part 112

119 6 0
                                    

Teruntuk, Tuan.
yang pergi tanpa pamit.

Seketika melalui aksara-aksaraku yang patah
Aku hanya bisa menatap punggungmu
Langkahmu yang tegap menjauh dariku
Sinar matamu tak dapat ku tatap lagi
Bahkan mata indahmu tak lagi milikku
Lambaian tanganku tak lagi kau pedulikan
Binar mataku tak jadi hirauanmu lagi tuan

Rentetan abjad di kertas putih tanpa nyawa ini
Tak lagi akan kau baca dan kau pahami
Kolaborasi tinta hitam diatas kertas ini
Aku menuai setiap jengkal rasa
Yang kau minta hilangkan dan pudarkan
Dengan peluh di mata aku berusaha
Walau perih tak tertahankan dalam hati
Dan perlahan membunuh rasa yang hadir
Hingga akhirnya aku mati rasa

dari puan,
yang akhirnya menyerah kepada semesta.

Quotes You NeedsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang