Malam itu di rumah sakit.
Yuri menatap sedu wanita yang berumur lima tahun lebih tua darinya itu, dia adalah Gieun, kakak kandung Yuri. Gieun terbaring lemah diatas kasur rumah sakit. Perasaan sedih dan takut menyelimuti dirinya saat ini.
Ia takut terjadi hal yang tak mengenakkan pada eonnienya pasalnya hanya Gieun lah keluarga Yuri yang masih tersisa.
Dua tahun yang lalu orang tua Yuri meninggal akibat kecelakaan yang mereka alami, hal itu sempat membuat Yuri terpukul dan menjadi anak yang tidak banyak bicara. Dirinya yang masih berusia 18 tahun saat itu tidak bisa menerima kenyataan bahwa orangtua nya telah tiada.
"Eonnie," panggilnya.
"Ne?" Wanita itu membalas tatapan yang Yuri berikan padanya.
"Aku takut, eonnie," Yuri meraih tangan sang kakak, tangannya dingin dan lemah membuat Yuri merasa iba dibuatnya.
"Takut apa Yuri-ya?"
"Kau akan meninggalkanku," Air mata yang sedari tadi tertahan dipelupuk akhirnya jatuh. "Berjanjilah padaku kau tak akan meninggalkanku seperti Eomma dan appa."
"Hey jangan menangis." Gieun menyapu air mata yang jatuh dipipi adiknya itu dengan tangannya. "Ne, yagsoghae." (Ya, janji)
"Baiklah kau sudah berjanji, jangan berani berani meningkarinya, eoh?"
Gieun terkekeh, "Ada apa denganmu?"
"Ada apa apanya?" kedua alis Yuri hampir menyatu, dahinya mengkerut.
"Tak biasanya kau begini, apakah kau baik Yuri-ya?
"Ya aku baik, memangnya aku terlihat seperti apa sekarang sehingga kau bertanya seperti itu?"
"Sudahlah lupakan, bicara denganmu pasti selalu jadi panjang, kalau diteruskan bisa bisa sudah di Paris aku," Giuen tertawa.
"Aihh! Kau ini sedang sakit masih bisa bercanda."
"Apakah aku hanya harus diam dan meratapi nasibku yang sedang menginap dihotel berinfus ini, hah?"
Yuri memutar bola matanya jengah, "Aku ingin tidur, jika butuh apa apa bangunkan saja aku."
Gieun mengganguk. Yuri pun berjalan kesofa putih yang sudah disediakan rumah sakit untuk ruangan VIP. Sofanya lumayan besar Yuri akan nyenyak tidur malam ini.
--
"Yuri-ya, bangun," Teriak Gieun.
Yuri membuka matanya, "Hoammm," Ia mengucek mata coklatnya beberapa kali, "Eon bisakah kau tak berteriak? Jarak kita hanya beberapa ubin!" Protesnya langsung.
"Yak! Aku juga malas teriak teriak, tapi mau gimana lagi kalau gak teriak kau tak akan bangun."
Yuri diam, yang dikatakan Gieun benar juga, dirinya memang susah bangun dipagi hari. Tak ingin terlihat kalah Yuri pun langsung bangkit dan berjalan mendekat kearah ranjang Gieun.
"Kau mau apa?"
"Mau apa apanya?"
"Kau membangunkanku tak ingin apa apa?" Mulut Yuri menganga, sungguh ia ingin mengutuk kakaknya sekarang juga.
Pletak!
Satu sentilan Gieun berikan pada wanita yang berada didepannya itu, "Ini sudah jam 11, anak perawan gak baik bangun siang!"
"Menyebalkan sekali kau!" Yuri menggerutu, dirinya tadi malam tak mendapatkan tidur yang nyenyak karna sofa yang ia tiduri sangat keras, seperti tidur dikerikil saja rasanya. Maka dari itu ia masih mengantuk sekarang.
Gieun menaikan kedua alisnya, lalu berbaring lagi diranjang besi sambil menonton tv yang menempel di dinding berwarna putih tulang itu. Sedangkan Yuri memilih untuk mandi saja agar kantuknya bisa segera hilang.
Sepuluh menit berkutat dengan air akhirnya Yuri keluar dari kamar mandi dengan rambut yang dibungkus handuk dikepalanya.
Gieun yang sadar Yuri sudah selesai mandi langsung mengalihkan atensinya yang tadi ditelevisi menjadi ke arah Yuri. "Kemari aku ingin bicara."
Yuri berjalan dengan malas kearah Gieun
lalu duduk dipinggir kasur, "Apa?""Kau tau kan aku ini makeup artist yang juga merangkap jadi coordi noona?"
Yuri mengganguk, mustahil sekali jika dirinya tidak mengetahui pekerjaan Gieun yang jelas jelas setiap bulan memberinya uang. Satu faktor yang Yuri takutkan jika Gieun tak ada ia akan meminta uang pada siapa.
"Dan kau taukan aku sudah dikontrak oleh bighit, nah--"
Dengan cepat Yuri memotonh omongan Gieun, "w-what? Dikontrak bighit? Kau tak pernah bilang eon."
"Ah benarkah?" Gieun memengang tekuknya. "Mianhae aku lupa memberitaumu." (Maaf)
"Untuk apa Bighit mengontrakmu? Bighit agensi Bangtan itukan? Apakah kau ditarik menjadi Trainee? Bukankah kau tak pandai menyanyi ataupun dance? Eh tapi bukannya Bighit agensi untuk pria ya?" Yuri bertanya tanpa jeda, Gieun yang mendengarnya hanya bisa geleng kepala dibuatnya.
"Banyak sekali pertanyaanmu, yang mana yang harus kujawab?"
"Everything!"
____
Tbc,
Baru awalan nih semoga pada suka ya.
Voment juseyo.Kalau suka jangan lupa dimasukin kelib, jd kalau aku up bisa tau. ><
-widdy

KAMU SEDANG MEMBACA
Inopinatums | Jungkook
FanfictionPeople maybe watching I don't mind 'cause Anywhere with you feels right -Inopinatums Kisah semu dibalik backstage. Satu hal yang harus diketahui, they fall in love and slammed in the plains. © Wechanxz 2010 Started: 13-06-18. Hightgst rank : 'Longli...