1

21 1 0
                                    

Hari ini menjadi hari terbaik seorang Alexandro Alvaro Artama. Bagaimana tidak, ia bisa mengusai beberapa perusahaan dan memiliki omset yang begitu menggiurkan. Kekayaannya berlipat ganda.
"Mr. Alexandro. Ada perihal apakah Anda memanggil saya?"
"Ya, Mrs. Faurine. Ada hal yang harus Saya bicarakan dengan Anda dan ini menyangkut hidup Anda"
"Saya mengerti Mr.Alexandro. Saya akan cari pengganti untuk menggantikan posisi saya sebagai seorang sekretaris. Anda tenang saja, Saya handal dalam hal ini"
"Baiklah. Saya memberikan kepercayaan terhadap Anda. Tolong jaga kepercayaan saya"
"Baik Mr. Alexandro yang terhormat"

Mrs. Faurine segera keluar setelah izin dari boss-nya. Sementara itu, Alex masih memikirkan beberapa hal lainnya mengenai tugas kantor. Dia berharap bisa mendapat sekretaris seperti Mrs. Faurine lagi.

Mrs. Faurine adalah seorang sekretaris yang handal dan bertanggung jawab. Dia disiplin dalam bekerja. Umurnya sudah 65 tahun, itu artinya sebentar lagi dia harus re-sign dari pekerjaannya.

Alex's POV
Aku harus merayakan hal ini ke beberapa rekan, mereka pasti senang. Okay, aku tinggal mengundang mereka ke acara makan malam. Tidak ku sangka setelah sekian lamanya berlalu, aku masih saja mengingatmu sayang. Huh, andai keadaan adil, mungkin kita masih bisa bersama sekarang. Aku harap dirimu akan baik - baik saja dan mendapatkan yang lebih baik dariku. Walau begitu setelah bertahun - tahun, kenapa aku masih saja menunggu dan mencintaimu. Perasaanku tidak dapat dibendung lagi. Aku sangat merindukanmu. Andai kamu tahu, kamu akan tetap di hatiku walau kamu sudah punya yang lain. Rasa ini tidak pernah pudar. Ah sudahlah, mengingat kejadian itu hanya membuatku sakit. Aku benci dengan semua itu, pikiran gila macam apa ini.

Author's POV
Mrs. Faurine melaju dengan BMW nya. Dia berusaha mengambil lipstik yang terjatuh dan tak sengaja menabrak seorang perempuan. Terkejut. Lalu turun dari mobil dan menyelamatkannya.
"Oh Tuhan, apa yang baru saja terjadi? Aku baru saja menabrak orang. Kesalahan fatal dalam hidupku. Bagaimana kalau dia kenapa - kenapa? Aku harus segera membawanya ke rumah sakit"

Rumah sakit...
Mrs. Faurine tampak pucat pasi menunggu perempuan korbannya itu. Ia akan mengutuk dirinya sendiri jika perempuan itu tidak selamat.
"Siapa kira - kira perempuan itu? Dari mana asalnya? Kalau dia memang penduduk Green Hill, mengapa aku tidak pernah melihatnya?", batinnya

Dokter keluar dari ruang ICU. Mrs. Faurine berlari dengan perasaan khawatir.
"Dok, bagaimana keadaannya?"
"Maaf, anda ini siapa ya?"
"Saya yang membawanya ke rumah sakit"
"Keluarga atau orang tuanya ?"
"Saya tidak tahu dok bahkan nomor yang dihubungi juga tidak ada"
"Baiklah, Anda ikut saya ke ruangan dan akan Saya jelaskan lebih detailnya"

Dokter dan Mrs. Faurine membicarakan hal yang menimpa perempuan tersebut.
"Amnesia itulah yang membuat dia lupa siapa dirinya dan dia juga harus dirawat inap di sini. Keadaannya belum stabil. Dengan berat hati Saya akan bilang jika dia mengalami koma...."
"Koma dok? Oh Tuhan apa yang baru saja terjadi? Tidak mungkin...tidak mungkin..."
"Tenanglah Mrs. Faurine, Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkannya"

Sementara itu di ruang tempat Viona dirawat, ia mengalami sesuatu hal yang aneh.

