Seorang gadis tengah menyusuri koridor sekolah dengan sejumlah buku dalam dekapannya. Rambutnya yang dikuncir kuda bergerak ke kiri dan kanan karena langkahnya tersebut.
"Kiandra !"
Merasa namanya dipanggil, gadis itu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke sumber suara, yang ternyata berasal dari belakangnya.
Kiandra menaikkan kacamatanya yang turun dengan jarinya. Berusaha memperjelas penglihatannya akan sosok yang kini tengah berdiri agak jauh dari tempatnya. Sosok itu kemudian berjalan mendekat. Semakin dekat, semakin jelas bahwa ia adalah..
Brian Aryoseno Putra.
Kiandra yang merasa bingung karena baru kali ini Brian memanggil namanya lagi setelah penolakan Kiandra beberapa hari yang lalu, lantas mengerutkan keningnya. Ia menduga, bahwa ada sesuatu yang hendak dibicarakan cowok yang kini berbalut setelan jas OSIS itu.
"Kenapa, kak?"
Brian menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Jujur, ia masih merasa sedikit canggung terhadap gadis dihadapannya itu. "Gue... bisa minta waktu lo sebentar? Ada yang mau gue omongin."
"Yaudah, ngomong aja kak."
Brian mendengus, "gak disini juga, neng."
"Oh?.." Kiandra terkekeh, merasa bodoh akan perkataannya. "Hmm kalau gitu, mau ngomong dimana, kak?"
"Ikut gue ke ruang OSIS, yuk." Brian melangkah pergi dari koridor diikuti Kiandra dibelakangnya yang masih terlihat bingung. Sebetulnya apa yang mau diomongin, sih?
Mungkin hampir seluruh siswa SMA Nusantara merasa heran dengan sikap Brian yang cenderung dapat berbicara santai terhadap Kiandra Venice Altera, gadis dengan penampilan biasa saja serta tidak menyandang predikat famous siswi disekolahnya. Sementara untuk Brian sendiri adalah salah satu siswa yang begitu populer disana. Dengan keahliannya di bidang fotografi, maka tidak heran jika ia mampu membuat para siswi memandangnya dengan tatapan memuja, terlebih ketika ia sedang membidik objek. Ia juga merupakan anggota OSIS.
Mengapa dikatakan begitu heran? Karena sikap Brian sendiri yang cuek dan dingin pada perempuan, begitu mustahil bagi mereka untuk dekat dengannya bukan? Tetapi, itu semua tidak berlaku untuk Kiandra. Entahlah, dari awal Brian bertemu dengannya yaitu ketika MOS, ia merasa ada sebuah perbedaan ketika melihat gadis itu dari yang lain.
Sesampainya mereka di tujuan, yaitu ruang OSIS, Brian membuka pintu ruangan tersebut lalu mempersilahkan Kiandra duduk di sebuah bangku.
Brian duduk di salah satu kursi yang berada di depan Kiandra. Tanpa berbasa-basi lagi, ia mulai menjelaskan.
"Lo tau kan, kalau sekolah kita bakalan ikutan olimpiade mata pelajaran IPS?" tanya Brian dengan tatapan lurus mengarah Kiandra.
Kiandra menggeleng, "nggak tau, kak. Emang kapan di umuminnya?"
Brian menautkan kedua alisnya. "Lah, pas upacara waktu itu. Kepsek yang jelasin di depan."
"Oh, pas upacara, pantesan."
Tersadar akan sesuatu, Brian menyipitkan matanya. "Lo gak dengerin ya?"
Pertanyaan Brian dibalas dengan cengiran oleh Kiandra. "Waktu itu aku lagi ngobrol sama Nadine, kak."
Brian mendengus. "Heran gue, apa sih yang lo berdua omongin? Ampe penjelasan Kepsek gak ketangkep sama sekali di kuping lo."
"Itu loh kak, film Infinity War yang kemaren tayang di bioskop. Aku sih, belom nonton, tapi si Nadine spoiler. Yah, berhubung aku gak bermasalah sama spoiler, jadi deh dia cerita panjang lebar. Seru sih, jadi ketagihan deh aku buat dengerin." Kiandra nyengir ketika mengakhiri penjelasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALSE
Teen FictionDi tengah kerumitan hidupnya, Kiandra Venice bermimpi bertemu dengan sosok lelaki yang selalu memberinya semangat serta motivasi yang entah bagaimana selalu berhasil mempengaruhinya. Bahkan ia berharap bahwa sosok itu nyata dalam realitanya Akankah...