Selena memikirkan bagaimana nasib keluarganya. Ia duduk merenung keadaan keluarganya.
"Mengapa semua harus terjadi padaku? Apa sih salahku?"
"Semua ada masanya", kata seseorang dengan nada bijaknya
"Ngapain sih di sini, udah lah sana"
"Aku baru datang malah kamu usir"Selena langsung beranjak dan berusaha masuk ke rumah mengunci pintu tapi tetap saja kalah dengan kekuatan yang dimiliki Adam. Selena lari menuju kamar. Tapi tangannya sudah ditarik Adam dan dia jatuh ke dalan dekapan Adam. Merasakan degupan kencang di dada bidangnya itu.
"Oh shit! Degupan ini begitu kencang pasti dia mendengarnya", batin Adam"Lepasin ga"
"Engga"
"Lepasin"
"Engga"Selena menginjak kaki Adam tapi tidak mengenai kakinya.
"1 point of me honey"
"Lepasin Dam"Adam melonggarkan pelukannya dan memutar tubuh Selena hingga berhadapan langsung padanya.
"Apa yang kamu inginkan, hah?"Adam tanpa menjawab pertanyaannya langsung mencium kening Selena dengan segenap jiwanya. Selena terkejut dengan sengatan dari Adam. Adam menatapnya intens tapi Selena menundukkan wajahnya malu karna pipinya merah merona. Adam memegang dagu dan menaikkan wajahnya. Lalu mencium bibir Selena yang tipis. Selena tersentak dengan hal itu.
"Arrghh he's so annoying", batinnyaMembasahi bibir Selena dengan lidahnya dan berusaha memasukkan lidahnya tapi bibir pink itu masih terkatup dengan sempurna. Selena yang semakin kewalahan akhirnya membuka mulutnya. Ciuman panjang di antara mereka dengan deru nafas yang memburu. Selena dan Adam beradu dalam hening. Mereka saling menikmati momen itu satu sama lain. Walau Adam adalah pria brengsek tapi dia tau batasan. Adam meninggalkan Selena yang mematung dan pergi dengan Mercedes Benz nya. Selena menangis karna nasib keluarganya sekarang dirinya sudah merasa tidak utuh. Ia merasa terhina dengan perlakuan Adam.
~"~
Adam's POV
Shit!!! Apa yang baru saja aku lakukan. Aku baru saja menciumnya kembali. Padahal aku datang ingin menyatakan perasaanku padanya tapi kenapa aku ga mampu. Fuck. Harusnya tadi momen yang tepat. Tidak sesuai rencana. Oh Adam betapa bodohnya dirimu. Dia pasti sangat kecewa. Aku sudah membuatnya sakit dan kini dia semakin sakit dan mungkin dia membenciku sekarang. Ok jangan katakan kamu akan bilang hal yang sama padaku bahwa she really hates me. Oh My God!!! Aku tidak mau dia membenciku karna sikapku. Aku tau aku brengsek tapi arrghh sudahlah. Kalau tadi akal sehatku tidak ada mungkin aku tidak akan di sini. Mungkin aku dan dia sudah naked dan saling bertatapan dengan deru nafas yang semakin memburu. Tapi aku ga se-brengsek yang kalian pikirkan. Ok, intinya aku brengsek. Selesai. Tapi seengaknya aku merasa bukan hanya aku yang menikmati ciuman itu tapi dia juga. Sekitar 15 menit bukan, itu adalah ciuman yang penuh arti. Entah bagaimana, baru kali ini aku bisa tulus mencium wanita dari sebelumnya.~"~
Author's POV
Hari kedua Viona bekerja dan dia melakukan kesalahan. Telat bangun. Bagaimana bisa dia telat sementara dia baru bekerja. Viona berharap boss nya bisa semanis semalam. Ia sangat takut kehilangan pekerjaan barunya. PHK itu kata yang mengerikan. Viona langsung bergegas dengan kendaraan umum dan melirik jam tangannya, 9.50. Shit! Viona berlarian ga keruan.Jam menunjukkan pukul 10.40 membuat panik dirinya. Takut. Viona langsung menekan tombol lift dan ting! Lift beraroma terapi terbuka dan langsung masuk. Tiba - tiba pintu lift tertahan dan terlihat boss nya memasuki lift.