Viona's POV
Di mana aku? Mengapa gelap sekali di sini? Apa itu? Aku berjalan mengikuti cahaya yang menjadi penuntunku hingga menemukan suatu pemandangan yang sangat indah. Hamparan bunga tulip yang begitu indah nan menawan. Berjalan di antara bunga. Tempat apa ini? Aku belum pernah melihat tempat seperti ini. Lalu ke mana semua orang? Tiba - tiba aku melihat seseorang yang muncul di balik pohon. Sepertinya aku mengenal sosok itu.
"Mama?"

Perempuan itu berbalik ya dia adalah mamaku. Mama tersenyum padaku dan memelukku. Aku senang bisa merasakan kehangatan dari seorang ibu yang sudah lama tidak kurasakan.
"Ma, kita ada di mana?"
"Ada di suatu tempat yang indah dan tidak ada satupun yang dapat menemukan kita"
"Ma, aku rindu mama"
"Mama juga sayang"

Mamanya mengecup kening dan pipi putrinya.
"Ma, ayo pulang"
"Tidak bisa sayang, mama harus di sini"
"Kenapa ma? Mama tidak merindukan papa?"
"Mama tidak bisa sayang. Pulanglah, mama akan selalu mencintaimu"
"Tapi ma...ma...mama....."

Author's POV
"Mamaaaaa....."

Dokter dan suster berlari ke arah ruangan putih itu. Mencoba menenangkan diri Vio yang dianggap terguncang. Dokter membiusnya dan Vio tertidur kembali.
"Bagaimana keadaannya dok?"
"Dia sudah bangun dan kelihatannya dia shock sekali. Kami akan memeriksa lebih lanjut"

Di kantor...
Alex mencoba menelpon Mrs. Faurine.
"Halo"
"Halo Mr. Alexandro yang terhormat. Ada perihal apa memanggil saya?"
"Anda di mana sekarang?"
"Saya berada di rumah sakit Bridge Life"
"Apa yang terjadi? Anda sakit?
"Bukan, tapi saya baru saja mengalami hal fatal"
"Baiklah, saya akan ke sana"

Alex menutup telponnya dan bergegas ke sana. Ia begitu peduli dengan semua rekannya tak terkecuali Mrs. Faurine yang sudah tua. Dia sangat menghormati rekan kerjanya itu.

Di perjalanan sangat macet. Berkali - kali menarik napas kuat melihat kondisi jalan yang semakin padat.
"Macet sekali"
"Iya tuan memang kalau jam segini jam pulang kerja"
"Ada - ada saja"

Alex sampai di rumah sakit. Ia langsung bergegas menuju di mana keberadaan Mrs. Faurine.
"Mrs. Faurine"
"Iya Mr. Alexandro"
"Apa yang terjadi? Apa Anda baik - baik saja?"
"Saya baik - baik saja, tapi saya baru saja mengalami hal fatal"
"Fatal?"
"Saya baru saja menabrak orang karna kecerobohan saya sendiri"
"Astaga. Lalu bagaimana kondisi korbannya?"
"Tadinya dia koma lalu tiba - tiba terbangun dan shock. Sekarang dia sudah tertidur kembali setelah dibius"

Alex hendak melihat siapa perempuan tersebut dan mengurungkan niat karna ponsel miliknya berbunyi.
"....."
"Baik, saya akan ke sana"

Mrs. Faurine memperhatikan bossnya dan menanyakan padanya. Alex pamitan langsung karna ada banyak tugas di kantor.

Setelah Alex pergi, wanita separuh baya itu masuk ke ruangan putih yang hanya terdengar suara jantung milik perempuan tersebut. Tiba - tiba pintu terbuka dan terlihat seorang perempuan muda tampak khawatir.
"Vio, apa yang terjadi padamu?", tanya Via sambil menangis

Mrs. Faurine hanya diam mematung. Dia takut kalau perempuan tersebut melaporkannya ke polisi. Dia tidak siap dengan semuanya. Apapun yang terjadi dia harus bertanggung jawab. Kehadirannya di sana merasa tidak dianggap dengan Vio langsung keluar dan duduk di bangku panjang. Memikirkan semua yang terjadi.

Hai readers 👋🏻
Ketemu lagi nih dengan author
Btw ini cerita aku yang kedua loh
Ok deh next chapter 🔜

My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang