Selepas pulang dari Siheung satu minggu yang lalu gue mamatikan ponsel milik gue karena puluhan panggilan dari Daejong dan ratusan pesan yang ia kirimkan, dan salah satu pesannya berisi bahwa dia akan datang kemari jika gue tak membalas dan menjawab panggilannya, tentu saja gue sudah mengantisipasinya sebelum gue pergi gue sudah meminta eommonim untuk tidak membiarkan Daejong datang ke Seoul untuk menemui gue.
Tentang magang gue sudah tak datang kesana selama tiga hari belakangan ini, dan tentu saja pasti pihak medis disana selalu menanyai keberadaan gue dan juga menemui gue di apartement tapi tak pernah gue bukakan pintu dengan alasan sedang pergi ke Indonesia untuk bertemu ayah dan ibu karena libur lebaran padahal gue sedang berada didalam.
Dan apa kalian tau alasan gue melakukan semua itu? itu semua karena hari ini tepat 49 hari setelah Daejong datang menghampiri gue.
Dan selama tiga hari ini gue juga tak keluar dari apartement bahkan gue tak membukakan pintu meski Hani yang sedang berkunjung, bisa dibilang gue seperti mayat hidup saat ini.
Didalam apartement juga tak banyak yang bisa gue lakukan hanya berdiam diri dikamar, menangis, dan ditonton televisi sesekali.
Bahkan gue sendiri tak tau apa alasan gue bertindak seperti itu, semua yang gue lakukan seakan-akan berjalan begitu saja. Dapur dan kulkas yang kosong, tagihan listrik dan air yang tertempel didepan pintu apartement sejak satu minggu yang lalu, lantai yang berantakan akibat tak pernah gue bersihkan, namun pagi ini gue berniat untuk merapikan semuanya tanpa terkecuali.
" uhukk..uhukkk" saat sedang mengepel lantai tenggorokan gue terasa gatal dan perih yang membuat gue terbatuk, tapi justru terdapat darah ditangan gue, gue segera bergegas ke kamar mandi untuk mencucinya.
Dikamar mandi gue melihat diri gue dicermin, begitu pucat, kurus dengan kantung mata yang semakin menghitam, dan mata yang masih sembab karena air mata tadi malam, bibir gue yang kering dan terlihat pecah-pecah, sedikit kerutan didahi gue memperjelas kadar kesetressan gue saat ini.
setelah selesai dengan urusan kebersihan rumah, gue berniat untuk mengambil semua uang yang ada di rekening milik gue untuk membayar tagihan listrik dan air yang sudah dua bulan ini belum gue bayar, pulang dari sana gue melewati sebuah panti asuhan, gue berfikiran untuk mampir dan berkunjung melihat beberapa anak kecil yang terlihat begitu menggemaskan, terlihat tanpa dosa dengan mimpi yang masih begitu sederhana, membuat gue ingin bermimpi sederhana seperti mereka.
Gue bermimpi agar bisa hidup bahagia bersama Jongdae setelah ini. hanya itu.
Pulang dari panti asuhan gue mampir di tempat pelelangan apartement yang gue punya hanya sekedar untuk memastikan apakah, harga apartement yang gue miliki saat ini sudah melambung tinggi dan apakah kondisinya masih dibilang baik.
sebelum benar-benar pulang ke apartemen gue berkunjung ke sungai Han yang memang melewati jalan apartement gue meski sedikit lebih jauh, dulu disini kita sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama, dulu disini tempat kita berbagi rasa, dulu disini tempat kamu pertama kali menyatakan persaanmu, dulu disini kita berdua menghabiskan waktu hanya untuk melihat matahati terbit, tapi sayang itu semua hanya dulu.
Dan yang sudah terjadi dulu kini tak akan bisa ku ulang kembali dengan orang lain bahkan dengan dirimu Dae. Dirimu yang dulu selalu berada disisiku dan selalu berada dalam hatiku, kini telah lenyap ditelan waktu.
Kau bisa menganggapku gila hanya karena cinta seseorang, tapi aku tak pernah menganggap diriku gila, aku hanya terlalu mencintai seseorang begitu dalam dan berujung dengan kematian.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days✔[Sequel Stay With You||Kim Jongdae] Complete
Fanfictionini adalah sequel dari cerita aku yang Stay With You|| Kim Jongdae kalo mau tau ceritanya harus baca yang sebelumnya dulu oke selamat membaca akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi walaupun bukan dengan dirimu yang sebenarnya- M aku sudah menepati...