"Selamat pagi boss. Maaf saya terlambat"
"Tidak apa"Tiba - tiba lift terhenti dan lampu mulai redup. Viona langsung memeluk Alex spontan. Alex dengan tenang mengelus rambutnya dan menenangkannya. Lampu hidup kembali dan lift bergerak kembali.
"Hmm maaf boss saya ga sengaja"
"Tidak apa Viona"
"Sekali lagi maaf"Mereka berdua keluar dan menuju ruangan masing - masing. Faurine datang lebih awal dan tampak menunggu kehadiran mereka terutama Viona.
"Selamat pagi Mrs. Faurine", sapa mereka berdua
"Cocok"
"Apanya yang cocok Mrs. Faurine?", tanya Alex
"Kalian berdua", balasnya tegas sambil meninggalkan mereka dengan tatapan penuh tanda tanyaTatapan mereka berdua bertemu. Perasaan yang dirasakan Alex tidak bisa dibendung. Dia benar - benar bertemu dengan masa lalunya kembali. Cinta yang dia miliki telah kembali.
~"~
Selena kembali bekerja di toko bunga milik Madam Luciferine. Ia bekerja giat setengah hari. Lalu melanjutkan bekerja di toko coklat milik Uncle Zelva. Semangat bekerjanya tak pernah padam. Dia begitu mencintai pekerjaan yang dimilikinya. Menggunakan sepeda kesayangannya, dia melaju dengan santainya mengantarkan orderan. Suara mobil yang mengklaksonnya berulang kali. Selena berdengus kesal mengetahui mobil itu adalah Adam.
"Mau apalagi hah?"
"Mendingan naik mobil aja dibanding naik sepeda"
"Biarin. Naik sepeda lebih menyenangkan dibanding mobil"
"Yaudah, bye"Adam meninggalkan Viona yang masih mengayuh sepedanya.
"Dasar laki - laki sombong", dengus Selena~"~
Viona memperhatikan tata cara Faurine mengajarinya. Hanya butuh waktu 2 hari saja dia sudah menguasai banyak mengenai perusahaan bahkan tugasnya sebagai seorang sekretaris. Gadis yang brilian. Mampu menghapal setiap inch dari permasalahan. Di kantor dia mendapatkan julukan "Fantastic Woman". Kabar itu langsung ditangkap telinga Alex. Dia tersenyum mengetahui Viona disukai semua orang di kantor hanya dalam beberapa hari. Biasanya jika ada orang baru langsung mendapat jabatan tinggi, mereka langsung iri bahkan cemburu, tapi ini beda. Aura kharisma membuat orang tertarik padanya begitu juga dirinya.
Alex tersenyum dan memandang ke luar lewat kaca di ruangannya. Membayangkan segala yang terjadi pada dia dengan perempuan itu. Faurine yang masuk dan melihat boss nya tersenyum sendiri dia menyimpulkan bahwasannya boss nya tersebut kembali bisa mencintai seorang wanita.
"Mr. Alexandro"
Yang dipanggil tetap bergeming dan tersenyum sendiri. Faurine yang tetap melihat boss nya seperti itu langsung datang menghampiri.
"Mr. Alexandro. Apakah Anda baik - baik saja?"
"Oh, Mrs. Faurine. Ternyata Anda sudah datang"
"Saya sudah di sini sejak 10 menit yang lalu"
"Oh, maaf saya tadi tidak tahu keberadaan Anda"
"Tidak apa Mr. Alexandro. Ohiya, Mr. Alexandro, bagaimana kinerja sekretaris pilihan saya?"
"Dia mengangumkan"Mrs. Faurine kembali menyunggingkan senyuman. Melihat hal itu, Alex memasang wajah tanda tanya.
"Mengapa Anda tersenyum, Mrs. Faurine?"
"Saya sepertinya bisa merasakan Anda sedang jatuh hati dengan seorang wanita. Apakah dia yang mengagumkan itu berhasil merebut hati Anda?"Seperti biasa Alex hanya bisa tersenyum menandakan dirinya setuju dengan hal itu.
Next Chapter 🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner
RomanceAlexandro Alvaro Artama, seorang CEO yang memiliki pengetahuan luas, gagah, berwibawa, dan tak kalah tampan. Memaafkan masa lalu adalah hal tersulit namun memang harus dilakukan. Ya itulah yang dialami Alex ketika harus dihadapkan dengan masa laluny...