[ 1] - Jamkos

116 16 2
                                    

"Dengar anak anak, hari ini guru guru akan mengadakan rapat bersama kepala sekolah.." teriak bu Sukma yang menghentikan keramaian kelas.

"Horee, jadi kita bebas dong bu"
"Gitu dong bu"
"Yah, berarti kita kosong sehari,"
"Yes yes yes"
Itulah yang terdengar dengan sahut sahutan di kelas Xl SMA Perwira.

"Hei, dengar dulu semuanya, sekarang ibu minta kalian mengerjakan tugas di buku kalian dan harus dikumpulkan hari ini juga, mengerti?" lanjut bu Sukma.

"Besok aja lah bu" teriak Tio santai

"Tidak ada besok besok, kumpulkan hari ini juga. Ketua kelas harus tanggung jawab dan semua siswa harus mengumpulkan! Saya rapat dulu, jangan rame!" Teriaknya lagi.

"Woi semuanya, kita kumpulin besok aja, oke?" Teriak Tio di depan kelas

"Ide bagus bro" lanjut Hendry.

"Ide bagus? Lo mau kita semua dihukum lari lari ke setiap kelas bilang kita nggak ngerjain tugas gitu?" Teriak seseorang dari belakang yang menutupi wajahnya dengan buku novel bertuliskan 'Love in summer' itu.

Semua menoleh ke arah gadis itu. Sadar bahwa semua melihatnya, ia menjauhkan novel tebal itu dari wajahnya yang menawan, dengan rambut terurai panjang dan kulit putihnnya,

"Kenapa?apa omongan gue salah?" tanyanya heran

"Lo gak salah, tapi aneh" teriak Julio dari tempat duduknya, semuanya tertawa mendengar perkataan Julio yang mengatai dia aneh.
Gadis itu memicingkan matanya dan menatap tajam sosok yang baginya menyebalkan itu.

"Kenapa? Tu muka biasa aja bisa nggak?" ucap Julio di sela sela tawanya

"Terserah gue dong" ucapnya sambil menatap lagi novel tebal yang sedari tadi ia remas karena kesal dengan cowok yang bernama Julio itu.

"Udahlah May, lo tau kan Lio emang gitu." Ucap Zulfa teman sebangkunya. Sedangkan Mayra hanya menghela napasnya dan menetralkan emosinya

Bel berbunyi tanda jam istirahat,

"Mau kantin gak May? Gue mau kantin nih sama Ghea. Gue laper banget." Ajak Zulfa

"Emh, boleh deh gue juga laper." Jawab Mayra beranjak dan meraih novel tebalnya.

Sampainya di kantin. Mayra, Zulfa, dan Ghea memilih tempat di tengah tengah karena memang hanya itu yang tersisa.

"Lo mau pesen apa? Biar gue pesenin sekalian?" Tanya Zulfa menatap Ghea

"Emh, gue jus mangga aja deh sama nasi goreng pedas satu." Jawab Ghea

"Oke, lo mau apa May?" Tanyanya melihat ke arah sahabatnya yang sedang menatap kosong novelnya itu.

"Woi, ngalamun aja lo buruan gue keburu laper nih" Bentak Zulfa pelan

"Eh iya sorry, apa tadi?.. Oh samain Ghea aja." jawabnya cepat.

Zulfa mengangguk dan segera memesan makanannya. Julio berjalan melewati Mayra dan meliriknya yang ternyata sedang melamun bersama Ghea yang asyik memainkan ponselnya.

"Woi, mikirin apa lo? Tugas bu Sukma? Hahahaha." Ujar Julio,tidak ada respon sama sekali dari Mayra selain tatapan tajam

"Mata biasa aja neng,lo jadi nggak cantik kalau gitu" lanjutnya dengan senyum jahilnya

"Suka suka gue, mau mata gue tajam, mau mata gue biasa, mau mate gue copot itu suka suka gue, mendingan lo pergi sana sama tu cewek cewek centil. Secara, daripada lo gangguin gue dan bikin gue marah disini mendingan lo pergi aja deh sekarang!" Teriak Mayra masih dengan mata tajamnya yang indah,

"Wei, santai aja kali. Lagian hak lo apa ngusir ngusir gue dari kantin? Kantin kan buat umum, emang ada gitu pasalnya lo boleh ngusir ngusir orang? Emh lo liat kan kantinnya penuh, jadi boleh dong gue gabung disini bareng Ghea. Boleh kan G?" Ucapnya PD sambil menyeret kursi dan meletakkannya di samping Mayra.

"Heh, enak aja lo maen duduk aja. Si Ghe belum ngizinin lo duduk disini, lagian kalau mau duduk jangan deket deket gue, gue alergi sama lo tau nggak?!" Jawab Mayra sambil pindah ke tempat duduk Zulfa di samping Ghea.

"Ni cewek aneh sumpah. Secara, nggak pernah ada cewek yang keras kepala ke gue" batin Julio

"Woi,terus gue duduk dimana?" Teriak Tio karena melihat Julio diam saja walau dari tadi dirinya dan Hendry berdiri dibelakangnya

"Eh, ya lo cari tempat duduk sono, atau apa kek ambil kursi." Bantahnya tidak mau kalah

Zulfa yang datang membawa pesanannya dan kedua sahabatnya itu terkejut karena meja yang tadinya hanya mereka bertiga kini menjadi penuh,dan ia menyadari bahwa kursi yang tersisa hanya kursi disamping Julio. Dengan ogah ogahan ia duduk memakan nasi gorengnya di samping Julio, dan memberikan tatapan tanya kepada Ghea dan Mayra. Ghea hanya menunduk pura pura tidak tahu, sedangkan Mayra masih cuek sambil menyantap nasi gorengnya.

Julio dan teman temannya merasa diabaikan lalu memesan makanan sendiri dan duduk ke tempatnya lagi.

Setelah Mayra dan kedua sahabatnya selesai, mereka segera pergi,Zulfa dan Ghea berbelok ke kamar mandi sedangkan Mayra langsung kembali ke kelas dan memilih melanjutkan kegiatannya membaca novel

Belum lama ia merasakan ketenangan membaca, sekarang ia merasa ada seseorang yang duduk disebelahnya sambil meraih novelnya dan melemparkannya ke depan kelas dan berhasil ditangkap oleh seseorang yang lain. Dan benar bahwa orang disampingnya itu adalah Julio yang melemparkan novelnya kepada Tio. Mayra benar benar kesal dengan ulahnya yang selalu mengganggu ketenangannya.

"Mau lo apaan sih? Gak bisa apa biarin gue tenang sehari aja?" teriaknya dengan mata tajam

"Ya, terserah lo kalau mau ambil aja bukunya. Orang sekarang bukan gue yang bawa buku tebal nyebelin lo itu." Ucap julio santai

Mayra sedang malas berteriak teriak sehingga ia memilih berjalan ringan mencoba merebut novelnya dari Tio, tapi Tio lebih dulu melemparkannya ke belakang dan berhasil ditangkap oleh Hendry. Mayra memutar bola matanya malas dan dengan terpaksa kembali berjalan merebut bukunya dari Hendry, namun buku itu dilemparkan Hendry kembali ka arah Julio. Julio tersenyum puas melihat wajah malas Mayra, Mayra benar benar badmood karena ulah Julio.
Akhirnya ia memilih duduk di depan kelas hingga ia melihat tangan seseorang menyodorkan novelnya. Tanpa melihatnya, Mayra mengambil novelnya dengan cepat.

"Harusnya lo bilang makasih ke gue!" Ucapnya santai sambil ikut duduk

"Hemh, makasih?" Jawab May dengan senyum sinisnya

"Idiih, tadi di kantin marahan, ini udah pacaran aja." Suara Zulfa tiba tiba terdengar

"Ck, pacaran apaan. Ngeri gue sama dia" balas Mayra

"Yaudah, ayo masuk. Udah bel tau." ajak Ghea

Mayra mengangguk dan mengikuti langkah sahabatnya itu, sedangkan Julio masih diam disana.

RaJuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang