Tiga hari telah berlalu. Lily tak berhasil menemukan Thomas. Sosoknya seakan menghilang dari istana. Ia tak tahu apa yang sedang dikerjakan Thomas. Lily hanya bisa berharap pekerjaannya bisa segera selesai dan kembali ke istana. Maka ia pun bisa bertemu dengannya. Dan menyatakan perasaannya. Bayangan tersebut membuat Lily gugup setengah mati. Tak pernah ia berbuat nekat seperti ini.
Lily tak tahu bahwa ayahnya telah memerintah Thomas untuk menjauhi dirinya. Dan saat ini Raja John meminta Thomas pergi jauh. Memberinya tugas yang membuat Thomas jauh dari istana. Baik Lily maupun Thomas, masing-masing masih tak sadar bahwa mereka memiliki perasaan yang sama. Bahwa mereka selalu saling memikirkan tiap siang dan malam di bawah langit yang sama. Hanya bintang yang menjadi saksi cinta mereka. Hanya bintang di langit yang melihat kegalauan mereka tiap malam. Hanya bintang yang mendengar doa dan harapan Lily serta Thomas
"Untuk apa itu, Norah?"tanya Lily heran melihat Norah masuk dengan sebuah gaun indah di tangannya. Saat itu ia sedang duduk di tepi jendela, menatap keluar jendela seraya memperhatikan dan berharap melihat sosok Thomas.
Norah tersenyum padanya. "Ini gaun buatan ibuku. Indah sekali ya?!"
"Ya...tapi untuk apa? Apa akan ada pesta lagi?"tanya Lily seraya mencoba mengingat apakah orang tuanya pernah menyinggung mengenai pesta.
Norah menatap Lily dalam diam. Tampak ragu untuk menjawab. "Yang Mulia Ratu meminta ibuku untuk membuatkan gaun ini."
"Ibuku? Kenapa ia tak berkata apapun padaku?"
"Mungkin kejutan untukmu."sahut Norah.
Norah menyimpan gaun ke dalam lemari. Sementara Lily menatapnya dengan bingung. Masih bertanya untuk apa ia mendapat gaun baru lagi?! Ia menarik napas panjang. Lily masih merasa bimbang karena kerinduannya pada Thomas.
"Ada apa, Lily?"tanya Norah
Ingin sekali Lily menceritakan perasaannya pada Norah. Tapi ia tak mau banyak orang yang mengetahui masalahnya, terutama mengenai Thomas. Tidak, batinnya, ia tak ingin membuat masalah. Lily pun hanya tersenyum. "Tidak apa."
"Apa kau masih memikirkan pernikahanmu?"
Lily hanya terdiam.
Norah mendekat. Ia memegang tangan Lily. "Lily, aku yakin kau pasti sanggup. Kalian akan bahagia dan saling mencintai. Aku yakin kau pasti bisa menjadi ratu yang hebat. Dan aku yakin pangeran itu pasti pria yang baik. Ia pasti akan mencintaimu, Lily."
"Terima kasih, Norah."gumam Lily merasa terharu dan matanya terasa basah karena air mata.
———
"Ibu, untuk apa ibu meminta Mrs. Flynn membuatkan gaun lagi? Bukankah gaunku sudah banyak bu?"tanya Lily saat mereka menyantap makan siang
Ratu Julia tampak kaget. Lalu ia menoleh menatap suaminya dengan wajah pucat. Membuat Lily heran dan penasaran.
Raja John berdehem dan menoleh pada Lily. "Maaf Ayah lupa memberitahumu....minggu depan pangeran Daniel akan datang kemari."
Lily terperangah kaget. "Apa?! Secepat itu?!"
"Usiamu sudah mencukupi untuk menikah, Lily."ujar sang ayah
Lily menggelengkan kepala. Wajahnya langsung pucat dan matanya berkaca-kaca. "Tak mungkin! Kenapa harus secepat itu?! Aku belum banyak menghabiskan waktu bersama kalian! Aku baru saja kembali ke rumahku dan kini kalian menyuruhku pergi?! Apa pernikahan ini tak bisa di tunda dulu?!"
"Lily, kau harus mengerti. Perjanjian itu mengharuskan kalian menikah saat kau berusia 17 tahun."ujar Raja John dengan nada berat.
"Aku tak mau! Aku tak mau pergi ke manapun!"seru Lily beranjak bangun hingga menjatuhkan kursi. Membuat suara gaduh bergema dan mengagetkan para pelayan maupun prajurit. "Aku belum siap..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Lily (Princess Series #2) (TAMAT) proses cetak
FantasyLanjutan dari cerita The Lost Princess Kehidupan Lily sebagai putri telah dimulai. Begitu banyak yang harus ia lakukan dan pelajari demi menjadi seorang putri hingga suatu saat ia mendapat kabar yang mengejutkan. Bahwa ia akan menikah dengan seorang...