5. Mempermalukan Orang yang Berbuat Maksiat

381 20 0
                                    


Orang-orang Bani Israil zaman dahulu, jika ada seorang di antara mereka berbuat maksiat, esok paginya ia melihat di pintu rumahnya tertulis
*“Si Fulan berbuat ini dan itu, dan kafaratnya (dendanya) begini dan begitu”.*
Hal itu dapat disaksikan oleh umum.
(Kitab Al-Khashaish: III/4).

Lain halnya dengan umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam Allah SWT memandang perbuatan seperti di atas justru lebih baik ditutup.

Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menegaskan:

كل امتى معافى الا المجاهرين ان يعمل الرجل بالليل عملا ثم يصبح وقد ستره الله تعالى فيقول : يا فلان. عملت البارحة  كذا وكذا وقد بات يستره ربه ويصبح يكشف سترالله عنه..  متفق عليه
“Semua umatku dapat beroleh maaf kecuali orang-orang yang me­ngungkapkan (sendiri kesalahannya) yang diperbuat di malam hari (lalu mengungkapkannya sendiri) pada pagi harinya, padahal Allah telah menutupi kesalahannya."

"Ia mengatakan (kepada orang lain): ‘Hai Fulan, tadi malam aku berbuat begini dan begitu’. Padahal perbuatannya itu telah ditutupi Allah, Tuhannya, namun keesokan harinya ia membuka sendiri perbuatannya yang telah ditutupi Allah.” (Hadits Muttafaq alaihi).

Hadist dan Siroh NabawiyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang