1 bulan berlalu...
Simon, papa Viona telah pulang dari Italia. Ia tak sabar bertemu putri sulungnya.
"Sebentar lagi aku akan bertemu denganmu Luna, sabarlah daddy sedang dalam perjalanan pulang"Chevrolet yang dikendarai Simon telah terparkir dengan sempurna. Perfect. Simon juga membawa bunga mawar kesukaan Viona. Ia tahu anak sulung satu - satunya itu pecinta bunga mawar.
"Luna, daddy pulang sayang"
Mendengar hal itu, Viona langsung turun tergesa - gesa dan memeluk papanya.
"Daddy"
"Liat daddy bawa apa hayo?"
"Wahhhh roses, i love it. Thank you daddy"
"Satu lagi, daddy juga punya sesuatu yang pastinya kamu suka"
"What's that daddy?"
"Coklat"
"Yeayyy"Viona berteriak kegirangan layaknya anak kecil. Tapi satu hal yang buat bingung dirinya, Italia.
"Daddy"
"Yeah, why? Ga enak coklatnya ya?"
"Italia?"
"Yeah Italia. Kamu suka?"
"Bukannya daddy di Australia?"Tiba - tiba saja pintu terbuka dan terlihat sosok tengil Selena.
"Hi Simon"
"Hi Selena"
"Sudah pulang rupanya. Awas nanti putri cantiknya jadi gembrot kebanyakan makan coklat"
"Iihhh Via"Simon dan Selena menertawakan Viona yang memakan coklat dengan lahapnya. Dengan jailnya, Selena mengambil coklat dari genggaman Viona.
"Wlee, aku menang"
"Viaaaaaa....."~"~
Alex's POV
Kenapa aku jadi seperti ini. Aku seperti merasa kupu - kupu berterbangan di perutku. Apa benar yang dikatakan Mrs. Faurine, i'm fall in love with her. Tetapi perlakuan Viona kepadaku serasa biasa saja. Tapi kenapa hatiku merasa bahwa dia benar - benar Viona. Bukankah Viona telah pergi dan tidak akan pernah kembali. Ingatan masa laluku yang membuat aku tidak bisa move on dari wanita itu. Karena itu semua aku jadi tidak bisa mencintai wanita lain selain dia. Wanita seperti apa sih kamu Viona sehingga aku tidak bisa berpaling hati padahal itu sudah lama dan dirimu sudah pergi selamanya. Arrgghh, ada apa ini. Apa dia memang Viona tapi sedang acting. Tapi tidak mungkin. Tapi bisa jadi. Sejak kapan dirimu bisa berakting sayang. Ah, sudahlah lebih baik aku mandi."Viona sayang, dirimu membuatku jadi gila. Aku sangat membutuhkanmu sayang. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku pastikan aku akan merebut kembali hatimu. Aku yakin kamu pasti masih hidup dan aku sangat yakin kamu memang ditakdirkan untukku"
Author's POV
Simon membawa putri sulungnya jalan - jalan ke taman. Sementara Selena lebih memilih di rumah dengan alasan bersih - bersih rumah."Apa dia benar - benar bersih rumah atau mencuri stok coklatku di kulkas. Awas ya Via kalau sampai benar kamu makan coklat aku", gumam Viona
Viona sangat senang dirinya bisa kembali ke taman bersama daddy nya. Ia menceritakan bagaimana pekerjaannya dan kesehariannya pada Simon. Mendengar hal itu, Simon bangga dan kagum pada anaknya yang dikenal manja ternyata sudah bisa mandiri.
"Jelas dong daddy, Luna kan memang udah gede"
"Tapi kalau liat coklat, gedenya luntur jadi anak - anak"
"Iihh daddy"Simon tertawa melihat putri sulungnya cemberut. Simon memeluk anaknya erat. Kebahagiaan seorang ayah adalah ketika bersama anaknya lalu tertawa bersama.
Simon's POV
Tuhan, terima kasih Engkau masih memberiku kesempatan hidup bersama dengan putri sulungku satu - satunya. Aku sangat bersyukur masih bisa melihat Luna dengan dekat. Aku sangat berharap bisa seperti ini sampai Luna benar - benar tumbuh dewasa dan bertemu seorang pria yang benar - benar bisa menjaga putriku dengan baik. Jika memang umurku tidak lama lagi, aku harap aku bisa menitipkan putri sulungku pada seorang pria yang tepat. Amin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner
RomanceAlexandro Alvaro Artama, seorang CEO yang memiliki pengetahuan luas, gagah, berwibawa, dan tak kalah tampan. Memaafkan masa lalu adalah hal tersulit namun memang harus dilakukan. Ya itulah yang dialami Alex ketika harus dihadapkan dengan masa laluny...