-Yang terlihat indah, gak selalu indah pada kenyataannya-
<><><>
Jam weker Alea menunjukkan pukul 7.30 yang artinya Alea tidur sangat lama kali ini.. ia tak biasa dengan jam tidur yang lebih dari 6 jam, jika lebih biasanya itu pertanda kalau kondisi tubuhnya sedang kurang baik..
Ia segera bangkit dari kasur queen sizenya dan berniat untuk membasuh wajahnya namun rasa pening di kepalanya memaksa ia untuk ambruk lagi keatas kasurnya.
'ya Allah kenapa kepala gue pusing gini ya'
Ia menguatkan tubuhnya dan berjalan keluar kamar untuk mencari obat di kamar mamanya.
Sudah lama ia tidak meminum obat itu..
"Loh sayang? Kamu kenapa? Vertigo kamu kambuh lagi ya? Mama panggil dokter sekarang ya!" Ucap Alyana panik. Raut wajahnya terlihat cemas dengan keadaan Alea.
"Gausah ma, Alea baik-baik a.."
Brukk... Alea jatuh pingsan.
<><><>
Rumah sakit nampak sibuk ketika Alyana sampai di depan pintu lobby. Ia keluar dari mobil sambil memanggil siapapun yang bisa dimintai pertolongan. 3 orang perawat yang berjaga di depan langsung menanggapi, sementara satu orang menenangkan Alyana sambil memapah Alea, 2 orang lainnya mengambil brankar. Alea langsung dibawa ke ruangan pemeriksaan.
Alyana yang diluputi rasa bingung, tidak tau harus berbuat apa.. ia teringat sesuatu, kemudian ia mengeluarkan handphonenya dan menelpon seseorang.
'Assalamualaikum nak.. bisa kamu ke rumah sakit Permata Hati sekarang? Alea pingsan dirumah dan ibu membawanya kesini.'
'....'
'Iya, dia sekarang ada di ruang pemeriksaan'
'....'
'Cepat kesini ya nak,'
'....'
'Iya baik, waalaikumussalam..'
Tuuttt...
Sambungan telepon diputus oleh Alyana. Ia masih belum tenang sampai Alea selesai diperiksa. Namun setidaknya ia cukup lega karena Alea telah ditangani oleh dokter yang profesional..
Dari arah lobby terlihat seorang wanita muda yang setengah berlari menuju ke arah Alyana. Nafasnya terengah-engah dengan peluh disekitar dahinya.
"Alea tidak apa-apa kan bu?"
"Belum tahu nak, dokter belum selesai memeriksanya.."
Ceklek..
"Ibu Alyana?"
"Ah iya dok, bagaimana keadaan Alea?"
"Alea tidak apa-apa bu.." ujar dokter sambil tersenyum.
"Alhamdulillah.. lalu apa yg terjadi dok?" Alyana merasa lega namun masih diselimuti rasa khawatir.
"Seperti biasa, vertigo yang dia miliki kambuh. Tapi saya ragu, sepertinya Alea habis terbentur, lebam di dekat pelipisnya menyebabkan pembuluh darahnya pecah dan memperparah rasa sakit dan pusing di kepalanya.. namun sejauh itu Alea baik-baik saja. Ia hanya harus banyak istirahat dan minum air putih. Ia juga tidak perlu dirawat, saya akan membuatkan resep untuknya.." Jelas dokter.
"Syukurlah, kalau begitu terimakasih dok.." Almeera, kakak Alea yang kemudian menanggapi.
"Baik bu, silahkan kalau mau melihatnya.. saya permisi dulu.." kata dokter undur diri..
"Terimakasih dok," keduanya serempak, kemudian memasuki ruangan pemeriksaan.
Alea sudah sadarkan diri namun masih merasakan pusing yang hebat dikepalanya.
"Mama, kenapa aku dibawa kesini? Kan aku bilang aku baik-baik saja.." ujar Alea lemas.
"Kamu pasti kelelahan jadi vertigomu kambuh.. terus sekarang kakak tanya, pelipis kamu kenapa lebam seperti itu.. mama pasti khawatir jika terjadi apa-apa sementara kamu tidak bilang.." Raut khawatir tercetak jelas di wajah Almeera.
