"Sial, aku terlalu lengah sehingga aku tertipu"
"Lalu bagaimana dengan perusahaannya yeobo? Apa baik-baik saja?"
"Perusahaanku habis semua! Yang tersisa hanya rumah ini"
"Bagaimana kalau kita gadaikan saja. Lalu uangnya untuk modal usahamu"
***
"Bangkrut! Aku bangkrut! Kita pindah dari rumah ini"
"Bagaimana dengan masa depan Jungkook?"
"Aku sudah tidak punya uang lagi Yeobo"
Nyonya Jeon menghela nafas ketika suaminya kembali mengalami kebangkrutan. Ia memasuki kamar putrinya. Namanya Jungkook. Ia baru saja memasuki tahun pertama sekolah atas. Ia melihat putrinya sedang duduk melamun.
"Jungkook, ayo kita pindah"
***
"Tuan, kumohon bantu aku. Aku butuh uang untuk menafkahi keluargaku"
Disebuah ruangan redup, tuan Jeon berlutut dibawah sepasang kaki yang duduk disilangkan dengan sepatu mahal yang mengkilap.
"Apa jaminan yang akan kau berikan?"
"Aku aka menggantinya lebih dari apa yang akan kupinjam"
"Baiklah ku beri kau waktu selama tiga bulan"
***
"Astaga! Yeobo. Kau mabuk-mabukan lagi?"
"Aku kaya~ aku banyak uang~"
Tuan Jeon melemparkan uang kearah nyonya Jeon.
"Kita akan kaya yeobo"
"Dimana kau mendapatkan uang sebanyak ini?"
"Tuan kim memberikannya padaku hik hehe~"
Nyonya Jeon menatap tidak percaya.
"Kenapa kau meminjam kepadanya!"
-Tiga bulan kemudian-
Disebuah sekolah elit. Jungkook menuntun sepedanya. Semenjak ayahnya bangkrut ia selalu memakai sepeda. Untuk menghemat.
"Jungkook jangan lupa besok"
"Tenang saja gyu"
Jungkook mulai menaiki sepedanya dan menggoesnya pelan. Menuju rumah berukuran sedang yang ia tinggali bersama keluarganya.
"Aku pulang"
"Sudah pulang? Bagaimana sekolahmu?"
"Seperti biasa bu"
"Mau makan siang?"
"Tidak bu, aku capek. Ingin istirahat"
"Ganti bajumu lalu tidur oke?"
"Umm"
Jungkook memasuki kamar kecilnya. Dengan kasur single bed berspray biru muda. Ia mengganti pakaiannya. Menampilkan tubuh putih mulus sedikit pucat berhiaskan bra hitam yang menutupi dadanya dan celana dalam berwarna hitam juga. Setelahnya ia memakai kaos oblong kebesaran dan celana pendek. Lalu ia berbaring memeluk guling kesayangannya.
"Jungkook? Boleh ibu masuk?"
Kriett
"Sudah tidur rupanya"
Nyonya Jeon menaikkan selimut hingga sebatas dada.
***
"Apa keparat itu sudah membayar hutangnya?"
"Maaf, tuan. Pak Jeon belum ada kabar"
"Terpaksa kita harus kerumahnya. Cari alamatnya kita akan membuat kejutan untuknya"
"Baik tuan"
***
Deretan mobil mahal berwarna hitam melaju dengan kencang di sebuah gang sepi. Lalu mobil itu berhenti disebuah rumah yang terawat.
"Jadi ini rumah keparat itu, dobrak"
Pintu itu hancur ketika bodyguard Mr. Kim mendobrak. Menampilkan tuan Jeon yang mengumpat lalu terdiam ketika melihat siapa yang datang.
"Kau sudah melewati batas waktu"
"Maaf tuan, beri aku waktu lagi"
"Kau tau kan aku tidak suka menunggu? Pengawal, ambilkan aku vante"
"Baik tuan Kim"
Salah satu bodyguard kembali membawa kotak mahal. Mr. Kim membukanya dan mengeluarkan pistol dari dalam kotak itu.
"Waktunya vante yang berbicara"
"Maaf tuan beri aku wak-"
Dorr
Taehyung menatap tubuh tuan Jeon yang sudah tak bernyawa dengan lubang dikepalanya.
***
Mendengar keributan Nyonya Jeon keluar dari kamar Jungkook .
"Ada apa ini? Astaga yeobo!"
Mr. Kim menatapnya datar. Nyonya jeon menatap tajam mr. Kim.
"Apa yang kau lakukan kepada suamiku?!"
"Itulah akibat jika kau memiliki urusan denganku"
"Dasar keparat! Baji-"
Dorr
"Auuu, pengawal urus mereka. Jangan sampai ada jejak"
"Baik tuan"
Pengawal-pengawal yang berbaris rapi langsung bergerak sesuai intruksi Tuan Kim. Keadaan rumah menjadi sepi. Membuatnya ingin berkeliling. Mata tajamnya melihat foto-foto yang terpasang disana. Matanya terhenti ketika melihat foto seorang gadis dengan senyum tipis dibibirnya.
"Cantik"
Tuan Kim berjalan menuju kamar yang tertutup. Ia membukanya dan melihat gundukan selimut. Seringai tercipta dibibir tebalnya. Ia mengunci pintu dan berjalan mendekati kasur. Menyingkirkan guling dan berbaring miring menatap tajam seseorang yang tidur dengan damai. Tangannya bergerak menyusuri wajah itu hingga berhenti tepat diatas bibirnya.
"Tak kusangka keparat itu memiliki barang Bagus. Sekarang kau milikku baby"