VII

179 16 0
                                    

Kenapa hari selalu cepat berlalu disaat kita sedang menikmatinya, apakah Tuhan tak mengizinkan kita untuk menikmatinya barang secuil?. Gue selalu ngerasa hari-hari gue belakangan ini menjadi berjalan lebih cepat dari biasanya, karena gue yang selalu menghitung 49 hari itu. Ini hari ke-21.

Gue memang selalu takut jika hari itu datang nantinya, tapi entah mengapa jauh didalam lubuk hati gue, gue merasa risih dengan keberadaan Daejong akhir-akhir ini, gue merasa tak nyaman dengan keberadaanya disekeliling gue, selalu mengikuti kemana pun arah gue pergi, selalu memberikan perhatiannya ke gue. Tapi bukankah seharusnya gue bahagia karena di sisa harinya, gue bisa bersama dengan dia? tapi entahlah gue ngerasa jika dia terus menerus berada didepan pintu hati gue, gue takut dia akan menggeser keberadaan Jongdae disana. Keberadaan Jongdae yang selalu gue rindukan selama ini.

Tolong siapa pun buatlah gue sadar meski sekejap, bahwa seorang laki-laki di depan gue saat ini adalah Jongdae meski bukan dengan raganya yang asli. Tapi meskipun yang berada didalamnya adalah orang yang sama bukankah rasa dan perasaannya pasti sudah berbeda?.

Karena perasaan yang sama nggak akan datang dua kali meski dengan orang yang sama.

Di malam hari gue selalu menangis dan meratapi takdir gue yang begitu pahit, sunyi dalam kesepian dan kesendirian, tak ada yang benar-benar tau perasaan gue sekarang, gue sudah hancur berkeping-keping tepat saat Jongdae meninggalkan gue sendirian saat itu. Tak ada lagi seseorang yang bisa gue jadikan sebagai sandaran, gue benar-benar hancur saat ini.

Tuhan tolong jangan hukum gue seperti ini, ini sungguh menyakitkan. Berapa lama lagi gue harus menahan rasa sakit ini sendirian? Berapa banyak lagi obat penenang yang harus gue minum setiap harinya Tuhan?.

Seandainya kalian semua tau melepaskan sesuatu yang hampir tergenggam itu bukan hal yang mudah.

" Apa kau sudah siap Moza-ya?" tanya Daejong dari depan pintu kamar sembari mengetuknya pelan

" Ah nde, kau pergilah ke mobil dulu aku akan menyusulmu" teriakku dari dalam kamar

Setelah mendengar ketukan dari Daejong tadi membuat gue tersadar dari sesuatu yang gue lamunkan, dengan sigap gue membereskan sesuatu yang baru saja akan gue lakukan.

" Kenapa lama sekali?" tanya Daejong sesampainya gue didalam mobil, dan hanya gue jawab lewat senyuman palsu

Hampir saja kami terlambat sampai di tempat wajib militer karena gue harus membereskan urusan gue dulu tadi.

" Kenapa kau baru datang Moza-ya?" tanya Hyenanim ke gue

" Ada urusan sebentar Hyenanim"gue

" Aku khawatir denganmu belakangan ini Moza-ya"Hyenanim

" Maksut anda?"tanya gue tak mengerti

" Maksutku, belakangan ini aku khawatir melihat keadaanmu yang semakin hari semakin kurus, lihat saja dirimu saat ini sangat pucat dan berantakan, tak seperti biasanya"lanjut Hyenanim

" Ah, aku tak apa Hyenanim kau tak perlu khawatir, mungkin ini hanya efek karena aku sedang berpuasa"gue

Setelah gue datang mulai banyak tentara yang terluka dengan sigap gue mengobati mereka satu persatu, gue jadi inget dulu waktu kecil pernah bermimpi punya suami yang gagah perkasa seperti para tentara ini. tapi sayang mimpi gue nggak bisa jadi kenyataan meski saat suami gue bukan seorang tentara.

Gue menjalankan tugas seperti biasa hanya saja gue merasa sangat lemas hari ini, entah mengapa apa ini karena efek berpuasa dan sahur seadanya?

Bahkan Daejong selalu membujuk gue untuk membatalkan puasa karena melihat wajah gue yang terlihat pucat dan lemas sedari tadi, tapi tentu saja permintaanya itu gue tolak karena gue pikir nggak ada alasan untuk gue membatalkan puasa saat ini, gue hanya ingin secepatnya pulang kerumah dan istirahat.

49 Days✔[Sequel Stay With You||Kim Jongdae] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang