terkejut dan panik

"Aku harus membawamu pergi..."

"Apa maksudmu?"

Sadie mendekat seraya mengeluarkan pisau kecil dari balik gaunnya. Lily menangkap kilatan cahaya yang terpantul dari pisau itu dan membelalak ketakutan.

"Sadie...."gumam Lily refleks mundur. Jantungnya berdebar begitu kencang. "Kenapa kau melakukan ini?! Apa kau juga rekan Tom?!"

"Maafkan aku. Aku terpaksa. Kumohon tuan putri ikut denganku."

Princess Lily (Princess Series #2) (TAMAT) proses cetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang