Dearim^ (6)

6 2 2
                                    


"Kau selalu mengatakkan itu!"
"Aku muak!"
"Tak perlu menghasut anakku!"
"Anakmu? Sejak kapan kau peduli padanya?".

Dear diam-diam mendengar pembicaraan Rena dengan seseorang di dalam telpon tersebut.

Anakmu? Sejak kapan kau peduli padanya? -gumam batin Dear.

Dear mendengar dengan jelas bahwa Mamanya kini tengah marah. Nada suara yang Rena keluarkan bukanlah nada yang lemah lembut seperti biasanya.

Hendak kembali berjalan, namun Dear mendengar Rena menangis. Ia pun segera membuka pintu kamar Mamanya dan menghampirinya.

"Kau keterlaluan.." tangis Rena pecah saat ia menaruh ponselnya di atas ranjang.

"Ma.." ucap Dear hangat.

Rena terkejut dengan kehadiran Dear yang tiba-tiba.

Apa Dear mendengar semuanya? -ucap batinnya.

Rena berusaha keras menghapus air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Dear yang melihatnya hanya tersenyum. Ia melangkah perlahan mendekati Mamanya yang tengah duduk di atas ranjang. Dear menatap mata Mamanya yang lelah.

Dear segera membawa Mamanya itu kedalam pelukan hangatnya. Rena berusaha kuat untuk tidak mengeluarkan tangisnya lagi.

"Mama nangis aja dulu. Kalo udah selesai kasih tau Dear." ucap Dear santai.

Seketika tangis Rena semakin pecah. Dear hanya mampu menenangkam hati Mamanya dengan cara ini. Memeluknya. Mengusapnya. Dear enggan untuk melepaskan Mamanya dari pelukan ini. Ia tak tega lagi harus melihat air mata berlian Mamanya itu keluar terus menerus.

"Masalah ini gak bakal selesai dengan cara nangis,Ma."

"Mama harus nyimpen air mata ini untuk nanti Mama bahagia."

"Kalo Mama udah bahagia nanti, Mama gak bisa menangis gimana? Masa Dear harus nyolok mata Mama dulu biar air matanya keluar?"

"Iya tau ini receh. Tapi, Dear serius,Ma. Sampai air mata Mama kering pun, masalah ini gak bakal langsung hilang."

Rena tak tahu harus berbuat apalagi. Anak sematawayang nya ini selalu mampu membuat Rena tegar. Rena bisa bertahan sampai sekarang ini dengan satu alasan.
Dear.

Dear melepaskan pelukannya pelan-pelan. Ia kembali menatap mata Mamanya. Ia mengusap pipi Rena yang basah.

"Mama gak tau lagi kalo kamu gak ada disini, sayang." Rena menangkup wajah anaknya.

"Sayang? Nama Dear kan artinya sayang,Mama. Hehe." Ia mencoba menghibur hati Mamanya itu.

Rena hanya tersenyum manis. Ia masih memandangi wajah putranya.

"Malam ini Dear mau tidur sama Mama yak." ujar Dear dengan tenang.

Rena merasa heran dengan perkataan itu.
"Loh? Kan udah gede!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strange LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang