Kebencian

816 53 3
                                    

Sasori dan Sakura berjalan perlahan di kesunyian malam. Wajah keduanya nampak sangat serius. Entah apa yang tengah mereka pikirkan sekarang.

"Apakah kita berpisah di sini saja?" Tanya Sakura menghentikan jalannya dan menatap Sasori jengah. Sedari tadi ia mengikuti langkah pemuda imut itu. Sasori menolehkan wajahnya pada Sakura.

"Aku tidak ingin kita berpisah. Aku masih menyayangimu." Ucap Sasori manja. Sakura cengo, itu bukanlah jawaban yang ia inginkan dan jangan buat para pembaca salah paham di sini, Sasori!

"Maaf deh. Maksudku, kita berpisah saat ada anggota OPV saja ya? Aku malas berjalan sendirian. Nanti aku dikira tidak punya kekasih (jomblo) lagi. Kan sayang sekali wajah tampanku ini harus disia-siakan." Sasori menyengir. Sakura kemudian menghela napas kasar.

"Memangnya kau memiliki kekasih? Haha, tidak mungkin. Lagipula wajahmu tidak setampan kakak-kakakku!"

Sakura terdiam. Apa yang baru saja ia ucapkan tadi?

Sementara Sasori menatap Sakura intens.

"Kakak-kakakmu? Apa ingatanmu mulai kembali, Saku?" Tanya Sasori antusias.

Sakura tidak punya jawaban untuk pertanyaan yang Sasori ajukan. Kenapa ia mengatakan bahwa ia memiliki kakak? Apakah kepingan ingatannya mulai kembali tanpa ia sadari? Sakura tidak tahu. Namun, ia sangat mengharapkan ingatannya kembali secepatnya.
"Ayo!" Sakura merasa telapak tangannya digenggam lembut. Ia menengok sang pelaku yang ternyata adalah Sasori. Pemuda itu tengah tersenyum hangat padanya.

Mereka pun berjalan bersama dengan tangan yang saling bertautan.

Sakura POV

Sasori-nii terus menuntunku berjalan, padahal aku bisa sendiri! Hanya saja aku tidak terlalu yakin akan kemana pikiranku membawa tubuhku ini.

Kami berjalan bersama, dengan bergenggaman tangan, dan terlebih...

... aku merasa pernah melakukan hal ini sebelumnya.

Ingatanku sedikit demi sedikit mulai melintasi pikiranku walau hanya sekelebat saja. Entah itu kapan dan dimana saja, ingatanku bisa tiba-tiba muncul secara acak.

Hal ini bermula saat setelah aku bertemu dengan dua orang aneh yang sangat tampan, bukannya aku ingin memuji, hanya saja mereka begitu tampan. Tetapi ada yang membuatku heran, pemuda dengan rambut seperti pantat ayam itu, wajahnya... mengapa mirip denganku?

Ia juga kelihatan seperti terkejut saat melihatku. Dan entah mengapa aku yakin pemuda itu pernah berada di masa laluku. Menjadi salah satu bagian penting di hidupku.

Duk!

"Aw! Apa yan-"

"Ssttt!"

Sasori-nii tiba-tiba berhenti membuat aku yang berada di belakang tubuhnya menabraknya. Saat aku hendak melayangkan protes, ia segera memerintahkanku diam.

Aku tahu! Ada sekitar 11 anggota OPV di depan sana. Seperti yang di katakan oleh Tou-san, tamu sudah datang.

"Ayo kita layani mereka, Sasori-nii!" Seruku pelan dan semangat. Sasori-nii tersenyum lalu mengelus kepalaku lembut.

"Sasu-nii! Hueee! Senterku menghilaaang! Aku tidak bisa lagi bercerita seram! Bagaimana ini?! Hueee..."

"Tenanglah, Saki. Aku akan mencarikannya untukmu. Percayalah!"

Dan elusan lembut itu kembali menyapa di puncak kepala Sakura untuk kesekian kalinya. Anak kecil yang imut itu tersenyum senang.

"Saki percaya padamu, Sasu-nii!" Ucapku tanpa sadar.

The Twin of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang