setelah kejadian diatap tadi hyunjin dan jeongin tidak berbicara sama sekali selama jam pelajaran, entah jeongin yang masih marah atau hyunjin yang malu malu meong.
saat bel istirahat, mina kekasih hyunjin menghampiri hyunjin ke kelasnya
"sayang~" ucap mina dengan nada manja.
"hm"
hyunjin berdehem pelan tanpa melirik mina karena ia masih setia dengan bukunya ditambah lagi dengan jeongin disebelah nya yang sedang menulis.
"kantin yu, ini kan istirahat"
"kamu aja duluan aku pengen di kelas"
"ih gitu ya, yaudah aku ngambek nih"
"yaudah ayo" hyunjin tersenyum secara terpaksa dan melirik sekilas ke arah jeongin.
mina langsung gelayutan di tangan hyunjin sembari menarik nya.
"kamu mau makan apa?" ucap mina.
hyunjin tidak menjawab ia masih fokus terhadap pikiran nya. ia memikirkan jeongin cuma jeongin.
"sayangku" mina mengusap pelan pipi hyunjin.
"eh iya apa hm?"
"kenapa sih dari tadi kaya yang ga mau ada di dekat aku"
"gapapa sayang, aku lagi kepikiran tugas doang" hyunjin mengusap tangan mina.
"jadi makan? aku gabakal makan jadi nemenin kamu aja" hyujin mengecup tangan mina.
mina malu kini wajah nya berubah menjadi seperti warna tomat.
"ih sayang ini umum tau" hyujin hanya membalasnya dengan senyuman
"yaudah aku pesen makanan dulu yaa" ucap mina lalu beranjak dari tempat duduk nya.
setelah melihat pacarnya memesan dan menunggu antrian, hyunjin pergi secara diam diam menuju kelasnya.
saat masuk kelas ia berjalan menuju bangkunya dan matanya terfokus terhadap yang jeongin yang sedang menulis.
"jeong ikut gue" ucap hyunjin dengan lembut.
jeongin menghiraukan nya ia lebih tertarik untuk menulis daripada mendengarkan perintah si dower itu.
"yang jeongin ikut gue"
hyunjin berucap dengan keras dan kasar sontak membuat siswa yang berada di dalam kelas melihat ke arah hyunjin dan jeongin.
jeongin melirik tajam hyunjin lalu memfokus kan kembali terhadap tugas nya itu.
"ck bandel" hyunjin menarik lengan jeongin secara paksa.
"hyunjin lepasin" jeongin berusaha melepas tangan nya dari hyunjin.
"diem ikut gue" hyunjin mencengkram kuat tangan jeongin membawanya sampai ke parkiran.
untung saja dikelas tidak ada chan, seungmin, jisung dan felix. kalau ada mungkin hyujin sudah dijadikan makanan anjing
"hyunjin s-sakit"
"bacot" hyunjin melangkah kan kakinya cepat hingga sampai di parkiran.
"nih pake" lelaki tampan itu memberikan helm nya kepada si manis.
jeongin mengambilnya dan memakainya. ia tidak mau menolak karena saking takutnya dengan hyunjin saat ini.
mereka saat ini sedang duduk di depan danau. hening, tidak ada yang membuka suara selama 5 menit.
hyunjin akhirnya angkat bicara dan menatap jeongin yang sedang nunduk ketakutan.
"jeongin" jeongin hanya memainkan jarinya sambil tertunduk tanpa membalas ucapan hyunjin.
"hey, jeongin" ucap hyunjin lembut, sembari memegang dagunya
jeongin akhirnya memberanikan diri menatap balik hyunjin.
"maafin gue jeong, soal kejadian di uks tadi"
"iya"
"serius?"
"iya"
"lo kaya yang ga ikhlas gitu"
"iya udah gue maafin hwang hyunjin" jeongin berucap dengan nada kesal nya
hyunjin cekikikan melihat jeongin sedang kesal yang terlihat sangat lucu seperti ini, tandanya ia sudah kembali seperti dulu dan memaafkan dirinya.
"dasar orang gila malah cekikikan, lo liat tangan gue merah kampret"
"mana mana hm?"
"kagak jadi udah sembuh tangan nya" jeongin menyembunyikan tangan kanan nya yang merah tadi.
"gemes banget sih" hyunjin mengacak pelan rambut jeongin.
"diem rambut gue udah rapih"
jeongin berniat menata kembali rambut nya namun tangan nya diambil oleh hyunjin.
"mana yang sakit hm?"
jeongin melihat hyunjin malas.
"lo buta apa gimana? bisa liat sendiri kan mana yang merah"
"gausah galak galak deh" ucap hyunjin dengan cengengesan khas nya
cup
hyunjin mengecup lama tangan kanan jeongin yang merah itu, lalu setelah nya ia melihat wajah jeongin yang mengangap bersiap untuk memarahi hyunjin.
"gaperlu marah, itu obat yang manjur buat tangan lo"
jeongin tidak tau dirinya harus senang atau merasa sedih diperlakukan seperti ini oleh seorang hwang hyunjin lelaki tampan berbibir tebal itu.
---
to be continue