sixty nine.

159 4 0
                                    

Nilai fisika mu 0, nilai matematikamu 0, nilai kimiamu 60, nilai biologimu pas di KKM.

Kamu mengutuk dirimu. Begitu juga orang-orang disekitarmu.

“Bodoh”

“Bikin malu nama orangtua”

“Kamu pas UN nyontek, ya?”

“Kok kamu bisa lulus SD?”

Dan kawan-kawannya.

Kamu remedial di mata pelajaran tersebut. Kamu terlihat bodoh saat mengerjakan soal. Kamu tidak bisa apa-apa, bahkan menulis nama pun rasanya tak pantas.

Lalu kamu berada di peringkat paling akhir dikelas. Kamu diolok-olok, dicaci maki, dihina, dan orangtuamu dicap gagal.

Kamu terdiam dan tak berkutik lagi. Kamu anggap kamu bodoh, dan orang sepertimu tak pantas hidup. Kamu hanyalah sampah masyarakat. Kamu beban, percuma orangtuamu menyekolahkan.

Kamu pasrah, dan percaya bahwa kamu adalah apa yang dikatakan orang-orang itu.

Ya.

Kamu memang bodoh.

Sangat bodoh.

Kamu bodoh, karena kamu menganggap dirimu bodoh. Kamu bodoh, karena kamu percaya dengan semua kata-kata mereka. Bodohnya kamu, masih memaksakan diri untuk memahami suatu hal.

Kamu bodoh, karena kamu tak tau batas kemampuan serta bakat dan minatmu.

Jika kamu tak pandai menghafal ribuan rumus fisika, bukan berarti kamu tak bisa menendang bola sampai ke gawangnya.

Jika kamu tak pandai mencari nilai X pada logaritma, bukan berarti kamu tak bisa melukis pemandangan yang indah.

Jika kamu tak pandai membuat struktur lewis suatu unsur, bukan berarti kamu tak bisa berdebat bahasa inggris dengan lancar.

Jika kamu tak pandai dalam satu bidang, bukan berarti kamu bodoh dalam semua bidang.

Kamu itu pintar.

Kamu itu bijaksana.

Carilah jati dirimu,

dan kau akan berhasil di masa depan.

Kamu tidak bodoh, mereka yang bodoh karena menganggapmu bodoh.

—Kamu tidak bodoh,
Arcturus.

Quotes You NeedsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang