Semenjak kejadian hari itu, beberapa hari ini Rovie dan Putri sudah jarang berkomunikasi lagi. Bahkan orangtua Rovie, Mitha dan Bromo di buat bingung dengan perubahan sikap putra dan calon menantunya. Danial sedang berada di ruangan, bersama dengan Rovie. Putri sudah keluar, setelah bilang kalau ia sedang ada urusan yang harus di selesaikannya sekarang.
"Mau sampai kapan kamu bersikap seperti itu?" tanya Danial kepada Rovie, muak melihat Rovie yang kembali seperti semula. Rovie yang dingin pada orang lain, lebih muak lagi karena orang yang di acuhkannya adalah Putri.
"Urusi urusanmu sendiri, aku sibuk" balas Rovie ketus tanpa melihat ke arah Danial. Pasalnya, ia sedang kesal juga pada Danial. Ingin sekali ia bertanya, tapi ia ragu. Ragu jika ia malah menuduh Danial yang tidak tidak
"Jika kau terus seperti ini, aku yakin Putri akan benar benar meninggalkanmu lagi. Seperti saat itu, jika itu yang kau mau" tambah Danial kemudian yang sesekali memeriksa sesuatu, duduk di atas sofa.
"Kalau begitu, ada yang ingin ku tanyakan padamu" timpal Rovie kemudian. Danial menoleh dan menghentikan aktivitasnya. "Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Danial. Rovie kemudian mengeluarkan HP dari dalam kantong celananya, lalu menunjukka Danial sebuah foto. Ya, foto yang entah siapa pengirimnya.
Danial memperhatikan dengan seksama, mendadak ia malah tertawa seolah ada yang lucu terpapar di sana sekarang. "Kenapa kau malah tertawa?" tanya Rovie yang heran melihat Danial. Bukannya terkejut atau takut, Danial malah tertawa ngakak seperti orang gila.
"Biarku tebak, kau pasti cemburu bukan?" olok Danial. Wajah Rovie memerah hingga ke telinganya (maklumlah, laki yang kulitnya putih bening gitu). "A-ap maksud kamu, aku enggak cemburu. Aku kayak gini karena aku enggak mau, nanti calon istri aku malah di cap jadi perempuan murahan" elak Rovie.
Danial kemudian berhenti tertawa, wajahnya kembali datar seperti semula. "Apa maksudmu menuduh Putri dengan panggilan Perempuan murahan, kau tentu tahu Putri bukan orang yang seperti itu" Danial terlihat marah. Bisa bisanya Rovie memanggil Putri dengan sebutan Perempuan murahan.
"Itu saat aku ingin meminta saran pada Putri soal Cita, jika itu yang ingin kamu tahu. Di bandingkan Putri, yang lebih cocok sebagai orang yang tak punya harga diri itu adalah kamu, Rovie" jelas Danial kemudian. Rovie diam, jadi selama ini ia salah, salah karena terlalu cepat mengambil kesimpulan.
"Apa maksudmu?" Rovie balik bertanya karena bingung dengan alur pembicaraan mereka. "Jangan bilang kalau kau lupa soal kedatangan Nayla waktu itu, Putri melihat kalian berdua tidur bersama di atas sofa. Apa aku salah?". Rovie tercengang, sepertinya ia salah mengambil langkah.
"Aku tidak tahu tentang kedatangan Nayla waktu itu, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Rovie semakin frustasi dan stress dengan masalah yang bermunculan.
"Saranku, lebih baik kau bicarakan baik baik dengannya. Aku yakin Putri pasti mengerti, dengan begitu ia akan memaafkanmu" saran Danial yang kemudian berdiri, hendak keluar dari ruangan. Sekeluarnya Danial dari ruangannya, Rovie mendadak uring uringan tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Tanpa pikir panjang, Rovie kemudian mengirimi Putri pesan singkat untuk mengajaknya bertemu.
For : My Fiance
Aku ingin kita bertemu sekarang, sekarang juga!
Setelah menekan kirim pesan, Rovie beranjak keluar dari ruangannya. Putri yang sedang berkonsultasi dengan resepsionis buru buru mengambil ponselnya saat mendengar suara dering masuk. Melihat nama Rovie dari layar kuncinya, Putri tidak berminat dan memilih mengabaikannya. Lalu ia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
YOU ARE READING
Melodi Cinta
RomanceMau sekeras apapun aku mencoba tuk melupakanmu, aku tetap tak bisa. disaat hati ini lelah tuk kau sakiti, saat itulah aku menyadari kebodohanku dipermainkan olehmu. tapi aku tak bisa tuk membencimu, karena jauh dilubuk hatiku... Aku mencintaimu...