"Eh, pak pak pak! Jangan ditutup dulu" teriak Mayra dari kejauhan, ya seperti biasa, ia membanting alarmnya sehingga tidak berbunyi, dan beginilah akhirnya.
"Lah, neng mai telat lagi. Ayo ayo cepet neng, belnya udah bunyi 10 menit tadi." ucap Pak Jono ramah
"Iya, iya. Makasih ya pak, mari" ujar Mayra terengah engah
"iya neng, mari!" balas Pak Jono
---
"Aduh, mateng gue. Bu Lisa udah masuk jam walikelas lagi. Ah bodo deh masuk." ucapnya pada dirinya sendiri ketika mengintip jendela kelas dimana bu Lisa sedang berbicara entah apa itu
"Eh, em permisi bu. Maaf telat, saya boleh masuk?"ucapnya sopan
"Nah ini dia yang dibicarakan datang. Silakan masuk! Kamu yang ditunjuk untuk lomba puisi classmeet besok kan?" tanya bu Lisa memastikan
"Eh, iya bu ada apa?" tanya Mayra gugup
"Masuk dan duduk dulu!" Perintah bu Lisa
Tanpa basa basi, Mayra berlari kecil menuju bangkunya yang terletak di satu baris sebelum paling belakang. Ya, Mayra memang suka duduk di belakang karena dia sering tidur saat jam pelajaran dan Zulfa sudah terbiasa dengan itu.
"Begini, ibu mau kamu maju dan membacakan puisi yang telah kamu buat kedepan!" jelas bu Lisa
"Hah?" ucapnya terkejut
"Eh, iya bu" lanjutnya setelah semua orang dikelas menatapnya
...
"Eh, puisi ini?"
"Ciee sama an."
"Udah direncanain nih yee?"
"Kok bisa sih?"
"Udah sih, kebetulan kali"
Mayra menatap teman temannya yang ribut dengan pendapat masing masing, kemudian ia melirik ke arah bu Lisa yang sibuk menyuruh murid murid kelasnya untuk diam"Puisi kamu, sama persis seperti puisi Tio."jelas bu Lisa yang sukses membuatnya membulatkan mulutnya
"Julio bu!" koreksi Lio karena 'kesalahan' pengucapan namanya
"Tiodeo kan? Suka suka saya dong mau manggil kamu siapa!" bantah bu lisa tidak mau kalah
"Kan itu nama saya bu." balas Lio lagi
"Oh, baik baik terserah kamu.tapi ini bagaimana kok puisinya bisa sama?" tanya bu Lisa bingung
"Eh, maaf bu gatau" jawab Mayra asal dan langsung berlari ke tempat duduknya, dan langsung disambut dengan pertanyaan yang ingin ia 'hindari' "May, itu kebetulan gitu? Sama persis gila. Ikatan batin ni? Hahaha" tanya Zulfa pelan, Mayra tidak ingin menjawabnya karena malu dan bingung bagaimana bisa sama persis. Ia meruntuki dirinya sendiri yang tidak bertanya pada Lio kemarin.
---
"Kantin?" tanya Mayra, karena pelajaran kimia pak Doni membuat kepalanya panas dan membuatnya ingin segera pergi ke kantin dan menikmati es jeruk mbak Ani.
"Yuk! Dhe? Ikut ga? Ngapain sih lo dari tadi main hp mulu?" tanya Zulfa yang mulai kesal karena dari tadi Dhea tidak mengerti ketika Zulfa dan Mayra mengajaknya bicara
"Hah? Enggak deh, nitip aja" jawabnya tanpa melihat ke lawan bicaranya melainkan pada ponsel goldnya
"Nitip apaan? Buru deh, otak gue udah kek neraka nih!" ujar Mayra sewot
KAMU SEDANG MEMBACA
RaJu
Teen FictionPROLOG Mayrany Claudya, Siswi populer, cantik, pinter, tapi cuek dan sekalinya ngomong langsung keluar semua unek uneknya. Devian Julio Aleon, Ketua tim basket sekolah yang jahil, dan ya mostwanted deh. Julio dan Mayra adalah teman sekelas. Julio...