Dearim^ (4)

10 2 0
                                    

Aku akan melindungi apa yang aku punya sekarang. Dan, aku akan membenci apa yang telah melukai yang aku punya sekarang.
-Dearron-

Pak sebelumnya gak seru dibaca ya? :'( IYA TAUUU.

MAU BACA LAGI GAK? READY GAK?

1
2
3
..

Rena tengah menatap sekeliling ke penjuru sebuah ruangan yang tidak seorang pun tahu. Di rumah lamanya ini, kembali terulang lagi memori yang menyakitkan tentang dirinya.

Tetesan air mata yang sudah tak terbendung membuat mata sipitnya sedikit memerah. Ia tak pernah menampilkan kesedihannya didepan putranya sendiri. Ia tahu, ia akan bahagia bersama Dear.

Tingtong

Suara bel rumah berbunyi. Rena bergegas keluar dari ruangan tersebut. Tak lupa ia menguncinya. Ia takut apabila Dear mengetahui ruangan ini. Memang Dear berhak tau. Namun, Rena tidak mau Dear mengetahuinya sekarang.

"Ma..." suara lantang lelaki itu membuat Rena menyunggingkan senyumnya.

"Waalaikumsalam, sayang." ucap Rena seraya memeluk tubuh gagah putranya.

"Hehe. Tadi di depan Dear udah ngucapin salam kok. Tapi gak ada yang jawab. Jadi Dear teriak Mama."

Rena menarik lengan Dear dengan lembut. Ia mendudukan putranya di kursi makan.

"Nih.. Makanan kesukaan siapa hayo?" Goda Rena seraya mencolek dagu anaknya itu.

Dear hanya tersenyum.

"Makan ya sayang. Mama mau ke kamar dulu. Belum shalat Ashar. Habis makan kamu langsung mandi terus shalat. Ingat!" perintah Rena.

"Siap Mama sayanggg." jawab Dear seraya mencium pipi kiri Mamanya.

Dear menatap punggung Mamanya yang berjalan menuju kamarnya itu. Dear tidak bisa dibohongi oleh Mamanya sendiri.

"Aku tau Mama lagi sedih. Bahkan, aku juga tahu Mama selalu sedih. Mama mungkin berfikir aku mudah terbodohi. Tapi Mama tenang aja, aku akan melindungi Mama dari bajingan itu." kedua telapak tangan Dear sudah berkepal.

"Maa.." Dear mengetuk pintu kamar Mamanya.

"Masuk sayang." Rena langsung sigap menghapus air mata yang sudah membasahi pipi mulusnya itu.

Dear melihat Mamanya yang baru saja mengusap air mata.

Dear tersenyum getir. Ia langsung menggenggam kedua tangan Mamanya itu dengan sangat erat.

"Kalau Mama gak kuat disini, kita pergi aja ke Australia lagi. Mama gak boleh nyiksa diri Mama kayak gini. Dear gak tega liatnya. Niat Mama apa balik lagi kesini? Buat mengulang rasa sakit Mama? Kita gak butuh itu,Ma. Kita harus bahagia sekarang. Dear udah janji mau bikin Mama bahagia. Tapi, kayaknya Dear gagal."

Rena tak kuasa menahan air matanya lagi. Ia langsung memeluk anaknya dengan penuh rasa sayang. Dengan penuh rasa takut kehilangan.

"Mama gak apa-apa sayang. Mama cuma sedikit flashback. Mama cuma butuh temen. Besok kan tante Retta datang kesini. Mama janji gak bakal sedih lagi. Kamu udah buat Mama bahagia. Kamu lulus kok enggak gagal sama sekali."

Strange LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang