7 Tahun Kemudian
Sasuke duduk di kursi ruang tamu, meremas kedua telapak tangannya. Mata onyx nya tak berhenti memandangi lentera yang berada di tengah-tengah meja ruang tamu tersebut. Ia terlihat melamun.
Hari sudah malam, namun matanya sangat sulit untuk terpejam.
Puk!
Sasuke terkejut. Ia menolehkan kepala ke samping kirinya. Ternyata sang adik kembar menepuk bahunya yang lumayan kekar tersebut. Adiknya yang telah tumbuh menjadi gadis tercantik dalam hidupnya itu tengah tersenyum lembut.
"Ada apa, Sasu-nii? Mengapa melamun?" Suara lembut dari gadis berumur 14 tahun itu membuat pemuda raven itu menyunggingkan senyumannya. Ia membalas tepukan sang adik, menggenggam telapak tangan yang ramping tersebut.
"Tidak ada." Ujarnya singkat. Matanya masih terus memandangi wajah manis yang terlihat khawatir tersebut.
Sasuke mengisyaratkan Sakura untuk duduk di pangkuannya. Adiknya itu hanya menurut saja, toh itu adalah rutinitas mereka sehari-hari.
Ia duduk di pangkuan Sasuke, membelakanginya. Sasuke merangkul pinggang ramping tersebut dan menyenderkan dagunya di bahu kanan adiknya. Bermanja-manja dengan sang adik adalah hal yang paling ia sukai.
Adiknya, Uchiha Sakura. Mereka kembar tidak identik. Namun, jika diperhatikan lekat-lekat, banyak kesamaan yang ada pada diri mereka.
'Rambut merah mudanya yang dulu pendek sebahu, telah tumbuh panjang hingga mencapai pinggang' Sasuke membatin.
7 tahun yang lalu, keluarga mereka dibantai oleh para vampir yang menggila. Bukan hanya keluarga mereka, tetapi hampir seluruh orang di dunia. Sekarang mereka telah bergabung dengan anggota OPV yang bergerak secara khusus memusnahkan para vampir gila untuk menyelamatkan hidup manusia yang tersisa di benteng luas tersebut.
"Kita ini saudara kembar. Jadi, aku tahu apa yang kau rasakan Sasu-nii." Ucap Sakura seraya mengelus lengan Sasuke yang merangkul pinggangnya.
Sasuke menghela napas berat. Memang sulit menyembunyikan sesuatu dari adik kembarnya itu.
"Aku.. aku sedikit khawatir tentang besok, Saku." Adunya mengutarakan hal yang selama beberapa hari ini ia pendam.
Sakura terkikik geli, "Apa yang kau khawatirkan? Kau adalah lulusan terbaik di bidang berpedang saat masa pelatihan. Kau jenius dan dapat berpikir dengan cepat dalam membaca situasi serta mengatasi serangan lawan. Kau sangat terampil, aku yakin kau akan cepat naik jabatan." Sasuke mendengus saat mendengar pujian dari Sakura. Ia mengeratkan pelukannya.
"Bodoh. Bukan itu yang aku khawatirkan. Aku khawatir padamu. Kau selalu ceroboh, bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Aku bingung mengapa para pelatih menjadikanmu lulusan terbaik di bidang menembak? Dan lagi.." Sasuke menjeda ucapannya. Sedangkan Sakura masih setia mendengar keluhan sang kakak.
"Dan lagi, kau selalu membahayakan dirimu, kau selalu menanggung semuanya sendiri tanpa mau meminta persetujuan dariku." Lanjut Sasuke.
Sakura tersenyum. Ia tiba-tiba bangkit dan membalikkan badannya menghadap Sasuke. Menepuk kedua bahu Sasuke yang nampak kaget atas aksi Sakura barusan. Gadis itu menatap dalam kedua mata kakaknya.
Emerald bersiborok dengan onyx.
Sasuke terdiam."Jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku ini 'kan kuat, karena aku adalah adiknya Uchiha Shisui, Uchiha Itachi, dan Uchiha Sasuke! Umurku sudah 14 tahun, ingat?" Setelah mengucapkan hal tersebut, Sakura tersenyum lebar.
Mata Sasuke melebar, terkesima dengan pemandangan yang ada di depannya. Segera ia rengkuh erat tubuh adiknya seakan takut jika tubuh itu menghilang untuk selama-lamanya. Ia terharu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twin of My Life
FanficMaaf semuanya cerita ini sudah tidak dilanjutkan lagi😔😔