"Ini semalam kejedot meja belajar pas Alea ngambil pulpen dibawah meja.." kata Alea sambil memegang pelipisnya.
"Kan kamu tidak hati-hati sih.. jadinya.."
"Sudah sudah, yang terpenting sekarang kamu baik-baik saja.. lain kali kamu harus hati-hati ya sayang.." terang Alyana sambil mengelus kepala Alea.
Dokter memberikan obat dan memperbolehkan Alea pulang. Sedikit nasehat terlontar dari dokter yang biasa menangani Alea tersebut.
"Baik dokter, Alea pasti hati-hati.. sekarang ayo kita pulang ma.." kata Alea sambil turun dari ranjang pasiennya. Dan berjalan dipapah menuju kursi roda.
Alyana pun pamit kemudian pergi ditemani seorang perawat yang mendorongkan kursi roda itu ke mobil. Perawat itu tersenyum sambil membantu Alea berjalan memasuki mobil. Mobil Alyana pun melaju meninggalkan halaman rumah sakit.
<><><>
Alea melihat sebuah motor sport hitam terparkir di halaman rumahnya.
Itu pasti Obby batinnya..
Benar saja, Obby langsung menoleh dan bangkit dari duduknya ketika suara pintu terbuka. Kecemasan terlihat di wajah Obby yang sedikit pucat.
"Ale? Kamu kenapa? Pasti kambuh lagi.." Obby langsung menghampiri Alea lalu menaruh kedua tangannya di bahu Alea.
"Cailah kamu, lebayy ahh.. atu ndak papa Obby ku tayaangg.." Alea masih bisa bercanda disela sakitnya.
"Huh, orang diperhatiin juga.. makanyaa lu tu jangan mikirin gue mulu.. kumat dah kan tuu, haha" Obby pun menyelingi dengan candaannya.
"Yee geer, mana ada gue mikirin lu hh," tawa Alea lemas.
"Nih Alea nih by, cubit aja kalo nakal.. gak nurut sama kakaknya, udah dibilang gak boleh capek masih aja dipaksa.." Almeera yang sedari tadi diam menanggapi sambil mencubit kecil hidung Alea.
"Haha, siap kak Meer, pasti Obby jagain.. yaudah yuk gua anter ke kamar lu.. lu harus banyak istirahat" Kata Obby mengambil alih Alea ke rangkulannya.
Keluarga mereka memang sudah sangat dekat, bahkan lebih dekat dari saudara sendiri. Terlebih lagi sejak Ayah Alea meninggal dunia. Keluarga Obby merasa sangat simpati kepada mereka.
Apalagi setelah ayah Obby meninggal dunia, keluarga mereka menjadi semakin dekat dan saling membantu disetiap keadaan.
Sampai di kamar Alea, Obby menidurkan Alea di kasurnya.
"Lo harus banyak istirahat le, kecapean lagi gabisa sekolah lu." Kata Obby sambil mengusap kepala Alea.
"Siap pak bos!" Alea tersenyum sambil meletakkan tangannya ke posisi hormat.
"Eh gua kesini bawain sesuatu buat lo, bentar ya ketinggalan dibawah.."
Obby berlari keluar kamar dan turun mengambil barang tersebut.
Apa ya barangnya? penasaran gue.. eh kok jadi kepo ya haha.. batin Alea sambil tertawa sendiri.
ceklek...
"Nahh, ini diaaa..."
.
.<><><>
Hehe, maaf kalo ngegantung ya, sengaja biar penasaran:v
Oke jangan lupa Vote dan Comment..Follow ig : ririz_kf
Author❤
KAMU SEDANG MEMBACA
FOSTER *[HIATUS]*
Dla nastolatków"gausah gangguin gue!" "yaelah lu mah gitu banget ama gue le" . . Manusia yang slengean dan super duper ngeselin, disatuin sama manusia tomboy dan seriously banget? bisakah? Alea bukan type manusia yang jail dan suka bercanda layaknya Naufal.. Tak...