Gadis itu berdiri terdiam seorang diri, menunggu kedatangan seseorang yang belum tentu akan datang. Datang menghampirinya untuk yang kesekian kalinya. Kini hanya suara isak tangis yang di selingi air mata yang menemaninya, dan juga entah sejak kapan hujan mulai turun meniggalkan kesan luka mendalam bagi gadis itu.
"Apakah takdir ku memang harus seperti ini. Di jauhi oleh orang yang ku sayangi, dunia ini memang tak pernah adil bagiku" gumamnya dengan memandang langit seraya menikmati hujan malam itu, berharap ini yang terakhir ia mengalaminya.
Suara dering Handphone membuyarkan lamunannya, dengan segera ia merogoh saku tasnya untuk mengangkat panggilan tersebut. "Put, kamu di mana sekarang, kenapa belum pulang. Ini sudah pukul 10 malam, apa kamu mau kena culik sama laki-laki yang tidak jelas!?" tanya seseorang di seberang sana dengan nada khawatir. "Iya, aku tahu maafkan aku, Ta. Ini aku sudah di perjalanan pulang" jawabnya menyembunyikan isak tangisnya.
"Entah apa yang akan terjadi di kedepannya, aku berharap kau bahagia bersama pasangan pilihanmu, Vie". Dengan langkah mantap ia meninggalkan tempat itu dengan harapan mendapat hari yang lebih baik di keesokkan harinya.
*______________________________*
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, tak terasa waktu berlalu dengan sangat cepat. "Cepat, Put. Nanti kita terlambat untuk Interview kita!" Terdengar teriakkan seorang perempuan dari bawah sana. "Ya, sebentar. Aku sedang bersiap!" balas seorang gadis yang sibuk memasukkan dokumen-dokumen penting untuk bahan Interview nanti ke dalam tas kecilnya. Lalu bergegas turun ke bawah.
"Maaf, menunggu lama. Ayo kita berangkat!" Ucapnya setelah tiba di teras rumah. "Ya, sudah. Cepat! Satu jam lagi Interview-nya mau di mulai" balas gadis yang satunya lagi.
Putri Dinura Ramadhani, itulah nama lengkap gadis itu. Gadis yatim piatu yang tinggal bersama sahabat kecilnya, Cita Mahardita. Orangtunya meninggal akibat kecelakaan tabrak lari di jalan raya dan terlambat untuk di selamatkan. Sedangkan Cita, adalah mahasiswa Perkantoran Agri-bisnis yang mencari pekerjaan di lingkup daerah Surabaya. Tentu saja dengan izin dari kedua orangtuanya, juga untuk menemani Putri di sini.
Mereka saat ini sedang bergegas untuk Interview pertama mereka. Setelah beberapa kali di tolak di berbagai tempat, mereka akhirnya di terima di sebuah perusahaan besar yang bernama BRAM CORP. Sebenarnya, Cita sudah berhasil mendapat pekerjaan sebelumnya di sebuah Restoran yang bernama O'latte. Tapi karena ia tak ingin meninggalkan Putri sendirian, jadi ia membatalkan niatnya untuk bekerja di restoran tersebut.
"Akhirnya, sampai juga" Ucap Cita setelah tiba di BRAM CORP. "Kalau begitu kita masuk sekarang, takut makin telat nanti" balas Putri yang segera turun dari mobil di ikuti dengan Cita yang berlari kecil memunggunginya.
"Nona Putri?" tanya seseorang begitu Putri tiba di ruang tunggu bersama Cita yang sedang duduk di sampingnya seraya bermain HP. "Ya, itu saya" balasnya cepat. "Sekarang giliran anda, silahkan masuk". Karyawan tersebut mempersilahkan Putri untuk segera masuk ke ruangan Interview. "Y-ya, saya mengerti. Ta, aku duluan ya" ucap Putri lalu berlalu meninggalkan Cita yang menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Kalau begitu, saya permisi dulu. Lakukan yang terbaik untuk Interview anda nona Putri". Karyawan wanita itu segera pergi meninggalkan Putri yang berdiri di depan sebuah ruangan yang bertuliskan 'CEO ROOM', mendadak ia menjadi Nervous, alias gugup sampai gemetar.
"Huh, jangan gugup Putri. Cukup jawab saja semua pertanyaan mereka, maka kau akan di terima" tekatnya seraya mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskannya kembali sampai tiga kali berulang-ulang.
YOU ARE READING
Melodi Cinta
RomanceMau sekeras apapun aku mencoba tuk melupakanmu, aku tetap tak bisa. disaat hati ini lelah tuk kau sakiti, saat itulah aku menyadari kebodohanku dipermainkan olehmu. tapi aku tak bisa tuk membencimu, karena jauh dilubuk hatiku... Aku mencintaimu...