8

945 85 12
                                    

semenjak kejadian yuri yang menampar jaehwan minhyun tidak lagi muncul di sekitar jaehwan, iya merasa bersalah karena dirinya yang terlalu terpesona pada jaehwan sehingga iya selalu mengikuti jaehwan kemana pun membuat yuri membenci jahwan bahkan menyakitinya.

namun minhyun yang tidak pernah lagi muncul untuk memandangi jaehwan secara diam - diam membuat jaehwan merasa kehilangan.

jaehwan menginginkan minhyun memperhatikanya karena dia menyukai minhyun.

sekarang jaehwan, daniel dan ong berada di kantin.

" hwane kenap muka mu muram sekali " tanya daniel yang melihat jaehwan dari tadi cemberut tampa minat menyantap makananya.

" aku lagi tidak minat saja " jawab jaehwan seadanya.

" em niel tega sekali kau tidak tidak menyadari bahwa pangeran imut kita sedang merasa kehilangan " ucap ong sambil mengoda jaehwan.

ah sialan ong kenapa dia bisa sepeka ini terhadap hal yang aku sembunyikan dengan rapi batin jaehwan

" oh hwane kau kehilangan apa biar aku bantu carikan " ucap daniel polos yang membuat ong menepuk jidatnya sendiri sementara jaehwan terkekeh geli melihat ke tidak pekaan temanya ini.

.
.
.
.
.

sepulang kuliah jaehwan langsung pulang tampa minat untuk bersantai dengan temanya seperti biasa.

" aku pulang " ucap jaehwan memasuki rumahnya.

" oh kau sudah pulang sayang " ucap omma jaehwan menyambut anak semata wayangnya itu.

" omma tuben sudah ada di rumah, biasanya malam baru pulang " ucap jaehwan yang merasa curiga.

" kau ini omma pulang awal kau tidak ... "

" appa dan omma akan menjodohkan mu dan nati malam kita akan makan malam bersama keluarga calom mu " ucap appa jaehwan memotong ucapan istrinya.

" dan satu lagi appa tidak menerima penolakan " ucap appa jaehwan tegas.


.
.
.
.
.
.

di tempat lain seorang pemuda tampan telah mempersiapkan diri untuk menemui calonnya.

" sayang apa kau sudah siap sebentar lagi kita berangkat " ucap omma pemuda tersebut.

selamat tingal cinta batin pemuda tersebut.

.
.
.

di kediaman jaehwan , jaehwan telah bersiap dan melangkah bersama orang tuanya untuk pergi makan malam bersama calon dan keluarga calonya.

aku sadar cinta tidak harus memiliki namun aku yakin bila jodoh kita pasti akan di persatukan minhyun hyung batin jaehwan miris.

di sebuah restoran mewah terlihat keluarga jaehwan tengah duduk menungu kedatangan keluarga lain.

tak lama calon tunangan jaehwan berserta keluarganya tiba di sana.

jaehwan dan pemuda itu saling bertatapan tampa ada niat untuk mengakhiri tatapan tersebut, namaun deheman appa jaehwan mengalihkan pandangan mereka.

memang kalau jodoh tak akan kemana batin keduanya.

" em sebaiknya kau mengajak jaehwan jalan - jalan minhyun ah " ucap omma minhyun.

dan disini lah mereka sekarang di taman dekat restoran tersebut, duduk dalam diam tidak ada yang mau membuaka suara terlebih dulu.

" em jae sebenarnya hyung menyukaimu " ucap minhyun memecahkan keheningan di antara mereka .

" aku tau " ucap jaehwan singkat.

" bagai mana kau bisa tau " tanya minhyun binggung.

" bagaimana aku tidak tau kalau hyung setiap hari mengintip aku dan membuntuti ku kemana pun aku pergi " ucap jaehwan jujur.

" lalu bagaimana kalau penggemarmu mengetahui hyung di jodohkan dengan mu " tanya minhyun.

" mungkin mereka akan mematahkan kaki, tanga hyung atau mereka akan membuang hyung dari atap kampus " ucap jaehwan polos mengingat betapa sadisnya penggemarnya.


bagaimana ini, bagaimana aku harus menghadapi pengemar jaehwan bukan menikah denganya aku malah akan terancam mati di tangan mereka batin minhyun mengigat siapa saja yang menyukai jaehwan dan hendak memilikinya akan menjadi korban bulian pengemar jaehwan.

melihat minhyun yang keringat dingi membuat jaehwan merasa kasihan.

" hyung tenang saja aku tidak akan membiarkan mereka melukai orang yang aku cintai " ucap jaehwan menengangkan minhyun.





.
.
.
.
.
.










end.









minhwan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang