Chapter X : Hidup Baru

8 0 0
                                    


Putri menjalani hari hari pengobatannya dengan baik di rumah sakit, walau terkadang ia merasa bosan seorang diri di rumah sakit. Setiap seusai bekerja, Rovie mau pun Cita dan juga Danial selalu menyempatkan diri untuk sekadar datang menjenguk Putri. Tentu membuat Putri senang, terlebih lagi Rovie selalu merawatnya dengan baik selama proses penyembuhannya.

"Kau ingin kemana hari ini?" tanya Rovie seraya mengupas sebuah apel untuk Putri. Putri yang sibuk membaca sebuah buku teralihkan perhatiannya ke arah Rovie. Dengan semangat Putri menjawab, "Aku ingin berkeliling halaman rumah sakit, sesekali aku ingin menghirup udara segar" jawab Putri antusias.

Rovie dengan perlahan lahan, kemudian memindahkan Putri turun dari Kasur dan mendudukinya di kursi roda. "Terima kasih" ucap Putri tersenyum sambil mendongak ke arah Rovie. Rovie kemudian ikut tersenyum, lalu mendorong kursi roda Putri mengajaknya keluar rumah sakit untuk berjalan jalan di halaman sekitar.

Putri kemudian berhenti dalam diam memutar kursi rodanya, Rovie ikut terdiam. "Ku rasa, aku takkan mungkin bisa melalui semuanya jika tanpa bantuan dari kalian semua" ucap Putri tiba tiba. "Tidak, ini semua berkatmu. Kita menangkap Nayla dan menghentikannya sebelum ia benar benar brutal" tukas Rovie kemudian dengan tetap pandangan matanya lurus ke depan menikmati suasana senja di sore itu.

Angin lembut menyapu wajah keduanya. "Kau tahu, aku bersyukur karena dapat mengenalmu. Kau memberiku semua yang ku butuhkan, Cinta, kehangatan, Maupun kasih sayang. Jadi, aku benar benar berterima kasih, dan ingin meminta maaf jika aku pernah berbuat salah padamu" Ucap Putri kemudian yang membuat Rovie menoleh. Dengan langkah pelan, Rovie berpindah lalu berjongkok di hadapannya Putri.

"Aku juga berterima kasih padamu, Putri. Karena sudah menerimaku apa adanya, menerima segala kekurangan yang ada pada diriku" ucap Rovie seraya memegang erat kedua tangan Putri. "Jadi, cepatlah sembuh karena aku ingin menikahimua secepatnya" sambungnya lagi yang sukses membuat wajah Putri memerah seperti kepiting rebus.

Usai berjalan jalan, Rovie mengantar Putri kembali ke kamarnya lalu memindahkannya kembali ke atas Kasur pasien. Putri sedikit mengerucut sebal karena haru terkurung lagi di ruangannya. Rovie kemudian menenangkan Putri dan menyemangatinya, berusaha sekuat tenaga untuk sembuh.

Perlahan lahan, mata Putri menutup, menandakan ia sudah tertidur. Tertidur dalam pelukannya Rovie, dengan penuh kasih sayang, Rovie membelai kepalanya Putri dengan menggumamkan sesuatu.

*______________________________________________________________*

Keesokkan paginya, Putri mendapat sebuah surat yang ditinggalkan oleh Rovie. Yang isinya, membuatnya terharu tak dapat menahan tangis. Kata kata yang selama ini ia nantikan, kata kata kata yang selama ini ingin ia dengar.

'Terkadang, aku sering salah jika hal itu berhubungan denganmu'

'Tapi melihatmu yang selalu memaafkanku menjadikanku ragu'

'Apakah aku bisa membahagiakanmua suatu hari nanti'

'Pertanyaan itu selalu terngiang di benakku'

'Ku harap kau selalu berada di sisiku untuk selamanya'

'Aku mencintaimu'

From : Your Love, Rovie

Di belakang surat tersebut tertera nama mereka berdua, tiba tiba ponsel Putri bordering.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 13, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Melodi CintaWhere stories live. Discover now