Kecintaan dan Kerinduan Rasulullah kepada Ummatnya

3.8K 20 1
                                    


Rasulullah Merindukan Umat Akhir Zaman

Sahabat-sahabat fillahku...

Suatu saat dalam sebuah majelis.....
Tiba2.........

Rasulullah mengucapkan sebuah kalimat yg membuat seluru para sahabat terkejut.

Ditengah2 majelis berlangsung, rasulullah bersabda dg nada sendu.

"Sungguh....... aku sangat rindu ingin segera bertemu dengan saudara2ku (ikhwani) ...."

Mendengar hal ini.
Suasana di majelis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Sayyidina Abu Bakar radiallahu ‘anhu.

Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihinya melafadzkan pengakuan sedemikian dari mulut mulia rasulullah.

Seulas senyuman yang sedia terukir di bibirnya pun terungkai. Berganti dg wajah penuh tanya dan harapan.

Wajahnya yang tenang berubah warna.
“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?” akhirnya Sayyidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut pikiran.

“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan),” suara Rasulullah bernada rendah. Menjawab tanya sang mertua, sekaligus sahabat terkasih.

“Bukankah Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah?” kata seorang sahabat yang lain pula.

Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan, sambil tersenyum.

Kemudian Beliau bersuara,
“Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Dan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka.”

Pada kesempatan yang lain pula, Rasulullah pernah menceritakan tentang keimanan “ikhwan”…

Rasulullah: “Siapakah yang paling ajaib imannya?” tanya Rasulullah.
“Malaikat,” jawab sahabat.

“Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka sentiasa dekat dengan Allah,” jelas Rasulullah.
Para sahabat terdiam seketika.

Kemudian mereka berkata lagi, “Para nabi.”
“Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka.” jelas rasulullah.

“Mungkin kami,” celah seorang sahabat.
“Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada di tengah-tengah kalian,” pintas Rasulullah menyangkal hujjah sahabatnya itu.

“Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih mengetahui,” jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.

“Kalau kamu ingin tahu siapa mereka, mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Qur’an dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku,” jelas Rasulullah.

Kemudian dalam wajah yg penuh sayu.....
Rasulullah bersabda lirih dan sedih.....

“Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.
Sahabat fillah..

Begitulah penilaian Allah. Bukan jarak dan masa yang menjadi ukuran. Bukan bertemu wajah sebagai syarat untuk membuahkan cinta yang suci.

Pengorbanan dan kesungguhan untuk mendambakan diri menjadi kekasih kepada kekasih-Nya itu, diukur pada hati dan terbuktikan dengan kesungguhan beramal dengan sunnahnya.
Dan insya Allah umat akhir zaman itu adalah kita yang sedang bernafas hingga saat ini.

Bagi kita yang bersungguh-sungguh mau menjadi kekasih kepada kekasih Allah itu, wajarlah bagi kita untuk mengikis cinta-cinta yang lain. Cinta yang dapat merenggangkan hubungan hati kita dengan Baginda Rasulullah salllahu ‘alaihi wasallam.

Sahabatku......
Apakah kita termasuk ikhwan yang disebut oleh rasulullah tersebut diatas..?

Lalu bagaimana kriteria ikhwan yg dirindukan oleh rasulullah tersebut. .?

Spesifikasi “ikhwan” yang dimaksud Rasulullah salllahu ‘alaihi wasallam secara detil ada di temukan dalam hadits lain yaitu:

Telah di riwayatkan oleh imam Ahmad dan Ath-Thabrani dari Abdullah bin Amru, ia berkata; Pada suatu hari saat matahari terbit aku berada di dekat Rasulullah salllahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda:

يَأْتِي قَوْمٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نُورُهُمْ كَنُورِ الشَّمْسِ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: نَحْنُ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: لاَ وَلَكُمْ خَيْرٌ كَثِيرٌ وَلَكِنَّهُمْ الْفُقَرَاءُ وَالْمُهَاجِرُونَ الَّذِينَ يُحْشَرُونَ مِنْ أَقْطَارِ اْلأَرْضِ، ثم قَالَ: طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، قِيْلَمَنْ الْغُرَبَاءُ؟ قَالَ: نَاسٌ صَالِحُونَ فِي نَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ

Akan datang suatu kaum kepada Allah pada hari akhir nanti. Cahaya mereka bagaikan cahaya matahari. Abu Bakar berkata, “Apakah mereka itu kami wahai Rasulullah (muhajirin awwal)?”

Rasulullah bersabda, “Bukan, tapi kalian mempunyai banyak kebaikan.”

Mereka adalah orang-orang fakir yang berhijrah. Mereka berkumpul dari berbagai penjuru bumi.” Kemudian beliau bersabda, “Kebahagian bagi orang-orang yang terasing, kebahagiaan bagi orang-orang yang terasing.”

Ditanyakan kepada beliau, “Siapakah orang-orang yang terasing itu?”

Beliau salllahu ‘alaihi wasallam. bersabda,
“Mereka adalah orang-orang shalih, yang jumlahnya sedikit di antara manusia yang buruk (orang-orang yang membangun kebaikan (din) di saat kebanyakan orang merusaknya dan jumlah mereka memang sedikit."

"Karena apa yang mereka lakukan sulit difahami orang-orang karena Islam hanya sebatas nama, masjid megah tapi jauh dari hidayah, wahn – (cinta dunia dan takut mati dan seterusnya)."

"Orang yang menentang mereka lebih banyak dari pada orang yang menaatinya (para taghut dan para pengikutnya, termasuk orang orang jahil yang harus selalu kita ingatkan, termasuk para pemuka agama yang salah jalan, juga orang orang yang berfihak kepada kebatilan).”

(Al-Haitsami berkata hadits ini dalam Al-Kabir mempunyai banyak sanad. Para perawinya shahih)

Oleh karena itu teruntuk saudara saudariku para generasi penerus umat ini (umat akhir zaman), carilah dan temukanlah dan jadilah kaum yang berhijrah untuk agamanya dimana mereka berjumlah sedikit di akhir zaman ini, karena merekalah “ikhwan” Rasulullah salllahu ‘alaihi wasallam yang beliau rindukan semasa hidupnya.

Barakallahu fiikum....

Hadist dan Siroh NabawiyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang