Kepingan Memori

592 34 2
                                    

Gadis bersurai seperti bunga kebanggaan Jepang itu tengah merenung. Sejak sekembalinya ia dan keluarganya dari acara jalan-jalan mereka, dan sejak ia bertemu dengan seorang manusia yang entah mengapa terasa familiar baginya.

Sakura juga dibuat heran oleh dirinya sendiri, ia merasa ada perasaan aneh yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Ah, Saku mendadak ingin mengetahui identitas aslinya selama ia menjadi manusia dulu.

Apakah ia memiliki keluarga yang sama baiknya dengan keluarga yang ia punyai sekarang? Ia juga ingin kengetahui sifatnya dahulu. Terlebih sesuatu yang membuat hatinya tergelitik oleh sebuah pertanyaan, tentang masalah apakah pemuda yang ia jumpai beberapa waktu lalu ada sangkut pautnya dengan dirinya? Apalagi, pemuda tersebut memiliki wajah yang hampir serupa dengannya. Benarkah begitu?

Mendadak kepala Sakura menjadi pening. Nah, ia juga heran dengan keadaan tubuhnya. Ia jadi merasakan perasaan di dalam dirinya membuncah ingin keluar, perasaan yang para manusia katakan sebagai rasa rindu?

Kepalanya juga sering terasa pening padahal ia bukanlah mahkluk hidup yang bisa merasakan sakit.

Mereka para vampir tak bisa merasakan apa itu rasa sakit. Waktu ia pergi ke benteng para manusia dan kehilangan satu matanya saja ia tidak merasakan apapun ketika mata itu tertebas. Mengapa ia bisa merasakan pusing di kepalanya? Aneh sekali!

Orochimaru yang kebetulan lewat melihat Saku termenung di bawah pohon sakura yang sedang mekar-mekarnya. Bukankah ini adalah sebuah pemandangan yang indah jika saja gadis itu tak memunculkan ekspresi cemberut seperti itu?

Penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh salah satu anaknya, Orochimaru lantas menghampiri gadis manis itu.

"Apakah kau sedang memikirkan caramu memberontak seperti yang kau baca di buku yang ku berikan tentang Masa Pemberontakkan Para Remaja lagi, Sakura?" Tanya Orochimaru terkekeh geli. Pasalnya gadis itu sering sekali mempraktikkan apa yang tertulis pada buku-bukunya.

Ya, Orochimaru senang memberi Saku buku-buku untuk gadis itu baca. Sakura suka sekali membaca. Apapun itu, asalkan berbentuk untaian huruf, pasti akan ia baca. Oleh karenanya, Sakura itu memiliki pengetahuan yang terbilang luas. Apalagi ia sering keluar dari markasnya untuk melihat dunia luar yang sudah hancur itu.

Namun, walau memiliki pengetahuan yang luas, Sakura memiliki kelemahan dalam pengetahuannya. Gadis itu tidak tahu caranya mengekspresikan perasaannya. Terlalu rapi juga rapat untuk dibuka. Oleh karena itu, Orochimaru maupun vampir atau pun orang lain tak dapat menebak apa yang sedang gadis itu pikirkan.

Gadis itu terlalu pintar dalam menyembunyikan perasaannya, huh!

"Tidak. Aku bukanlah remaja yang sedang ingin memberontak sekarang. Aku hanya penasaran, mengapa aku tak kunjung menjadi seorang wanita dewasa? Aku juga ingin terlihat seksi seperti Ino-nee serta Karin-nee. Mereka begitu cantik dan seksi." Ujar Sakura bohong. Tapi, toh Orochimaru hanya mangut-mangut saja. Berusaha mencerna celotehan anak gadis polosnya itu.

Pria tu-tampan-maksa banget- itu kemudian tertawa setelah ia memahami perkataan Sakura barusan. Kemudian ia pun berdehem, "Ehem.. Dengar, Nak. Kau tak akan pernah tumbuh menjadi wanita dewasa. Mengapa? Karena kita ini vampir bukannya manusia, ingat? Juga menurut Tou-san, kau yang seperti ini sudah luar biasa cantik, kok. Satu paket sama imut juga manis lagi. Tou-san juga sangat senang kau menjadi bagian dari kami, Sakura kami yang manis dan bandel." Ucap Orochimaru sembari tangan kanannya mengelus sayang kepala Sakura.

Hati Sakura menghangat mendengar penuturan dari Orochimaru.

"Aku juga senang memiliki keluarga yang sangat baik disini." Sakura tersenyum lebar, menampakkan deretan gigi-gigi putihnya yang rapi. Walau gigi taringnya lebih panjang daripada gigi taring manusia pada umumnya. Toh ia juga bukanlah manusia.

The Twin of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang