Hari demi hari dengan cepat berlalu, Cita juga sudah mengetahui semuanya. Untuk sejenak, Cita dapat bernafas lega. Setelah mendapat penjelasan dari Putri dan juga ibunya Rovie, ia menerimanya tanpa protes. Mungkin ini yang terbaik untuk masa depan Putri. Tapi masalahnya adalah Rovie, ia tahu dengan baik sifat laki laki itu. Dan terlebih lagi, Cita sudah tidak pernah melihat Nayla muncul di kantor atau mengganggu Putri. Sepertinya menyuruh Putri untuk pindah ke rumah Rovie adalah keputusan yang tepat. Itu yang sudah di pikirkannya.
"Put, kamu enggak ada gangguan selama tinggal di rumah Rovie, kan?" tanya Cita pada Putri saat jam makan siang. "Enggak, ibu sama ayahnya Rovie baik banget ke aku" balas Putri dengan seulas senyum di bibir kecilnya. Cita tersenyum lega dengan penuturan Putri, tapi Cita merasa kesepian semenjak kepindahan Putri dari apartemen. Jika biasanya ia selalu marah marah di pagi hari, sekarang tidak karena tidak ada Putri yang tinggal dengannya. Selain itu, belakangan ini ia sering mendapat SMS dari orang yang tak di kenalnya.
From : Unknown
Aku harap kau segera menentukan pilihanmu. Membunuh Putri atau kami yang akan datang untuk membunuhmu dan tentu saja membunuh Putri setelah dirimu
Oke, ini sudah yang kelima kali ia menerima pesan ini. Dan isinya selalu sama, pertanyaan mana yang akan ia pilih. Apakah membunuh Putri atau tidak dan kehilangan nyawanya sendiri. Saat pertama, Cita sama sekali tidak memperdulikannya karena ia pikir itu hanya orang iseng. Tapi setelah setiap hari ia mendapatkannya, ia menjadi waspada terhadap sekitarnya.
Putri yang menyadari gelagat aneh dari Cita, menjadi khawatir. "Kamu baik baik aja, kan Ta?" tanya Putri kemudian. Cita yang sedari melamun terkejut dengan pertanyaan Putri. "Ah, ya. Aku baik baik aja" balasnya cepat tidak mau membuat Putri khawatir. Untungnya Putri percaya dengan omongan Cita, Cita mengelus dadanya lega.
Cita kemudian mendapat telepon dari seseorang, dan itu adalah Danial.
"Halo"
"Kamu di mana?"
"Aku lagi makan siang sama Putri"
"Oh, kalau begitu cepat ke ruangannya Rovie. Nayla sudah menunjukkan pergerakan nya"
"Oke, aku ke sana sekarang"
Cita menutup panggilan dan bergegas. "Aku pergi dulu, ada urusan". Putri mengangguk dan melanjutkan makan siangnya tanpa curiga sedikit pun.
*__________________________________*
"Bagaimana, sudah ada perkembangan?" tanya Cita setelah sampai di ruangannya Rovie. "Kita masih membutuhkan beberapa informasi untuk melengkapinya" jelas Danial kemudian. Rovie duduk diam, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Ada yang mau aku kasih tahu ke kalian berdua" ucap Cita kemudian. Rovie dan Danial menoleh bingung ke arah Cita. Dengan sedikit ragu, Cita mengeluarkan HP-nya dan menunjukkan pesan yang baru saja masuk tadi saat di kantin. Rovie mencoba bersikap tenang, Danial mencoba untuk menyusun rencana menyikapi yang terjadi. Tiba-tiba Hp Cita kembali berdering, dengan cepat Cita segera membukanya.
From : Unknown
Datanglah ke tempat ini sekarang juga, jangan ajak rekanmu atau kamu akan mati
Perintahnya, disertai dengan pic untuk memperjelas isi pesannya. Cita meminta persetujuan dari Rovie dan Danial, barulah ia beranjak dari tempat di temani Danial yang mengikutinya dengan mobil hitam dengan penyamaran lengkap. Cita berlari keluar menuju parkiran dan segera memacu mobilnya menuju tempat yang di maksud pengancam tadi.
YOU ARE READING
Melodi Cinta
RomanceMau sekeras apapun aku mencoba tuk melupakanmu, aku tetap tak bisa. disaat hati ini lelah tuk kau sakiti, saat itulah aku menyadari kebodohanku dipermainkan olehmu. tapi aku tak bisa tuk membencimu, karena jauh dilubuk hatiku... Aku mencintaimu...