Day 60 (tamat)

489 37 3
                                    

One Direction - Half A Heart

enjoy!

~~

Flashback on ;

“Kamu itu enggak becus jaga anak! Mending kamu buang anak haram itu, aku nggak sudi ngerawat bayi itu di negara ini. Atau perlu kamu bunuh aja sekalian.” Bentak Adi pada Amelie yang sedang menangis tersedu-sedu dengan bayi berumur dua tahunnya yang sedang tertidur dalam dekapannya.

“Kamu itu salah paham, Pah. Ini itu anak kamu, bukan anak Jeremy atau siapapun itu, mengapa kamu tidak percaya padaku? Hari itu, Jeremy menginap di rumah saat kamu bekerja itu karena dia sedang ada masalah di rumahnya. Jadi dia memutuskan untuk menginap di sini. Setelah itu, sudah.. Kami tidak melakukan apapun. Aku bersumpah! Demi Tuhan, pak.”

Adi tertawa mengejek lalu membanting pintu, dia sangat marah sebab dua tahun lalu tepatnya saat dia pergi berlayar, yang mana Amelie ditinggalkan dalam keadaan-belum hamil. Kemudian, setelah Adi kembali dia terkejut melihat Amelie memiliki seorang anak. Terlebih lagi, dua tahun silam dia memang sempat curiga mendengar kabar bahwa Jeremy-rekannya menginap entah berapa hari di rumah mereka. Dan melihat Amelie yang tiba-tiba mempunyai anak, sontak membuat kecurigaannya bertambah, dia berfikir bahwa Jeremy telah menghamili Amelie.

Dan, meskipun Amelie sudah berusaha untuk menjelaskan sejelas mungkin. Namun, Adi masih bersikeras untuk tidak percaya. Jelas-jelas anak itu memang anak Adi, karena seminggu sebelum keberangkatannya untuk berlayar, dia sempat melakukan hubungan intim dengan Amelie. Namun, tampaknya kejadian itu sudah ia lupakan tenggelam bersama kenyataan yang menimpanya.

Jeremy juga bahkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan agar membuat Adi percaya.

“Pokoknya buang anak itu! Aku gak sudi melihat wajahnya! Terkutuk!”

Amelie menangis kemudian berdiri, “Aku akan membuangnya dari pada membiarkannya tinggal bersama Ayah bodoh yang tidak mau menganggap darah dagingnya sendiri. Sekalipun Tuhan yang memberi tahu semuanya. Kamu juga tidak akan percaya.” Dengan itu Amelie pergi membawa Emie entah kemana.

Berjam-jam ia mencari panti asuhan namun tak kunjung ia dapatkan, hingga akhirnya ia melihat seorang laki-laki keluar dari rumahnya menuju samping rumah yang ditinggali seorang perempuan yang sedang berdiri di teras rumahnya, mereka tampak saling mengobrol. Membuat batin Amelie memutuskan untuk menaruh Emie di samping rumah si lelaki tadi. Dan akhirnya dengan segala ketidakrelaan yang menimpa Amelie, ia harus melepaskan Emie yang masih tertidur.

Demi kebaikan Emie, dia beharap dia menitip Emie pada orang yang tepat.

Flashback off.

Aku meneteskan air mata tatkala Ibu Amelie menceritakan perkaranya mengapa ia tega membuang anaknya. Dan dari situ aku menyimpulkan bahwa Ibu Amelie tidak membuang anaknya, melainkan menyelamatkan nyawanya dari sang Ayah. Ya meski, dia menyelamatkannya seperti membuangnya.

Ibu Amelie mengusap air matanya kemudian mencium pipi Julia kembali, sedangkan Julia sendiri sudah meronta-ronta minta diambil oleh Digo. Kulihat Digo... astaga, matanya merah. Dia pasti ingin menangis dan ingin mengambil Julia, ta-tapi..

“Boleh jika saya mengambil anak saya?” Dia tersenyum kecil kemudian menggenggam tanganku. “Saya berterima kasih banyak atas segalanya, atas satu bulan penuh kalian telah menjaga putri saya. Tapi, saya harus mengambilnya kembali. Karena, Ayahnya juga sudah mengerti semuanya. Maka dari itu, saya-saya akan..”

Digo berbalik tanpa mendengar Ibu Amelie meneruskan kalimatnya, tampak sekali hentakan kakinya yang begitu kasar pertanda dia marah besar. Tak jauh dari situ, Julia melepaskan pelukannya dari Ibu Amelie kemudian berlari gonta-gantai lalu memeluk Digo dari belakang. Astaga, kenapa aku jadi ingin terus menangis, sih? Hanya dengan melihat adegan ini?

LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang