2

12 1 0
                                    

Rumah...
Alex berbaring di king size bed miliknya. Memandang langit - langit lalu menutup matanya.

Flashback on...
Alex bersama dengan perempuan yang dapat meluluhkan hatinya yang begitu keras. Begitu manis seperti permen karet yang setiap hari tidak dapat dipisahkan.

Waktu SMA adalah waktu terbaik bagi setiap orang apalagi ketika dua orang saling mencintai bahkan memiliki rasanya dunia ini lengkap. Itulah yang dirasakan Alex. Moodbooster untuk ke sekolah selalu meningkat karena dia. Perempuan manis, imut, dan menarik. Tak jarang orang mencintainya. Keramahan dan kerendahan hatinya banyak disukai orang.

Terasa hampa jika mereka berpisah walau hanya sedetik. 1 detik itu terasa seperti 1 minggu. Alex merindukan sosok perempuan yang pernah mengisi kehidupannya. Tapi...itu semua telah berakhir karena keadaanlah yang membuat semua itu. Mereka harus berpisah karena perbedaan yang cukup jauh. Bukan karena perasaan mereka telah hilang salah di antara mereka, tapi karena keadaan yang membuat mereka jauh bahkan setelah bertahun - tahun lamanya, mereka tidak saling kabar. Serasa dunia telah menghapus kisah mereka begitu saja tanpa alasan yang tepat.

Kisah percintaan bertahun - tahun lamanya kini telah pudar. Walau dunia telah canggih sekalipun, mereka tetap tidak bisa berkomunikasi. Aneh tapi itulah kenyataan pahit. Jauh lebih pahit dibanding segelas kopi hitam.

Perempuan dambaan hati Alex telah pergi selamanya.

Flashback off

~"~

Tak terasa cairan hangat keluar dari kedua mata hitam pekat milik Alex yang indah.
"Aku benar - benar merindukanmu sayang"

Alex memandangi foto dirinya dengan perempuan yang pernah menjadi kekasihnya. Dia tersenyum dan berharap perempuan tersebut berbalik lalu kembali ke dalam dekapannya.
"Andai waktu bisa diputar kembali, aku ingin selalu bersamamu dan kejadian itu tidak akan terjadi."

~"~

Rumah Sakit...
Viona membuka matanya secara perlahan. Pusing. Itulah yang dirasakan olehnya. Sahabatnya tertidur di tepi ranjang.
"Via..", katanya dengan suara parau sambil mengelus kepala sahabatnya
"Eh, Vio..."

Via memeluk sahabatnya yang masih terbaring lemah. Perasaan girangnya muncul seperti anak kecil meminta permen padahal tau sendiri dia tuh tomboy abis.

"Aku di mana?"
"Kamu lagi di rumah sakit Vi. Pokoknya kamu tenang aja ya di sini aman kok. Ada aku yang akan selalu jagain kamu"
"Makasih"
"Slow Vi, gini - gini kan hero kesayangan kamu juga yekan"

Via tersenyun lemah. Sementara Mrs. Faurine kembali masuk ke ruang putih pucat itu dan terkejut melihat pemandangan yang ada.
"Maaf, anda siapa ya?"
"Saya yang mengantar ke rumah sakit ketika kejadian. Perkenalkan saya Faurine"
"Terima kasih Mrs. Faurine"
"Tidak perlu berterima kasih dan panggil saja Faurine"

~"~

Keesokan harinya...
Via bertemu dengan Faurine ingin membicarakan hal yang menimpa sahabatnya.
"Maaf sebelumnya Faurine, aku hanya ingin menanyakan beberapa hal mengenai kejadian yang menimpa sahabatku"
"Baiklah"
"Apa Anda tahu mengenai kejadian yang dialaminya?"
"Eee...hmmm...iya...saya tau"
"Tidak perlu takut Faurine. Ceritalah"
"Sebenarnya salah yang salah"
"Maksudnya?"
"Saya yang menabrak sahabat Anda"
"Apa!!!"
"Maafkan saya, saya tidak sengaja. Tolong jangan laporkan hal ini. Saya akan bertanggung jawab untuk semua ini. Tapi jangan seret saya ke polisi"

My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang